Konten dari Pengguna

Tipologi Belajar Anak Didik dan Perbedaan Individual

Elsa Wulandari
Mahasiswi aktif Program Studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2023. Saya memiliki hobi memasak dan mendengarkan musik.
28 Oktober 2024 11:35 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Elsa Wulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Memahami Gaya Belajar Siswa untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran

Ilustrasi Eyeglasses on an Opened Book. Sumber: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Eyeglasses on an Opened Book. Sumber: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan individu dan masyarakat. Dalam proses pendidikan, peran guru sebagai fasilitator belajar sangat krusial untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif. Setiap anak didik memiliki karakteristik yang unik dalam menyerap dan memahami materi pelajaran. Oleh karena itu, dalam konteks psikologi pendidikan, penting untuk memahami tipologi belajar anak didik serta perbedaan individual yang ada di antara mereka. Tipologi belajar mengacu pada berbagai jenis atau gaya belajar yang dimiliki oleh setiap individu. Teori ini mengungkapkan bahwa setiap siswa memiliki preferensi dalam cara mereka menerima dan mengolah informasi. Selain itu, perbedaan individual dalam hal intelektual, emosional, dan motivasi juga memengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran. Sebagian anak didik mungkin memiliki kemampuan kognitif yang lebih tinggi atau memiliki minat yang besar terhadap suatu mata pelajaran, sementara yang lain mungkin menghadapi tantangan dalam motivasi belajar. Kondisi ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak bisa diperlakukan secara seragam, melainkan harus memperhatikan keragaman karakteristik anak didik. Pentingnya memahami tipologi belajar dan perbedaan individual dalam proses Pendidikan.
ADVERTISEMENT
Tipologi belajar adalah klasifikasi atau pembagian jenis-jenis gaya belajar berdasarkan karakteristik, preferensi, dan kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran. Tipologi ini membantu mengidentifikasi cara terbaik siswa memproses informasi, memahami materi, dan menyerap pengetahuan. Dengan mengenal berbagai tipe belajar, pendidik dapat menyesuaikan metode pengajaran agar lebih sesuai dengan kebutuhan individu setiap siswa, meningkatkan efektivitas dan pengalaman belajar.
Ilustrasi Stacks of Books Beside a Man Typing on Laptop. Sumber: Pexels.com
Tipologi belajar adalah pengelompokan gaya belajar berdasarkan ciri-ciri kognitif, afektif, dan fisiologis unik dari setiap individu. Tujuannya adalah untuk memahami cara paling efektif bagi seseorang dalam menyerap dan mengolah informasi. Tiga aspek utama dalam tipologi ini meliputi: karakteristik kognitif (cara berpikir dan memecahkan masalah), afektif (motivasi dan sikap yang memengaruhi belajar), serta fisiologis (kondisi fisik optimal dan lingkungan belajar yang mendukung).
ADVERTISEMENT
Seorang guru perlu memiliki pengetahuan tentang psikologi pembelajaran, untuk mendidik siswanya secara efektif, agar pendidik dapat mempelajari bagaimana murid-murid mereka belajar. Teori pembelajarandapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok: teoribelajarbehavioristik, kognitif, dan humanistik.
a.) Teori Behavioristik
Dalam perspektif behavioristik, belajar diartikan sebagai perubahan perilaku yang tampak, terjadi melalui hubungan antara stimulus dan respons dengan adanya penguatan berdasarkan prinsip mekanis. Perubahan ini, hasil dari proses belajar, mengindikasikan bahwa belajar terkait dengan aktivitas fisik. Pendekatan ini menitikberatkan pada hubungan stimulus-respons dan penguatan, serta berfokus pada aspek belajar secara langsung.
b.) Teori Kognitif
Teori kognitif adalah pendekatan dalam psikologi yang menjelaskan proses belajar sebagai perubahan dalam cara seseorang memahami, mengingat, dan berpikir tentang informasi. Dalam teori ini, belajar dipandang sebagai proses aktif yang melibatkan pemahaman mendalam dan pengolahan mental, bukan sekadar respons terhadap rangsangan. Fokus utama teori kognitif adalah pada bagaimana informasi diorganisasi, disimpan, dan digunakan oleh individu untuk membentuk pengetahuan baru. Teori ini menekankan pentingnya pemahaman konsep, pemecahan masalah, dan perkembangan intelektual dalam proses belajar.
