Konten dari Pengguna

Mengapa Masyarakat Lebih Menyukai Drama Korea Dibandingkan Sinetron Lokal?

Ajeng Wiko Rimadani
Mahasiswa Univeraitas Amikom Purwokerto
3 September 2024 9:54 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ajeng Wiko Rimadani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : istockphoto.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : istockphoto.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam beberapa tahun terakhir, popularitas drama Korea (drakor) di Indonesia meningkat pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya stasiun televisi dan platform streaming yang menyediakan drama Korea sebagai salah satu konten unggulannya. Di sisi lain, sinetron Indonesia sering kali mendapatkan kritik dan kurang diminati oleh sebagian masyarakat. Artikel ini akan menguraikan beberapa alasan utama mengapa masyarakat lebih menyukai drama Korea dibandingkan sinetron Indonesia.
ADVERTISEMENT
1. Kualitas Produksi dan Cerita
Salah satu faktor utama yang membuat drama Korea lebih diminati adalah kualitas produksi yang tinggi. Drama Korea terkenal dengan sinematografi yang apik, penggunaan teknologi canggih, dan penggarapan yang sangat detail. Setiap elemen, mulai dari pemilihan lokasi, pencahayaan, hingga efek suara, dikelola dengan sangat baik. Hal ini sering kali kurang terlihat dalam sinetron Indonesia, yang sering kali diproduksi dengan anggaran terbatas dan waktu produksi yang singkat. Cerita dalam drama Korea juga cenderung lebih kompleks dan variatif. Penonton disajikan dengan berbagai genre, mulai dari romansa, thriller, fantasi, hingga sejarah, yang semuanya ditulis dengan baik dan sering kali memiliki plot twist yang mengejutkan. Sebaliknya, sinetron Indonesia sering kali dikritik karena alur cerita yang berulang-ulang, konflik yang berkepanjangan, dan karakterisasi yang kurang berkembang.
ADVERTISEMENT
2. Durasi dan Penyajian
Drama Korea biasanya memiliki jumlah episode yang terbatas, sekitar 16 hingga 20 episode per seri, dengan durasi sekitar satu jam per episode. Hal ini membuat cerita terasa padat dan tidak bertele-tele. Setiap episode memiliki perkembangan cerita yang signifikan, sehingga penonton tidak merasa bosan. Sebaliknya, sinetron Indonesia sering kali memiliki episode yang sangat panjang, bahkan mencapai ratusan hingga ribuan episode. Durasi yang panjang ini sering kali membuat cerita terasa berlarut-larut dan kehilangan fokus, sehingga penonton merasa jenuh.
3. Kualitas Akting
Aktor dan aktris Korea dikenal memiliki kemampuan akting yang baik, dengan banyak dari mereka yang menjalani pelatihan intensif sebelum memulai karier di industri hiburan. Kemampuan mereka dalam mengekspresikan emosi dan membangun chemistry antar karakter sering kali membuat penonton terikat secara emosional dengan cerita yang disajikan. Di sisi lain, sinetron Indonesia sering kali dikritik karena kualitas akting yang kurang memadai. Beberapa aktor mungkin kurang dalam hal penjiwaan karakter, sehingga membuat penonton merasa tidak terhubung dengan cerita yang disampaikan.
ADVERTISEMENT
4. Tema yang Lebih Relevan dan Universal
Drama Korea sering kali mengeksplorasi tema-tema yang relevan secara global, seperti perjuangan hidup, cinta sejati, persahabatan, dan konflik keluarga yang disajikan dengan cara yang universal. Meskipun latar belakang budaya Korea sangat kental, tema-tema ini dapat dirasakan oleh penonton dari berbagai latar belakang budaya, termasuk di Indonesia. Sebaliknya, sinetron Indonesia cenderung berfokus pada tema-tema yang lebih spesifik pada budaya dan masyarakat lokal, seperti konflik keluarga besar atau persaingan bisnis yang mungkin tidak selalu relevan bagi semua penonton. Selain itu, penggambaran karakter antagonis dan protagonis yang sering kali terlalu hitam-putih juga membuat cerita terasa kurang realistis.
5. Faktor Estetika dan Gaya Hidup
Banyak penonton yang tertarik dengan estetika yang ditampilkan dalam drama Korea, mulai dari fashion, gaya hidup, hingga budaya populer seperti makanan dan musik. Drama Korea sering kali menampilkan gaya hidup modern yang glamor, dengan setting yang indah dan fashionable, yang membuat penonton ingin meniru atau setidaknya terinspirasi oleh gaya hidup tersebut. Dalam sinetron Indonesia, fokus pada gaya hidup modern mungkin kurang terlihat, dan penggambaran karakter cenderung lebih sederhana dan membumi. Meskipun ini bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian penonton, mereka yang mencari inspirasi gaya hidup mungkin lebih memilih drama Korea.
ADVERTISEMENT
6. Ketersediaan dan Aksesibilitas
Saat ini, drama Korea sangat mudah diakses melalui berbagai platform streaming internasional seperti Netflix, Viu, atau WeTV, yang menawarkan subtitle dalam berbagai bahasa, termasuk Bahasa Indonesia. Hal ini membuat drama Korea lebih mudah diakses oleh penonton di Indonesia dibandingkan sinetron lokal yang umumnya hanya tersedia di stasiun televisi tertentu.
7. Kekuatan Branding dan Fanbase
Industri hiburan Korea telah berhasil membangun brand yang kuat melalui fenomena Hallyu (Korean Wave), yang mencakup musik, film, fashion, dan tentunya drama. Dengan adanya fanbase yang besar dan loyal, drama Korea mendapatkan promosi dan dukungan yang masif dari penggemarnya, baik di dalam negeri maupun internasional. Di Indonesia, komunitas penggemar K-drama sangat aktif di media sosial, yang juga berperan dalam menyebarkan popularitas drama Korea.
ADVERTISEMENT