Konten dari Pengguna

Dampak Tumpukan Sampah di Bantar Gebang

Muhammad Muzaki
Bekasi, 14 Januari 2002 Tempat tinggal di Kota Bekasi Saat ini sedang menempuh pendidikan S1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi prodi Pengembangan Masyarakat Islam
18 Juni 2022 13:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Muzaki tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu kebutuhan masyarakat terus bertambah, termasuk salah satunya kebutuhan sandang dan pangan. Banyak dari masyarakat Indonesia yang masih menggunakan sampah plastik ketika sedang berbelanja dan sering kali membuang sampah tidak pada tempatnya, hal ini lah yang membuat volume sampah di Indonesia makin membuat khawatir. Sebagaimana tempat yang berada di Bekasi, yang mana orang sudah tidak asing lagi dengan tempat ini, yang diberi nama Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Bantar Gebang.
Sumber : foto pribadipribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : foto pribadipribadi
Bantar Gebang salah satu tempat pembuangan sampah terbesar di Indonesia. Sampah tersebut berasal dari wilayah DKI Jakarta, Rata – rata volume sampah mencapai 6.500 ton – 7.000 ton /hari, dan kondisi tingginya sampah saat ini kurang lebih sudah mencapai 50 meter, dengan komposisi sampah yang didominasi oleh sampah sisa makanan. Pengelolaan sampah yang kurang baik di daerah tersebut menyebabkan kualitas permukiman yang tidak bagus. Adanya gunung sampah pada daerah tersebut memberikan dampak bagi masyarakat sekitar, banyak masyarakat yang merasakan dampaknya mulai dari air yang tidak bersih, pencemaran udara, berbagai penyakit dan sebagainya. Dibalik dampak negatif dari adanya sampah di lokasi tersebut terselip manfaat yang bisa didapat oleh masyarakat sekitar. Berikut dampak negatif dan positif bagi masyarakat Bantar Gebang.
ADVERTISEMENT
1. Dampak negatif pencemaran air dan udara
Pencemaran air yang terlihat pada lingkungan tersebut karena adanya sampah yang menjadi busuk, yang kemudian menghasilkan air yang kotor dan mencemari air sumur penduduk sekitar. Air tersebut adalah cairan yang timbul akibat masuknya air eksternal ke dalam tumpukan sampah. Cairan tersebut mengandung bahan organik yang tinggi sebagai hasil dekomposisi sampah dan juga berasal dari proses infiltrasi air. Waktu terus berjalan, air ini akan menyebar dan masuk ke dalam tanah dan akan berdampak terhadap pencemaran air tanah di sekitarnya.
Begitupun dengan kondisi udara di sana. Banyak masyarakat sekitar yang merasa terganggu ketika timbul bau yang tidak sedap dari lingkungan sekitar Bantar Gebang. Sampah yang dikirim ke Bantar Gebang ini akan menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik, karena sampah ini merupakan penyumbang gas rumah kaca dalam bentuk CH4 dan CO2. Fakta bahkan menunjukkan bahwa CH4 mempunyai kekuatan merusak 20-30 kali lipat dari CO2 dan pada konsentrasi 15% di udara gas tersebut berpotensi menimbulkan ledakan dengan sendirinya.
ADVERTISEMENT
2. Dampak negatif bagi kesehatan
Lingkungan yang tidak sehat mengancam akan kondisi kesehatan dari warga sekitar, tidak sedikit dari mereka yang merasakan penyakit kulit, gatal – gatal, maupun diare. Penyakit kulit merupakan penyakit pada bagian tubuh paling luar dengan gejala berupa gatal-gatal dan kemerahan yang disebabkan oleh bahan kimia, sinar matahari, virus, imun tubuh yang lemah, mikroorganisme, jamur. Menurut data Puskesmas Kecamatan Bantar Gebang tahun 2017 penyakit kulit termasuk 5 penyakit terbanyak, sebanyak 2.537 kasus baru. Tujuan ini sebagai penelitian penyakit kulit pada masyarakat di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi.
3. Dampak positif adanya mata pencaharian bagi masyarakat sekitar
ADVERTISEMENT
Dibalik sisi negatif yang dirasakan oleh masyarakat Bantar Gebang, terdapat juga sisi positif yang mereka rasakan. Yakni dengan adanya mata pencaharian bagi warga sekitar. Kebanyakan dari mereka yang bertempat tinggal di sekitar Bantar Gebang mengalami perubahan sosial yang di mana mayoritas masyarakatnya adalah berprofesi sebagai petani tetapi setelah adanya Tempat Pengolahan Sampah Terpadu mata pencaharian masyarakat berubah sekarang bekerja di bawah sektor industri non industri salah satunya berprofesi sebagai karyawan dan pencari sampah.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di kelurahan ini mayoritas adalah petani tetapi setelah adanya Tempat Pembuangan Sampah Terpadu masyarakat mengalami perubahan sosial pada perubahan secara mata pencaharian dan perubahan secara interaksi sosial di masyarakat yang cenderung heterogen karena banyak masyarakat pendatang yang menetap di Kelurahan tersebut untuk mencari pekerjaan. Dampak positif dan negatif yang disebabkan oleh tempat tersebut membawa dampak positifnya, masyarakat yang bekerja di lokasi tersebut diberikan uang kompensasi ataupun bantuan infrastruktur.
ADVERTISEMENT
4. Dampak positif pengelolaan sampah yang menghasilkan listrik
Sejatinya pengelolaan sampah yang baik dan benar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Bukan hanya dari mata pencaharian saja, tetapi bisa dari aspek pengelolaan sampah yang berbuah daya listrik. Contohnya pada perusahaan yang mengelola energi listrik yang dibangun oleh tenaga sampah yang berlanjut sampai penjualan ke Perusahaan Listrik Negara. Tempat pembuangan sampah tersebut menghasilkan energi listrik dari sebuah gas dan sampah sebesar 3 Megawatt dari rencana yang akan dihasilkan sekitar 26 Megawatt tahun 2023. Pemanfaatan sampah di tempat ini memberikan sumbangan listrik ke Perusahaan Listrik Negara terhadap kekurangan pasokan tenaga listrik. Dengan adanya pemanfaatan sampah yang menghasilkan daya listrik ini diharapkan dapat diikuti oleh kota lain di Indonesia untuk mengelola sampah agar bisa menghasilkan daya listrik.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka :
Manurung, H. Douglas J. (2009) pengelolaan lingkungan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Bantar Gebang. Jurnal Institut Pertanian Bogor Universitas
Cahyaningsih, Nita. (2019) Analisis penyakit kulit pada masyarakat Bantar Gebang. Jurnal
Akbari, yusuf Maulana. (2019) Tempat pengolahan sampah terpadu dalam perubahan sosial dan ekonomi masyarakat: kasus di Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi. Jurnal Universitas Islam Negeri Sunan Gunung jati Bandung
Khulaemi, Ahmad. (2015) Pemanfaatan sampah yang menghasilkan listrik di Bekasi. Majalah Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia migas.