Konten dari Pengguna

Stigma Masyarakat: Kesuksesan Diukur Ketika Menjadi PNS

Ajeng Wiko Rimadani
Mahasiswa Univeraitas Amikom Purwokerto
3 September 2024 7:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ajeng Wiko Rimadani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : istockphoto.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : istockphoto.com
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sering kali dianggap sebagai puncak kesuksesan dalam karier. Banyak orang, terutama dari generasi tua, melihat PNS sebagai pekerjaan yang stabil, terhormat, dan menjanjikan masa depan yang cerah. Namun, pandangan ini telah memunculkan stigma di masyarakat bahwa kesuksesan seseorang hanya bisa diukur ketika ia menjadi PNS. Artikel ini akan membahas secara rinci tentang bagaimana stigma ini terbentuk, dampaknya terhadap individu dan masyarakat, serta pentingnya mendefinisikan ulang konsep kesuksesan.
ADVERTISEMENT
Asal Usul Stigma
Stigma bahwa PNS adalah simbol kesuksesan di Indonesia tidak muncul begitu saja. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap pandangan ini antara lain:
1. Sejarah Kolonial: Pada masa penjajahan, orang yang bekerja untuk pemerintah kolonial dianggap memiliki status sosial yang tinggi. Setelah kemerdekaan, posisi di pemerintahan tetap dianggap sebagai pekerjaan terhormat dan prestisius.
2. Keamanan Finansial: PNS mendapatkan gaji yang tetap, tunjangan, dan pensiun, yang membuat pekerjaan ini dianggap lebih aman dibandingkan pekerjaan lain yang mungkin tidak menawarkan jaminan masa depan.
3. Penghormatan Sosial: Masyarakat sering kali memandang PNS sebagai figur yang berwibawa dan terhormat. Mereka dianggap memiliki kekuasaan, akses ke fasilitas pemerintah, dan stabilitas pekerjaan yang tidak dimiliki oleh profesi lain.
ADVERTISEMENT
4. Pengaruh Keluarga: Banyak keluarga yang mendorong anak-anak mereka untuk menjadi PNS karena anggapan bahwa pekerjaan ini akan menjamin masa depan yang cerah. Hal ini sering kali diperkuat oleh pengalaman orang tua yang melihat PNS sebagai puncak karier.
Dampak Stigma terhadap Individu dan Masyarakat
Pandangan bahwa kesuksesan hanya dapat diukur melalui menjadi PNS memiliki dampak yang cukup signifikan, baik bagi individu maupun masyarakat.
1. Tekanan Sosial: Individu yang tidak menjadi PNS sering kali merasa tidak cukup berhasil atau mengalami tekanan sosial untuk mengikuti jalan yang sama. Mereka mungkin merasa tidak dihargai atau diakui oleh keluarga dan lingkungan sekitar.
2. Kehilangan Identitas: Mereka yang terpaksa mengikuti jalur PNS hanya untuk memenuhi harapan masyarakat atau keluarga bisa kehilangan identitas dan kebahagiaan pribadi. Mereka mungkin tidak benar-benar menikmati pekerjaan mereka atau merasa terjebak dalam rutinitas yang tidak memuaskan.
ADVERTISEMENT
3. Terbatasnya Inovasi: Pandangan sempit tentang kesuksesan bisa membatasi inovasi dan kreativitas. Masyarakat mungkin enggan mengambil risiko atau mengeksplorasi karier di bidang yang tidak konvensional, seperti seni, teknologi, atau kewirausahaan.
4. Ketimpangan Sosial: Stigma ini juga bisa memperburuk ketimpangan sosial, karena tidak semua orang memiliki kesempatan atau keinginan untuk menjadi PNS. Mereka yang memilih jalur karier lain sering kali dianggap lebih rendah atau kurang sukses, meskipun mereka mungkin telah mencapai kesuksesan dalam cara mereka sendiri.
Memandang Ulang Konsep Kesuksesan
Untuk mengatasi stigma ini, penting bagi masyarakat untuk memandang ulang konsep kesuksesan. Beberapa langkah yang bisa diambil antara lain:
1. Menghargai Beragam Profesi: Masyarakat perlu mengakui dan menghargai bahwa kesuksesan bisa datang dari berbagai profesi, tidak hanya dari menjadi PNS. Setiap individu memiliki jalan hidup dan tujuan yang berbeda, dan kesuksesan harus diukur berdasarkan pencapaian pribadi, bukan standar masyarakat.
ADVERTISEMENT
2. Mengembangkan Pendidikan Karier: Sekolah dan keluarga harus mengedukasi anak-anak tentang berbagai jalur karier yang tersedia dan membantu mereka menemukan passion serta potensi mereka. Hal ini bisa membantu mengurangi tekanan untuk mengikuti jalur PNS dan mendorong lebih banyak orang untuk mengejar karier yang sesuai dengan minat mereka.
3. Meningkatkan Kesadaran tentang Pentingnya Keseimbangan Hidup: Kesuksesan tidak hanya diukur dari pekerjaan atau pendapatan, tetapi juga dari keseimbangan hidup, kesehatan mental, dan kepuasan pribadi. Masyarakat harus didorong untuk mengejar kebahagiaan dan kesejahteraan, bukan hanya status sosial.
4. Mengapresiasi Kesuksesan Non-Konvensional: Mereka yang berani mengambil risiko dan berhasil di bidang yang tidak konvensional harus diapresiasi. Ini termasuk pengusaha, seniman, peneliti, dan profesional di bidang lain yang mungkin tidak memiliki jaminan seperti PNS, tetapi mampu mencapai kesuksesan dengan cara mereka sendiri.
ADVERTISEMENT