Konten dari Pengguna

Pesawat Kaan, Potensi Lompatan Teknologi Pesawat Tempur bagi Indonesia

Rian Wirya
Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Sebelas Maret
23 April 2025 9:41 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rian Wirya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pesawat tempur. Sumber: freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesawat tempur. Sumber: freepik
ADVERTISEMENT
Keinginan Indonesia untuk ikut dalam kerjasama proyek pesawat tempur Kaan bersama Turki dimulai dari kunjungan kenegaraan Presiden Indonesia Prabowo Subianto ke Turki pada April 2025. Dalam pertemuan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Prabowo menyatakan minat Indonesia untuk ikut serta dalam proyek jet tempur generasi kelima ini. Kerjasama ini mencakup pengembangan bersama, potensi produksi, dan transfer teknologi yang selain bertujuan mencari transfer teknologi di bidang kedirgantaraan juga memperkuat hubungan bilateral di bidang pertahanan. Kesepakatan dua negara ini dapat dilihat sebagai langkah strategis kedua negara untuk meningkatkan kapabilitas industri pertahanan.
ADVERTISEMENT
Urgensi Kebutuhan Pesawat Tempur
Pesawat Kaan adalah proyek ambisius Turki untuk menciptakan jet tempur siluman generasi kelima yang dapat menggantikan armada F-16 yang menua dan akan dipensiunkan tahun 2030an sekaligus menciptakan kemandirian indhan dirgantara di tengah sanksi CAATSA yang mengancam sebagian suku cadang alutsista dari negeri paman sam. Prototipe Kaan sendiri telah sukses melakukan penerbangan perdana pada Februari 2024 dengan target operasional pada 2028. Bagi Turki, urgensi proyek ini terletak pada kebutuhan untuk mencapai kemandirian teknologi di sektorpertahanan udara dan mengurangi ketergantungan pada pemasok luar di tengah dinamika geopolitik yang secara keseluruhan semakin kompleks. Sementara itu, Indonesia memiliki urgensi untuk memodernisasi dan memperkuat armada angkatan udara yang memerlukan peremajaan serta meningkatkan kemampuan industri pertahanan domestik melalui kolaborasi ini.
ADVERTISEMENT
Indonesia sendiri mengharapkan akses ke teknologi mutakhir dalam pengembangan pesawat tempur generasi kelima sehingga bisa mengisi gap kesenjangan teknologi dengan negara lain yang memiliki pesawat gen 5 pula seperti Singapura yang telah mengoperasikan F-35, sekaligus dapat meningkatkan kapabilitas teknis dan manufaktur lokal. Hingga saat ini, generasi pesawat tempur paling terbaru yang dimiliki Indonesia adalah Su 30MK2 gen 4+ yang bahkan belum dapat menyamai gen 4,5 itupun hanya mengisi 1 skuadron di lanud Hasanuddin, Makassar. Adanya kerjasama ini dapat menambah peluang Indonesia dalam mempersingkat waktu RnD yang lebih mumpuni karena Indonesia berpotensi terlibat dalam produksi komponen/perakitan pesawat, sebagaimana Turki juga membuka peluang produksi bersama dengan negara lain seperti Pakistan.
Kilas Balik Proyek KF-21 bersama Korea Selatan
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Indonesia telah memiliki insiatif dalam pengembangan pespur melalui Kerjasama dengan negara lain yaitu dengan Korea Selatan dalam proyek KF-21 Boramae (dikenal juga sebagai KFX/IFX). Namun, proyek ini menghadapi kendala serius akibat keterlambatan pembayaran dari Indonesia, yang memicu ketegangan antar kedua negara. Ketidakmampuan Indonesia memenuhi kewajiban keuangan ini menimbulkan keraguan publik terhadap konsistensinya sebagai mitra dalam proyek pertahanan skala besar, apalagi sempat terjadi ketidakcocokan pemahaman ToT antar Indonesia dan Korsel dimana Indonesia merasa teknologi yang dibagi masih timpang dari yang diinginkan sebelumnya karena terkait dengan izin teknologi kunci dari negara lain dalam proses produksinya. Hal inilah yang sempat menjadi diskursus kecil-kecilan bagi mereka yang mengikuti kasus ini, mungkinkah Indonesia akan dipandang kurang konsisten dalam menjalankan Kerjasama dengan negara lain dalam proyek serupa?
ADVERTISEMENT
Potensi Kerjasama dengan Turki
Meski memiliki pengalaman kurang mengenakkan dengan Korea Selatan, Indonesia dan Turki telah menunjukkan kolaborasi sukses dalam proyek kendaraan tempur, seperti tank medium Harimau (Kaplan MT), yang dikembangkan bersama PT Pindad dan FNSS Turki. Proyek ini berjalan lancar dan menghasilkan produk berkualitas tinggi, mencerminkan kemampuan kedua negara untuk bekerja sama secara efektif belum lagi isu lain yang berkembang terkait trend pembelian alutsista Turki yang mulai masuk arsenal TNI seperti drone Bayraktar, rudal jelajah anti kapal Atmaca yang sejauh ini belum ada berita miring yang secara signifikan mengganggu diplomasi pertahanan kedua negara tidak seperti dengan Korea Selatan yang sempat terjadi penundaan proyek kapal selam kelas Changbogo batch 2 karena adanya ketidaksesuaian spesifikasi yang diharapkan dari rencana awal serta adanya perselisihan terkait lisensi kapal selam type 209 dari Jerman. Dari uraian ini setidaknya dapat dilihat apabila Indonesia dapat menjaga komitmen proyek ini dapat membawa angin segar akan pertanda baik bahwa kerjasama dalam proyek Kaan juga dapat berjalan mulus.
ADVERTISEMENT