Konten dari Pengguna

Peran Hereditas & Lingkungan dalam Pembentukan Karakter dan Pertumbuhan Individu

Elsa Wulandari
Mahasiswi aktif Program Studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2023. Saya memiliki hobi memasak dan mendengarkan musik.
27 Oktober 2024 14:23 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Elsa Wulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Keseimbangan antara Hereditas dan Lingkungan dalam Proses Pembentukan Karakter dan Pertumbuhan Individu

Ilustrasi Young Kids Playing Football on the Field. Sumber: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Young Kids Playing Football on the Field. Sumber: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Hereditas dan Lingkungan adalah dua faktor yang sangat berperan dan berpengaruh terhadap perkembangan manusia. Hereditas adalah suatu potensi yang diwariskan dari generasi induk ke generasi penerus melalui gen-gen. Mencangkup sifat-sifat bilogis , seperti warna kulit, tinggi badan, inteligensi, bakat, dan penyakit. Contohnya seseorang mungkin memiliki fitur wajah yang mirip dengan orang tuanya karena memiliki warisan genetik yang sama. Selain mempengaruhi sifat-sifat fisik, faktor hereditas juga berperan dalam membentuk perilaku individu. Walaupun tidak semua anak memiliki sifat bawaan yang sama dengan orang tuanya, beberapa perilaku, seperti pola makan atau cara berbicara, lebih mungkin diwariskan. Dalam pandangan Islam, setiap manusia memiliki fitrah, atau potensi dasar yang diberikan oleh Allah, yang juga dipengaruhi oleh faktor hereditas. Potensi ini dapat berkembang dan terbentuk melalui interaksi dengan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, lingkungan mencakup segala aspek yang mengelilingi individu, baik dari segi fisiologis, psikologis, maupun sosial-budaya. Faktor-faktor ini meliputi nutrisi, suhu, sistem saraf, vitamin, air, serta berbagai elemen fisik lain dalam tubuh. Lingkungan memainkan peran penting dalam membentuk perilaku dan kepribadian seseorang melalui interaksi berkelanjutan dengan individu di sekitarnya. Dalam psikologi perkembangan manusia, hereditas dan lingkungan dipandang sebagai faktor-faktor yang saling membutuhkan dan interdependen dalam pembentukan kepribadian individu.
A. Faktor Hereditas
Ilustrasi Grayscale Photography of Man Painting of Woman Sketch. Sumber: Pexels.com
Faktor hereditas memainkan peran penting dalam perkembangan manusia, karena ia mencakup sifat-sifat dan potensi bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada anak. Hereditas berinteraksi dengan lingkungan untuk memengaruhi perkembangan individu. Misalnya, meskipun seseorang mungkin memiliki potensi genetik dalam bidang musik atau olahraga, potensi tersebut hanya dapat terwujud dengan dukungan lingkungan yang tepat, seperti pelatihan dan paparan sejak dini. Dalam konteks yang lebih luas, hereditas tidak hanya menyediakan dasar biologis untuk karakteristik tertentu, tetapi juga menentukan batas potensi perkembangan yang dapat dicapai seseorang, yang kemudian diaktualisasikan melalui pengaruh lingkungan dan pengalaman hidup. Adapun factor factor yang dapat mempengaruhi hereditas adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Bakat
Bakat adalah potensi atau kemampuan alami yang dimiliki seseorang dalam bidang tertentu yang memungkinkan mereka belajar atau menguasai keterampilan tersebut dengan lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan orang lain. Bakat bisa muncul dalam berbagai bentuk, seperti kemampuan musik, seni, matematika, olahraga, bahasa, atau keterampilan teknis lainnya. Bakat biasanya bersifat bawaan dan dipengaruhi oleh faktor hereditas, tetapi keberhasilannya juga sangat tergantung pada latihan, pembinaan, dan lingkungan yang mendukung
2. Sifat-sifat keturunan
Sifat-sifat keturunan, atau sifat-sifat yang diwariskan, adalah karakteristik atau ciri yang diturunkan dari orang tua kepada anak melalui gen, dalam bentuk fisik dan psikis. Dalam bentuk fisik seperti bentuk tubuh, hidung, atau dapat berupa suatu penyakit turunan. Adapun dalam bentuk psikis dapat berupa sifat pemarah, pemalas, cemas, pandi berbicara, kepandaian, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
3. Intelligensi
Intelligensi, atau kecerdasan, adalah kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir, memahami, belajar, dan beradaptasi terhadap situasi baru. Kecerdasan mencakup berbagai aspek kemampuan kognitif seperti pemecahan masalah, penalaran, pemahaman konsep, memori, dan kemampuan untuk merespons lingkungan dengan cara yang efektif.
4. Kepribadian
