Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ragam Kemolekan Citraan dalam Drama Awal dan Mira
29 Juli 2024 16:42 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Elsa Wulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mengungkap Kekayaan Citraan dalam Drama Awal dan Mira Karya Utuy Tatang Sontani.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam dunia sastra, dikenal istilah citra (image) dan citraan (imagery) yang keduanya merujuk pada pembentukan kembali gambaran mental. Citraan adalah penggunaan bahasa yang dapat menimbulkan kesan konkret terhadap objek, pemandangan, aksi, tindakan, atau pernyataan, yang membedakannya dari pernyataan abstrak atau ekspositori dan sering kali terkait dengan simbolisme. (Nurgiyantoro, 1995:410 dalam Baldic, 2001:121-122). Berikut adalah eksplorasi tentang penggunaan citraan dalam drama 'Awal dan Mira.'
Citraan visual merangsang indera penglihatan sehingga hal-hal yang sebenarnya tidak tampak menjadi terlihat seperti nyata. Dalam drama 'Awal dan Mira', Utuy Tatang Sontani menggunakan deskripsi visual yang kaya untuk menciptakan gambaran yang hidup tentang karakter, lingkungan, dan situasi dalam cerita.
ADVERTISEMENT
Dalam kutipan di atas 'mata mereka hanya terpaku pada benda-benda fisik' menggambarkan bahwa orang-orang ini hanya berfokus pada hal-hal material atau jasmani, seakan-akan pandangan mereka tidak bisa melampaui yang terlihat oleh mata. Sementara itu, 'badut-badut' secara harfiah berarti pelawak atau orang yang berperan lucu, dalam konteks ini digunakan sebagai metafora untuk menggambarkan orang-orang dengan pemikiran terbatas dan dangkal, yang hanya memikirkan hal-hal fisik dan tidak mampu melihat atau memahami hal-hal yang lebih mendalam atau abstrak.
Dalam kutipan di atas ini menciptakan gambaran visual yang jelas tentang rumah yang dimiliki oleh Mira. 'rumah bambu' menggambarkan bahan dasar rumah yang sederhana, tradisional, dan langsung menghadap ke jalan. 'bekas runtuhan rumah-rumah yang hancur oleh peperangan' memberikan gambaran yang visual tentang kehancuran dan sisa-sisa bangunan yang ada di sekeliling rumah baru tersebut dan terpencil jauh dari keramaian. Ini juga mengandung elemen sejarah dan konflik, memperkuat citraan visual dengan latar belakang peristiwa yang dramatis.
ADVERTISEMENT
Kutipan di atas menggambarkan rumah Mira dan perubahan yang terjadi pada bagian depannya. Ketidakpastian mengenai waktu pendirian rumah dan perubahan fungsi serambi muka menjadi kedai kopi memberikan kesan visual yang dinamis dan bersejarah. Deskripsi ini membantu pembaca membayangkan evolusi fisik rumah tersebut, dari masa lampau yang tidak pasti hingga perubahan baru yang konkret, memperkuat citraan visual tentang waktu dan perubahan dalam konteks lingkungan rumah tersebut
Citraan auditori menciptakan suara-suara tertentu melalui deskripsi verbal atau peniruan bunyi, sehingga pembaca seolah-olah dapat mendengar suara-suara tersebut dalam imajinasi mereka. Dalam drama 'Awal dan Mira', citraan auditori berperan penting dalam memperkaya cerita dan membantu pembaca atau penonton untuk lebih memahami serta merasakan suasana dan emosi karakter secara lebih mendalam.
ADVERTISEMENT
Dalam kutipan di atas bunyi lonceng yang terdengar sepuluh kali memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca atau penonton tentang waktu yang berlalu. Lonceng sering digunakan sebagai penanda waktu, sehingga suara berulang ini menciptakan kesan bahwa waktu terus bergerak. Suara langkah Awal yang terhuyung-huyung menggambarkan kondisi fisik atau emosionalnya. Langkah yang tidak stabil ini bisa menunjukkan kelemahan, kelelahan, atau ketidakstabilan, baik secara fisik maupun emosional. Suara langkah yang terdengar setelah bunyi lonceng terakhir juga menambah ritme dalam narasi, menunjukkan peralihan dari waktu yang ditandai oleh lonceng ke tindakan atau gerakan karakter.
