Gairah Food Estate Tekan Petani dan Masyarakat Setempat

Ferryera Fauzan
kegiatan sehari-hari menuntut ilmu di perguruan tinggi Universitas Katolik Parahyangan
Konten dari Pengguna
8 September 2021 18:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ferryera Fauzan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.pexels.com/search/farm/
zoom-in-whitePerbesar
https://www.pexels.com/search/farm/
ADVERTISEMENT
Food estate merupakan salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk menjaga kestabilitasan ketahanan pangan di Indonesia . Program tersebut dilakukan untuk mengantisipasi krisis pangan yang akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Program ini menggunakan luas lahan sebesar 164,6 ribu hektar di Kalimantan Tengah . Cita-cita membuat masyarakat sejahtera akan tetapi food estate membuat rugi petani daerah setempat. Program food estate tidak sesuai atau jauh dari yang diharapkan. Hilangnya beberapa investor dan perusahaan yang bertindak sebagai pembeli produk juga merupakan salah satu dari permasalahan yang dialami program ini . Berhubungan dengan itu tidak terpenuhinya harapan dari program food estate ini juga tentunya akan berdampak bagi petani.
ADVERTISEMENT
Petani yang lahannya masuk pada program food estate cenderung mengalami penurunan hingga gagal panen. Penurunan dan gagal panen yang dialami oleh petani diakibatkan oleh anjuran yang diberikan oleh pemerintah. Pemerintah menganjurkan untuk waktu tanam dipercepat menjadi 1 tahun 3 kali yang seharusnya hanya 2. Anjuran pemerintah tersebut mengakibatkan hampir 90 persen petani tidak mendapatkan hasil panen yang seharusnya . Padi yang ditanam pada musim penghujan seringkali mengalami gagal panen yang dikarenakan masih terendamnya lahan tani.
Petani sagu yang tidak terbiasa makan beras terpaksa mengganti komoditas nya karena program food estate. Mayoritas masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras yang mengakibatkan food estate memfokuskan sebagian besar pada pertanian padi. Akibatnya membuat sebagian petani setempat yang lahannya masuk pada program food estate mengubah komoditasnya menjadi padi. Di pihak lain yang tidak terbiasa untuk mengkonsumsi beras akan merasa termarjinalkan dan tidak mendapatkan keadilan. Artinya mementingkan kepentingan mayoritas bukan suatu yang bisa disebut adil. Bukan hanya aspek keadilan saja yang terancam melainkan aspek alam yang dampaknya pasti akan merugikan masyarakat setempat juga.
ADVERTISEMENT
Program food estate akan menggantikan hutan alami dan juga lahan gambut sebagai medianya. Oleh karena itu pastinya akan berdampak pada semakin buruknya iklim karena alih fungsi lahan hutan dan menambah efek gas rumah kaca yang tercipta dari penggunaan pupuk. Dengan demikian penduduk lokal banyak yang tidak menyetujui program ini dan meminta untuk tidak menggunakan lahan hutan dan gambus. Sehubungan dengan itu efek dari semakin memburuknya iklim akan berdampak juga bagi petani yang ada dalam mendapatkan hasil panennya. Selain akan mempengaruhi iklim tapi pembukaan lahan ini pun akan mengancam keanekaragaman hayati. Kerusakan dan kepunahan keanekaragaman hayati justru tidak memiliki harga dan pastinya sangat berharga.
Food estate merupakan sebuah program yang sangat baik karena bertujuan untuk mengantisipasi krisis pangan guna mensejahterakan masyarakat akan tetapi alangkah lebih baik jika pemerintah dan tim nya melakukan investigasi lebih lanjut terhadap segala aspek yang dibutuhkan. Di samping itu pemerintah juga harus bisa memperhitungkan trade off antara memilih wilayah tersebut dengan yang lainnya agar dana yang dikeluarkan tidak terlalu besar.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka:
Fawdi, M. I. (2021, Juni 13). Food Estate di Bulungan, Jauh antara Harapan dengan Kenyataan. Retrieved from kaltim.tribunnews: https://kaltim.tribunnews.com/2021/06/13/food-estate-di-bulungan-jauh-antara-harapan-dengan-kenyataan
Harian Kontan. (2020, Desember 8). Reorientasi Tata Kelola Pangan. Retrieved from analisis.kontan: https://analisis.kontan.co.id/news/reorientasi-tata-kelola-pangan
Lidwina, A. (2020, Oktober 27). Mampukah Food Estate Mengatasi Krisis Pangan di Indonesia? Retrieved from katadata: https://katadata.co.id/muhammadridhoi/analisisdata/5f9265d31c3c1/mampukah-food-estate-mengatasi-krisis-pangan-di-indonesia
Natalia, M. (2021, Maret 3). Pakar-Pakar IPB Blejeti Dampak Buruk Program Food Estate. Retrieved from ekbis.sindonews: https://ekbis.sindonews.com/read/353272/34/pakar-pakar-ipb-blejeti-dampak-buruk-program-food-estate-1614773035
Niaga Asia. (2021, Maret 7). Anggota DPR RI Sorot Gagal Panen Bawang di Kawasan Food Estate. Retrieved from niaga.asia: https://www.niaga.asia/anggota-dpr-ri-sorot-gagal-panen-bawang-di-kawasan-food-estate/
Seketariat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah. (2020, July 10). PRESIDEN JOKO WIDODO UNGKAP TUJUAN PENGEMBANGAN FOOD ESTATE DI KALTENG. Retrieved from setda.kalteng: https://setda.kalteng.go.id/publikasi/detail/presiden-joko-widodo-ungkap-tujuan-pengembangan-food-estate-di-kalteng
ADVERTISEMENT
Thomas, V. F. (2021, Februari 7). Ketika Ambisi Food Estate Pemerintah Rugikan Petani di Kalteng. Retrieved from tirto: https://tirto.id/ketika-ambisi-food-estate-pemerintah-rugikan-petani-di-kalteng-f9YF