Konten dari Pengguna

Indonesia Negara Demokrasi yang Mahal

Wenisa Zahra
Mahasiswa Hukum Tata Negara UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
19 Juni 2024 12:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wenisa Zahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
"Dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat", begitulah narasi yang digunakan untuk menggambarkan bentuk demokrasi yang ada di Indonesia. Sebuah pernyataan yang dimana didominasi dengan kata "Rakyat" yang merupakan cermin bahwa rakyat yang merupakan tokoh utama dalam negara ini.
ADVERTISEMENT
Namun, pernyataan tersebut merupakan hal yang mahal. Mengapa bisa dikatakan mahal? hal tersebut sepertinya sangat mudah untuk dijawab jika kita melihat fakta yang ada. Rakyat yang dimaksud saat ini bukanlah mereka yang mengalami kesulitan dalam melangsukan hidupnya di negara, melainkan orang-orang yang memiliki sebutan "Wakil Rakyat".
Foto edit by Canva
Menjadi wakil rakyat bukanlah suatu hal yang mudah dan murah. Sebutan pesta rakyat saja sudah sudah mengandung suatu hal yang mahal, jadi kemungkinan untuk bisa terlibat dalam kegiatan tersebut membutuhkan biaya yang terbilang mahal. Fakta dilapangan banyak banner dan stiker ataupun iklan di media sosial untuk mendukung dan memilih saat pemilihan merupakan bentuk dari mahalnya menjadi wakil rakyat, sebab hal itu tidak gratis didapatkan. Terdapat biaya untuk mengenalkan diri dengan maksud bisa terpilih dan menduduki bangku yang sering di sebut "Wakil Rakyat".
ADVERTISEMENT
Mereka yang punya kemampuan dalam bentuk kekuasaan atau keuangan lah yang bisa menjadi wakil rakyat. Jika di telusuri kapitalisme lebih cocok di sandingkan dengan fakta yang ada. Dapat dipahami bahwa untuk meraih demokrasi tersebut dibutuhkan unsur-unsur kapitalis dalam mewujudkannya.
Hal tersebut bisa dibuktikan dengan banyak kasus, jika saja rakyat yang dimaksud dalam pernyataan "Dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat" seharusnya aksi protes terhadap omnibus law berpeluang batal disahkan sebab saat itu banyak rakyat yang tidak setuju sehingga maraknya aksi demo. Sekali lagi hal itu merupakan bahwa pernyatan tersebut merupakan milik rakyat yang memiliki kekuasaan.
Demokrasi yang semakin melemah memberikan banyak celah untuk melihat kekurangan-kekurangannya yang sering kali menimbulkan adanya pemikiran baru yang melatarbelakangi gerakan-gerakan yang bisa meruntuhkan demokrasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Peran dari rakyat biasa sangatlah penting dalam mengubah demokrasi yang mahal dengan cara tetap memilih para calon pemimpin dengan cakap sehingga pilihan yang dipilih harus memiliki alasan bukan hanya sekedar memilih karena kampanye yang dilakukan luas tapi karena memiliki sifat intelektual, spiritual, dan emosional yang baik serta dapat dipercaya. Hal itu dapat kita liat jika kita menyikapinya dengan bijak. Karena salah satu alasan adanya negara karena adanya rakyat.