ADVERTISEMENT
Kutipan di atas menggambarkan bagaimana suara atau ucapan seseorang dapat memberikan informasi tentang kepribadian atau keadaan batin orang tersebut. 'mendengar omongan saudara' merujuk pada proses mendengarkan percakapan atau kata-kata yang diucapkan, yang kemudian digunakan untuk memahami atau mengenal 'jiwa saudara.' Ini menunjukkan bahwa suara dan ucapan seseorang memiliki makna dan dampak yang lebih dalam dalam membentuk pemahaman tentang karakter mereka.
Citraan gerak adalah citraan yang berkaitan dengan pengonkretan objek yang bergerak, yang dapat dilihat oleh mata. Citraan gerak dalam drama 'Awal dan Mira' memainkan peran penting dalam menggambarkan kondisi fisik dan emosional karakter, menciptakan suasana, membentuk karakter, menyampaikan tema, meningkatkan realisme, dan mengatur alur narasi.
ADVERTISEMENT
Kutipan di atas menggunakan citraan gerak secara efektif untuk memberikan gambaran yang mendalam tentang kondisi fisik dan emosional karakter. Langkah yang lesu dan terhuyung-huyung tidak hanya menggambarkan cara karakter bergerak tetapi juga memperkuat tema kelelahan, kelemahan, dan penderitaan yang mungkin dialami karakter tersebut. Deskripsi ini membantu pembaca untuk lebih memahami dan merasakan kondisi karakter, memperkaya pengalaman membaca secara keseluruhan.
Dalam kutipan di atas 'merenggut-renggut' ini menggambarkan gerakan kasar dan kuat yang dilakukan oleh Awal terhadap meja dan rak dagangan. Gerakan ini mencerminkan usaha keras dan mungkin juga frustrasi atau kemarahan. Lalu 'napasnya megap-megap' ini juga menggambarkan kondisi fisik Awal yang kelelahan, dengan napas yang tersengal-sengal, menunjukkan betapa beratnya usaha fisik yang dia lakukan.
ADVERTISEMENT
Citraan peraba menggambarkan sensasi sentuhan secara konkret meskipun hanya terjadi dalam imajinasi pembaca (Nurgiyantoro, 2014:283). Citraan peraba digunakan dalam drama 'Awal dan Mira' untuk menggambarkan kondisi fisik karakter, meningkatkan realisme dan imersi, menyampaikan emosi dan kondisi mental, menciptakan suasana, menambah kedalaman karakter, dan memperkuat tema serta pesan drama.
Dalam kutipan di atas menggambarkan tentang tangan Awal yang berdarah dan perasaan saat meraba kepala menciptakan sensasi fisik yang kuat. Darah dan sentuhan tangan pada kepala memberikan gambaran tentang rasa sakit atau luka yang dialami oleh Awal. Citraan ini memungkinkan pembaca untuk merasakan ketidaknyamanan atau penderitaan fisik yang dialami oleh karakter dan memperkaya narasi dengan memberikan pengalaman sensori yang lebih nyata dan mendalam.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, citraan dalam 'Awal dan Mira' berfungsi untuk memperkaya narasi, meningkatkan realisme, dan mendalami tema dan karakter dalam drama. Dengan menggunakan berbagai jenis citraan, Utuy Tatang Sontani menciptakan pengalaman yang multidimensional bagi pembaca atau penonton, membantu mereka merasakan dan memahami cerita dengan cara yang lebih mendalam dan berkesan. Penggunaan citraan yang efektif menambah kedalaman, detail, dan nuansa pada drama, membuatnya menjadi karya yang kompleks dan resonan.
Referensi
Nurgiyantoro, Burhan. (1995). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sontani, Utuy Tatang. (1951). Awal dan Mira: Drama Satu Babak. Jakarta: PT Balai Pustaka (Parsero).