Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Populasi Kupu-kupu di Amerika Serikat Menurun, Ancaman bagi Ekosistem
12 Maret 2025 8:53 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari DANIEL GAGARIN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dunia serangga tengah menghadapi ancaman serius. Berdasarkan studi terbaru yang diterbitkan di jurnal Science, populasi kupu-kupu di Amerika Serikat mengalami penurunan drastis dalam dua dekade terakhir. Penelitian ini mengungkap bahwa sekitar 22% populasi kupu-kupu telah menghilang sejak tahun 2000, dengan rata-rata penurunan sebesar 1,3% setiap tahunnya. Situasi ini mengkhawatirkan karena berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem.
ADVERTISEMENT
Tim peneliti menganalisis data dari 12,6 juta kupu-kupu yang tercatat dalam hampir 77.000 survei di berbagai wilayah AS selama 20 tahun. Hasilnya menunjukkan gambaran yang mengkhawatirkan mengenai masa depan serangga bersayap ini.
"Ini seperti alarm yang telah lama kami peringatkan," ujar Elise Zipkin, ahli ekologi dari Michigan State University yang turut menulis studi tersebut. Ia menekankan bahwa hilangnya kupu-kupu dalam jumlah besar merupakan sinyal bahaya yang tidak boleh diabaikan.
David Wagner, entomolog dari University of Connecticut yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menyebut studi tersebut sebagai "terobosan penting yang sangat dinantikan." Ia memuji ketelitian dan cakupan luas dari penelitian ini, yang memberikan gambaran komprehensif tentang tren penurunan populasi kupu-kupu.
Mengapa Kita Harus Peduli?
Kupu-kupu bukan sekadar hiasan taman yang indah. Mereka berperan penting sebagai penyerbuk tanaman, membantu siklus dekomposisi materi organik, serta menjadi bagian dari rantai makanan bagi burung dan hewan lainnya. Wagner menegaskan bahwa "tanpa serangga, ekosistem bisa runtuh."
ADVERTISEMENT
Penurunan populasi kupu-kupu juga memengaruhi keseimbangan alam secara lebih luas. Misalnya, tanpa serangga penyerbuk, pertumbuhan tanaman bisa terganggu, yang pada akhirnya berdampak pada produksi pangan. Catrin Einhorn dan Harry Stevens dari The New York Times melaporkan bahwa tidak hanya spesies langka yang mengalami penurunan, tetapi juga jenis yang sebelumnya umum ditemui. "Dulu, kupu-kupu kubis putih bisa ditemukan di mana-mana. Sekarang, jumlahnya berkurang secara mengejutkan," ujar Nick Haddad, ahli ekologi serangga dari Michigan State University.
Apa Penyebabnya?
Para ahli mengidentifikasi beberapa faktor utama yang menyebabkan menurunnya populasi kupu-kupu:
ADVERTISEMENT
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Menurut Collin Edwards, peneliti utama studi ini dari Departemen Perikanan dan Margasatwa Washington, ada dua tingkat tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah ini.
1. Di Tingkat Kebijakan Pemerintah perlu mengambil langkah konkret untuk mengurangi emisi karbon dan mengatur penggunaan pestisida yang berbahaya bagi serangga penyerbuk. Beberapa negara bagian di AS telah mulai membatasi penggunaan neonicotinoid, namun upaya ini masih perlu diperluas.
2. Di Tingkat Masyarakat Setiap individu juga bisa berkontribusi dalam menjaga populasi kupu-kupu dengan cara sederhana:
ADVERTISEMENT
Di beberapa daerah, program restorasi habitat telah menunjukkan hasil positif. Misalnya, proyek konservasi di Illinois berhasil meningkatkan jumlah kupu-kupu monarch dengan menanam kembali milkweed, tumbuhan yang menjadi makanan utama larva kupu-kupu tersebut. Langkah serupa bisa diterapkan di berbagai tempat untuk membantu spesies lain yang juga terancam.
Kesimpulan
Penurunan populasi kupu-kupu di Amerika Serikat merupakan peringatan serius bagi ekosistem global. Dampaknya tidak hanya terbatas pada hilangnya keindahan alam, tetapi juga mengancam keseimbangan lingkungan dan ketahanan pangan manusia. Meski begitu, harapan masih ada. Dengan langkah-langkah nyata, baik melalui kebijakan maupun tindakan individu, kita masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki keadaan. Jika setiap rumah memiliki taman ramah serangga, mungkin kita bisa memastikan bahwa kupu-kupu tetap menghiasi taman dan hutan kita di masa depan.
ADVERTISEMENT
Sumber: Artikel ini dikutip dari The New York Times, "See How Butterflies Are Surviving, or Not, Near You" oleh Catrin Einhorn dan Harry Stevens, diterbitkan pada 6 Maret 2025.