Konten dari Pengguna

Bubur Diaduk vs Tidak Diaduk, Kamu Lebih Suka yang Mana?

Aurora Andini
Mahasiswa BINUS University jurusan Marketing Komunikasi.
14 Januari 2023 10:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aurora Andini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bubur ayam Foto: dok.shutterstock/aris setya
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bubur ayam Foto: dok.shutterstock/aris setya
ADVERTISEMENT
“Aneh, bubur kok gak diaduk. Rasanya tidak merata”
“Bubur kok diaduk, kelihatannya tidak enak”
ADVERTISEMENT
Beberapa dari kita pasti pernah mendengar pernyataan tersebut dari orang-orang terdekat ataupun sekadar melihatnya di media sosial. Perdebatan tentang cara menyantap bubur menjadi topik yang tidak ada habisnya. Sebagian orang memilih bubur diaduk agar bumbu tercampur lebih merata. Sebaliknya, orang yang memilih bubur tidak diaduk lebih mengutamakan penampilan buburnya.
Pada awalnya, perdebatan tentang cara memakan bubur ini jarang sekali muncul di media sosial. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, muncul perdebatan mengenai cara memakan salah satu jenis makanan khas Indonesia ini.
Setelah ditelusuri dari beberapa sumber, ternyata mayoritas masyarakat menyukai cara makan bubur yang diaduk dengan alasan lebih enak dibandingkan tidak diaduk.
Di sisi lain, sebagian orang menyukai bubur yang tidak diaduk dengan alasan estetika. Terlepas dari perdebatan di atas, ternyata ada penjelasan yang mencakup beberapa informasi soal bubur, yuk kita simak bersama-sama!
ADVERTISEMENT

1. Bubur ternyata memiliki sejarah di Asia

https://unsplash.com/photos/wql0slFyg9w?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditShareLink
Sebelumnya, kita harus mengenal terlebih dahulu sejarah bubur. Berdasarkan catatan sejarah, bubur pertama kali dikonsumsi oleh masyarakat Tiongkok sejak sebelum masehi. Bubur di Tiongkok disebut juga dengan Congee. Konon katanya, bubur sudah ada sejak zaman Kaisar Kuning, yaitu saat berkuasanya Kaisar Xuanyuan Huangdi.
Pada awalnya, bubur dikonsumsi hanya untuk orang yang sakit, karena mudah dicerna. Maka dari itu, cara makan bubur di Tiongkok lebih mengarah diminum daripada dimakan. Selain itu, bubur juga dikonsumsi oleh anak kecil karena teksturnya yang cair, jadi lebih mudah untuk dikonsumsi.
Tetapi seiring berjalannya waktu, masyarakat di Asia menginovasi makanan tersebut dengan berbagai macam topping yang beragam. Lambat laun, bubur menjadi salah satu makanan terfavorit di Asia, bahkan Indonesia.
ADVERTISEMENT

2. Apakah bubur diaduk lebih baik?

Bubur Ayam Bawain Spesial Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Pada dasarnya, fungsi bubur diaduk lebih baik daripada bubur yang tidak diaduk. Karena semua kondimen pada bubur bercampur, sehingga membuat bubur mudah dicerna ke dalam lambung. Kemudian, dari segi rasa pun bubur yang diaduk lebih merata.
Oleh karena itu, bubur diaduk juga bagus dikonsumsi oleh orang yang sedang sakit dan anak kecil, karena semua topping sudah tercampur dan mudah dicerna.

3. Apakah bubur tidak diaduk lebih nikmat?

Ilustrasi bubur ayam Foto: dok.shutterstock/aris setya
Berdasarkan fungsi, bubur diaduk memang lebih baik. Tetapi, bubur tidak diaduk juga memiliki kelebihan dari segi estetika. Kalau ditelusuri lebih lanjut, bubur diaduk memang tidak terlihat indah daripada bubur tidak diaduk. Hal ini dikarenakan bubur tidak diaduk menonjolkan setiap topping di atasnya, mulai dari cakwe, kacang, daging ayam, kerupuk dan sentuhan terakhir yaitu bawang goreng. Kamu bisa melihat setiap taburannya dengan jelas dan terlihat lebih menggiurkan.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, bubur tidak diaduk menimbulkan rasa yang lebih variatif. Karena di setiap suapnya muncul rasa dan topping yang berbeda. Hal ini juga menjadi alasan mengapa penjual bubur menaruh setiap kondimennya secara tertata dan tidak langsung diaduk. Maka dari itu, banyak masyarakat di Indonesia tidak suka bubur diaduk karena lebih menggiurkan, terlihat indah, dan memiliki rasa yang variatif.
Bubur diaduk ataupun tidak diaduk, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jika kamu makan bubur dengan cara diaduk, maka rasanya akan merata dan mudah dicerna. Apabila dengan cara tidak diaduk, maka akan lebih terlihat indah saat dipandang.
Tentang masalah yang mana yang lebih nikmat, setiap orang tentu memiliki preferensi masing-masing mengenai tata cara makan bubur dan alasannya. Maka dari itu, mulai sekarang tidak perlu berdebat lagi mengenai perbedaan cara makannya. Nah, sekarang kamu lebih suka yang mana?
ADVERTISEMENT