Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Keindahan Majas dalam Puisi 'Tiga Lembar Kartu Pos' Karya Sapardi Djoko Damono
11 Juli 2024 12:49 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Elsa Wulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Memahami Penggunaan Majas dalam Puisi 'Tiga Lembar Kartu Pos'
ADVERTISEMENT
Karya sastra merupakan media yang digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan gagasan-gagasan dan pengalamannya Sugihastuti (2007). Karya sastra juga dapat merefleksikan pandangan pengarang terhadap berbagai masalah yang diamati di lingkungannya. Puisi adalah salah satu karya sastra yang menggambarkan ekspresi batin dan pemikiran penyair melalui penggunaan bahasa yang kreatif dan berirama. “Puisi, bagi saya, adalah hasil upaya manusia untuk menciptakan dunia kecil dalam kata, yang bisa dimanfaatkan untuk membayangkan, memahami dan menghayati dunia yang lebih besar dan lebih dalam” - Sapardi Djoko Damono.
ADVERTISEMENT
Sapardi Djoko Damono adalah seorang penyair, budayawan, guru besar ilmu sastra, dan pujangga yang memberikan kontribusi besar terhadap kebudayaan masyarakat modern di Indonesia pada abad ke-20 hingga 21. Ia dikenal sebagai penyair yang gemar menulis puisi dengan kata-kata sederhana namun mempunyai makna yang mendalam, dan merupakan guru besar emeritus di Universitas Indonesia. lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada tanggal 20 Maret 1940, sebagai anak pertama dari pasangan Sadyoko dan Sapariah. Sapardi mulai menulis puisi sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Karya-karyanya banyak dimuat di berbagai majalah sastra, majalah budaya, dan diterbitkan dalam buku-buku sastra. Buku "Hujan Bulan Juni" merupakan kumpulan puisi kelima karya Sapardi Djoko Damono yang diterbitkan oleh penerbit Grasindo di Jakarta pada tahun 1994. Buku ini berisi 96 puisi yang telah dipilih melalui proses seleksi. Salah satu puisinya yang berjudul “Tiga Lembar Kartu Pos”
ADVERTISEMENT
Majas menurut (Masruchin, 2017:8) adalah gaya bahasa yaոg bisa berupa kiasan, ibarat, daո perumpamaaո yaոg bertujuaո untuk memperiոdah makոa daո pesaո sebuah kalimat. Menurut (Widianto, 2013) bahwa “keindahan dalam karya puisi dibangun oleh bahasa berupa kata-kata indah yang terwujud dari ekspresi jiwa”. Puisi Tiga Lembar Kartu Pos karya Sapardi Djoko Damono tidak terlepas dari penggunaan majas di dalamnya. Berikut adalah analisis penggunaan majas pada puisi 'Tiga Lembar Kartu Pos'. Berikut ini adalah analisis tentang penggunaan majas dan simbol yang digunakan dalam puisi tersebut:
“tidak di antara bintang-bintang, tidak di celah awan, tidak di sela-sela sayap malaikat.” (Damono, 1975)
Kutipan di atas menunjukkan penggunaan majas metafora, di mana kata bintang-bintang, awan, dan sayap malaikat digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang sulit ditemukan atau tersembunyi. Puisi ini membandingkan bahwa suratnya tidak pernah ditemukan dalam bintang-bintang di langit, di celah awan, atau bahkan di sela-sela sayap malaikat. Hal ini termasuk dalam majas perbandingan, yang membandingkan tempat yang sulit dijangkau dengan hal-hal yang jauh dan ajaib.
ADVERTISEMENT
"alamat-Ku kau tulis dengan sangat tergesa, Kubayangkan tanganmu gemetar." (Damono, 1975)
Begitu juga dengan kutipan di atas ini menggunakan majas personifikasi, di mana menulis dengan sangat tergesa dan tangan gemetar digambarkan untuk menunjukkan emosi dan kegugupan penulis.
“pernakah sekujur tubuhmu mendadak dingin Ketika kau lihat bayang-bayang-Ku yang tertinggal di kamarmu?” (Damono, 1975)
Kutipan pada puisi di atas ini menggunakan majas hiperbola, yang mengungkapkan sesuatu secara berlebihan untuk menekankan emosi atau perasaan dalam situasi tertentu.
“bayang-bayang-Ku yang tertinggal di kamarmu?”
Begitu juga dengan kutipan di atas termasuk ke dalam majas personifikasi, majas yang menggambarkan benda mati seakan hidup atau bernyawa seperti mahluk hidup. kutipan ini menggunakan majas personifikasi karena memberikan sifat atau tindakan manusia kepada konsep yang abstrak atau benda mati, seperti bayang-bayang yang tertinggal.
ADVERTISEMENT
“…alamat-Mu kudapati di tong sampah, di antara surat-surat yang dibuang Ayah.” (Damono, 1975)
kutipan dalam puisi di atas menggunakan majas hiperbola, dalam kalimat ini, alamat Tuhan ditemukan di tong sampah bersama dengan surat-surat yang tidak dianggap penting oleh Ayahnya, menunjukkan betapa tidak dihargainya atau diabaikannya sesuatu yang seharusnya penting.
“menuduh bahwa kunfayakun-Ku sia-sia belaka.” (Damono, 1975)
Begitu juga dengan kutipan di atas termasuk ke dalam majas hiperbola. penggunaan kata "kunfayakun-Ku" (seolah-olah dengan firman-Nya) yang disebut sia-sia secara hiperbolik menunjukkan keputusasaan atau kekecewaan yang sangat mendalam. Kata "sia-sia belaka" digunakan untuk menekankan bahwa segala sesuatu yang telah diciptakan dengan kekuasaan-Nya tidak memiliki arti atau tidak bermakna sama sekali.
ADVERTISEMENT
Puisi "Tiga Lembar Kartu Pos" karya Sapardi Djoko Damono menunjukkan betapa penggunaan majas dapat memperkaya bahasa dan mendalamkan pengalaman membaca. Melalui berbagai jenis majas yang digunakan, Sapardi tidak hanya menghidupkan tema-tema yang kompleks tetapi juga mengundang pembaca untuk mempertimbangkan makna yang lebih dalam dari setiap baris puisi. Dengan demikian, karya ini tidak sekadar sekumpulan kata-kata yang indah, tetapi juga sebuah pengalaman estetis yang dalam dalam mengeksplorasi kehidupan dan emosi manusia.
Referensi
Damono, Sappardi Djoko. (1994). Hujan Bulan Juni: Sepilihan Sajak. Jakarta:PT. Grasindo.
Fauzi, A. Q., Sundari, A. Y., Fauzia, D. S. (2018). Analisis Penggunaan Majas Pada Puisi Berjudul Memori Hitam, Lagu Hitam, dan Selembar Daun Karya Soni Farid Maulana. Parole: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1, No. 6. 951-956.
ADVERTISEMENT
Nurgiyantoro, Burhan. (2018). Teori pengkajian fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Santosa, Puji dan Djamari. (2013). Dunia Kepenyairan Sapardi Djoko Damono. Yogyakarta: Elmatera Publishing.