Setiap individu memiliki kepribadian yang unik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Kepribadian adalah kumpulan pola berpikir, perasaan, dan perilaku yang konsisten. Kepribadian dipengaruhi oleh faktor bawaan (genetik) dan faktor lingkungan, seperti pengalaman hidup, interaksi sosial, budaya, dan pendidikan. Menurut Sigmund Freud, kepribadian terbentuk dari interaksi antara id, ego, dan superego, serta dipengaruhi oleh pengalaman masa kecil.
B. Faktor Lingkungan
Lingkungan menjadi faktor yang sangat signifikan dalam pembentukan karakter individu di samping hereditas. Bahkan sekelompok orang hanya mempercayai bahwa pembentukan dan perkembangan dalam diri individu hanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Kelompok tersebut merupakan aliran empirisme. Lingkungan berpengaruh besar terhadap perkembangan setiap individu sebagaimana hereditas, termasuk dalam perkembangan karakternya. Lingkungan tempat individu tumbuh dan berkembang terbagi dalam beberapa bagian, yakni lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan sosial masyarakat.
ADVERTISEMENT
1. Lingkungan Keluarga
Ilustrasi Family Of Four Walking At The Street. Sumber: Pexels.com
Keluarga menurut F.J. Brown dapat diartikan dua macam yaitu, dalam arti luas keluarga meluputi semua pihak yang ada hubungan darah atau keturunan yang dapat dibandingkan dengan “clan” atau marga dalam arti sempit keluarga meliputi orang tua dan anak. Apabila memainkan peranan keluarga dengan upaya memenuhi kebutuhan individu maka keluarga merupakan lembaga pertama yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Adapun faktor keluarga yang dapat mempengaruhi perkembangan anak, yaitu keberfungsian keluarga, seperti saling memperhatikan dan mencintai. Faktor yang kedua yaitu pola hubungan anak dan orang tua, suatu cara atau dinamika interaksi yang terjadi antara anak dan orang tua dalam kehidupan sehari-hari. Hubungan ini berperan penting dalam membentuk karakter, emosi, dan kepribadian anak, serta memberikan fondasi bagi perkembangan sosial dan psikologis mereka. Terakhir, ada faktor Kelas Sosial dan Status Ekonomi, adapun pengaruh status ekonomi terhadap kepribadian remaja, adalah bahwa orangtua dari status ekonomi rendah cenderung lebih menekankan kepatuhan kepada figur-figur yang mempunyai otoritas; kelas menengah dan atas cenderung menekankan kepada pengembangan inisiatif, keingintahuan, dan kreativitas anak.
ADVERTISEMENT
2. Lingkungan Sosial Masyarakat
Ilustrasi Crowd in Black and White. Sumber: Pexels.com
Faktor lingkungan sosial masyarakat memainkan peran penting dalam perkembangan individu, karena lingkungan ini mencakup interaksi dan hubungan sosial yang dialami seseorang. Masyarakat berfungsi sebagai sarana dan tempat pendidikan yang beragam dalam kehidupan manusia. Seorang anak dapat berkembang menjadi individu yang berkarakter jika didukung oleh lingkungan yang juga berkarakter. Dengan demikian, fitrah seorang anak yang dilahirkan dalam keadaan bersih dapat tumbuh dan berkembang secara baik dan optimal.
3. Lingkungan Sekolah
Ilustrasi Teacher Asking a Question to the Class. Sumber: Pexels.com
Faktor lingkungan sekolah dalam perkembangan individu merujuk pada berbagai elemen yang ada di dalam lingkungan pendidikan formal yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan siswa, baik secara akademis maupun sosial-emotional. Dalam lingkungan sekolah, seorang anak berinteraksi dengan guru- guru dan teman-temannya secara tidak langsung. Anak saling mengamati bahkan meniru kebiasaan yang ada di lingkungan sekolah. Oleh karenanya, orang tua harus selalu siap menjadi self control bagi seorang anak agar anak tetap tumbuh dan berkembang dengan karakter yang baik.
ADVERTISEMENT
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hereditas merujuk pada potensi yang diturunkan dari orang tua kepada anak melalui gen, mencakup sifat fisik, bakat, dan karakteristik psikologis. Sifat-sifat ini dapat memengaruhi kecerdasan, kepribadian, dan perilaku individu. Contohnya, seorang anak mungkin mewarisi bakat musik atau kemampuan akademis dari orang tuanya. Dalam hal ini, hereditas memberikan dasar biologis untuk perkembangan individu, yang berfungsi sebagai fondasi bagi pertumbuhan lebih lanjut. Di sisi lain, lingkungan juga memiliki peranan penting dalam perkembangan manusia. Lingkungan yang negatif dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan individu. Oleh karena itu, interaksi antara hereditas dan lingkungan sangat penting dalam membentuk kepribadian dan karakter seseorang, di mana keduanya saling melengkapi untuk mencapai perkembangan yang optimal.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosdakarya.
Zainal Arifin, Konsep Hereditas dalam Pembentukan Karakter Anak Menurut Persepsi Islam dan Psikologi, Prosiding Seminar Nasional : Pendidikan Islam Berkeadaban II.