news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Bagaimana Wisata Petik Jambu Mengoptimalkan Hasil Panen Melalui Produk Bersih

Saintek Update UMSIDA
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Konten dari Pengguna
22 Maret 2023 5:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Saintek Update UMSIDA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kelompok dosen Umsida yang tergabung dalam program pengabdian kepada masyarakat melakukan pendampingan kepada pemerintah dan masyarakat Desa Kebaron, Kecamatan Tulangan. Salah satu rangkaian kegiatan yang mereka lakukan adalah pendampingan pembuatan produk olahan jambu merah yang dilaksanakan di Pendopo Balai Desa Kebaron, Selasa (14/3).
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini bermula dari hasil observasi awal yang menunjukkan bahwa Wisata Petik Jambu (WPJ) belum bisa melakukan optimalisasi hasil pertanian mereka, sehingga masih banyak yang terbuang. “Kami melihat bahwa WPJ ini juga merupakan sebuah sistem. Ketika jambu ini dianalogikan sebagai produk, maka kami berpikir harus ada pemanfaatan dari hasil panennya, supaya tida terbuang,” kata anggota tim pengabdi, Indah Apriliana S.
Gambar 1. Ibu-ibu PKK praktekkan pembuatan produk ice cream jambu merah
Kepada tim pengabdi, ibu-ibu PKK Desa Kebaron juga menyampaikan bahwasannya selama ini telah memproduksi olahan buah jambu menjadi dodol jambu merah. Akan tetapi, rasa asli dari jambu merah hilang selama proses produksi. Ibarat gayung bersambut, Ida Saidi selaku tim abdimas yang juga salah satu pakar teknologi pangan di Umsida, merasa lega karena produk buatannya diminati warga. “alhamdulillah, produk buatan kami bisa menjawab harapan ibu-ibu” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
“Selain itu, kami juga berhadap bahwa kegiatan yang kami lakukan ini nantinya akan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kebaron,” tambah Indah.
Salah seorang peserta yang juga kepala dusun di Kebaron, Suwandi, menyambut baik kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Dia membeberkan bahwa selama ini memang kebun di WJP masih terkendala beberapa hal, seperti hasil panen yang belum maksimal, dan pengelolaan buah jambu yang telah masak. “Salah satu yang belum bisa diatasi adalah gangguan lalat buah yang bisa merusak hasil panen. Sedikit saja titik hitam di buah jambu, sudah bisa dipastikan tidak dapat dijual ke mini market. Padahal, dalam buahnya masih layak konsumsi. Jumlahnya hamper 50% dari total panen, sehingga perlu adanya pengelolaan yang baik” jelasnya. Selain itu, dia juga berhadap ada acara yang lebih jitu agar WPJ bisa mendatangkan pemasukan lebih banyak ke kas desa.
ADVERTISEMENT
Menanggapi ini, Indah mengatakan bahwa Umsida akan berusaha memberikan solusi bertahap untuk maslah-masalah tersebut. “Kami memiliki banyak ahli di berbagai bidang. Pada kegiatan selanjutnya, kami akan menggandeng ahli-ahli pertanian lainnya,” tandasnya. (*Niko)