Konten dari Pengguna

Tipologi Belajar dan Perbedaan Individual dalam Anak Didik

Indi Sofwatun Nisa
Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
27 Oktober 2024 1:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indi Sofwatun Nisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber Foto Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto Pexels.com
Tipologi Belajar
Pembelajaran adalah proses yang kompleks dan unik karena setiap anak didik memiliki gaya atau tipologi belajar yang berbeda. Tipologi belajar merujuk pada gaya atau cara anak-anak belajar menyerap, memahami, dan mengaplikasikan apa yang mereka pelajari. Memahami tipologi belajar sangat penting untuk guru karena dapat membantu mereka membuat metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak didik. Menurut Slameto (2010), Model visual, auditorial, dan kinestetik (VAK) adalah tipologi belajar yang paling umum digunakan di sekolah. Siswa yang menggunakan tipologi visual memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk belajar melalui penglihatan. Siswa dengan gaya belajar auditorial lebih baik belajar melalui mendengarkan dan lebih mudah memahami materi yang disampaikan secara lisan, seperti melalui ceramah, diskusi, atau rekaman suara. Siswa dengan tipologi kinestetik lebih suka belajar melalui praktik langsung atau aktivitas fisik yang melibatkan gerakan tubuh.
ADVERTISEMENT
Dampak dari tipologi belajar anak ini sangat besar, dengan mengetahui bahwa setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda, pendidik dapat lebih fleksibel dalam menerapkan pendekatan pengajaran yang variatif. Guru harus memperhatikan hal-hal lain selain tipologi belajar, seperti motivasi siswa, lingkungan belajar, dan keterlibatan siswa dalam proses belajar. Pendekatan yang komprehensif dapat membuat pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan bagi siswa. Dalam praktiknya, penerapan tipologi belajar ini harus dipadukan dengan pemahaman yang baik tentang perbedaan individual siswa.
Perbedaan Individual
Setiap orang adalah unik. Orang tidak pernah sama: yang satu pasti berbeda dari yang lain. Dengan kata lain, ada perbedaan individual antara individu. Ada perbedaan individual di antara anggota keluarga dalam satu keluarga saja. Tampilan dan penampakan, minat, kemampuan, watak, dan temperamen adalah beberapa contoh perbedaan. Kita juga tahu bahwa anak-anak tertentu cepat belajar, yang lain lambat, dan beberapa bahkan tidak tertarik untuk belajar. Selama berabad-abad, orang telah berdebat tentang sumbernya. Beberapa orang percaya bahwa perbedaan tersebut berasal dari faktor keturunan, sementara orang lain percaya bahwa faktor lingkungan menyebabkannya. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya perbedaan individual.
ADVERTISEMENT
1. Faktor keturunan
Para ilmuwan dan psikolog menggunakan istilah heritabilitas untuk menggambarkan seberapa banyak suatu karakteristik tertentu ditentukan oleh faktor keturunan. Heritabilitas adalah konsep relatif, artinya rasio yang ditentukan hanya berlaku untuk populasi dan kondisi yang sedang diteliti.
2. Faktor lingkungan
Lingkungan memiliki banyak faktor yang memengaruhi kepribadian dan kemampuan seseorang. Penghasilan keluarga, status, kelompok budaya, pendidikan, dan kesehatan ibu selama kehamilan dalam beberapa faktor.
3. Faktor budaya
Budaya terdiri dari aturan, harapan, sikap, keyakinan, dan nilai-nilai yang mengarahkan tindakan seseorang. Setiap budaya termasuk dalam kelompok tertentu. Kelompok-kelompok ini bervariasi, beberapa dibentuk karena kedaerahan, yang lain karena suku, bangsa, atau alasan lain.
4. Faktor praktek mendidik anak
Menurut penelitian White et al. (1978). Perkembangan ketrampilan sosial dan kecakapan kognitif anak-anak cenderung dipengaruhi oleh praktik pendidikan tertentu. Praktik-praktik ini mencakup berbicara dengan anak-anak tentang hal-hal yang mereka sukai dan inginkan, memperhatikan kebutuhan dan minat anak, menyambut dan menghargai prestasi, mendorong dorongan ingin tahu dan persaingan, dan menciptakan lingkungan keluarga yang santai.
ADVERTISEMENT
5. Faktor urutan kelahiran
Variasi unik antara lain disebabkan oleh urutan kelahiran. Jika dibandingkan dengan adik-adiknya, anak sulung biasanya lebih pasif, berorientasi pada orang dewasa, pandai mengendalikan diri, mudah menyesuaikan diri, cemas, dan takut gagal (Hetherington & Parke, 1979).
6. Faktor anak-anak yang orang tuanya bercerai
Perceraian adalah peristiwa yang menekan batin; biasanya didahului oleh pertengkaran suami-istri yang lama, perceraian menyebabkan guncangan dan kejutan bagi banyak orang, termasuk anak-anak. Anak-anak harus menghadapi orang tua mereka yang menjadi marah, lesu, dan cemas. Dengan perceraian, terjadi perubahan yang merugikan anak-anak. Anak-anak menjadi kurang terdampingi dan kurang terurus karena ibu, yang biasanya tinggal bersama anak-anak, terpaksa bekerja di luar rumah karena penghasilan berkurang.
ADVERTISEMENT