ADVERTISEMENT
c.) Teori Humanistik
Teori kognitif adalah pendekatan dalam psikologi yang menjelaskan proses belajar sebagai perubahan dalam cara seseorang memahami, mengingat, dan berpikir tentang informasi. Dalam teori ini, belajar dipandang sebagai proses aktif yang melibatkan pemahaman mendalam dan pengolahan mental, bukan sekadar respons terhadap rangsangan. Fokus utama teori kognitif adalah pada bagaimana informasi diorganisasi, disimpan, dan digunakan oleh individu untuk membentuk pengetahuan baru. Teori ini menekankan pentingnya pemahaman konsep, pemecahan masalah, dan perkembangan intelektual dalam proses belajar.
Diyakini bahwa gaya belajar memainkan peran penting dalam proses belajar mengajar. Dalam buku Quantum Learning karya Bobby de Potter dkk, disebutkan ada tiga jenis tipologi belajar, yaitu visual (belajar melalui penglihatan), auditori (melalui pendengaran), dan kinestetik (melalui Gerakan atau praktek langsung), serta tipe belajar membaca dan menulis.
ADVERTISEMENT
1. Gaya Belajar Visual
Ilustrasi Person's Brown Eye. Sumber: Pexels.com
Gaya belajar visual adalah preferensi belajar di mana seseorang lebih mudah memahami dan mengingat informasi melalui gambar, grafik, diagram, warna, dan representasi visual lainnya. Individu dengan gaya belajar visual cenderung lebih cepat menangkap informasi ketika melihat materi yang disajikan secara visual, seperti peta konsep, grafik, atau ilustrasi. Mereka sering mengandalkan penglihatan untuk menganalisis dan mengingat informasi, serta biasanya lebih mudah memahami teks yang disertai elemen visual.
2. Gaya Belajar Auditorial
Ilustrasi Man Listening To Music. Sumber: Pexels.com
Gaya belajar auditorial mengandalkan pendengaran. Gaya belajar auditori adalah tipe belajar di mana individu lebih mudah memahami dan mengingat informasi melalui mendengarkan. Siswa dengan gaya belajar ini biasanya lebih responsif terhadap penjelasan lisan, diskusi, dan suara dalam pembelajaran. Mereka cenderung menyerap informasi dengan baik melalui instruksi verbal, seperti ceramah atau diskusi kelompok, dan mungkin lebih mudah mengingat detail jika informasi disampaikan dalam bentuk suara, baik langsung maupun rekaman.
ADVERTISEMENT
3. Gaya Belajar Kinestetik
Ilustrasi A Man Writing on Whiteboard. Sumber: Pexels.com
Gaya belajar kinestetik adalah cara belajar yang mengandalkan gerakan fisik dan pengalaman langsung untuk memahami dan mengingat informasi. Individu dengan gaya belajar ini cenderung belajar lebih efektif melalui aktivitas yang melibatkan sentuhan, praktek, atau manipulasi objek. Mereka biasanya lebih mudah memahami konsep ketika dapat melakukan sesuatu secara langsung, seperti melalui percobaan, simulasi, atau kegiatan fisik.
Perbedaan individu di antara peserta didik adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari, karena hampir tidak ada kesamaan yang dimiliki oleh manusia selain perbedaan itu sendiri. Individu menunjukkan posisi seseorang sebagai orang yang berdiri sendiri. Sifat individual berkaitan dengan karakteristik orang secara pribadi, berkaitan dengan perbedaan individu yang dimiliki masing-masing orang. Menurut Landgren (1980), istilah "perbedaan individual" mencakup variasi yang muncul dalam aspek fisik dan psikologis, seperti perbedaan biologis, perbedaan psikologis, perbedaan inteligensi, dan perbedaan bakat.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Siti Qomariyah dan Ummi Rosyidah, “Analisis Aktivitas dan Hasil BelajarSiswaDitinjau Dari Tipologi Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sekampung Udik”. Jurnal Teori dan Aplikasi Matematika. Vol.2(1). 2018. Hal.96-100.
Turhusna, Dalila dan Saomi Solatun, (2020). Perbedaan Individu dalam Proses Pembelajaran. As-Sabiqun: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini. 2(1), 28-41. https://doi.org/10.36088/assabiqun.v2i1.613