Konten dari Pengguna

Percayalah Ada Sesuatu di Tanah Rantau

Mutiah Nurrohmah
Mahasiswi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
20 Mei 2021 14:58 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mutiah Nurrohmah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Merantau adalah pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan, banyak sekali perubahan yang terjadi dalam diri saya selama merantau. Bermula dari keinginan saya untuk melanjutkan kuliah. Perjalanan ini dimulai pada tahun 2018, ketika saya lulus dari pondok pesantren.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya di pondok pesantren saya sudah ada perguruan tinggi dan orang tua pun sangat merekomendasikan, namun alasan saya tidak memilih untuk melanjutkannya adalah sederhana karena saya ingin mencari pengalaman baru.
Saat itu saya ingin sekali melanjutkan kuliah ke Bandung, namun orang tua saya tidak mengizinkannya dan kebetulan juga saya tidak lolos seleksi di kampus impian saya. Akhirnya saya mengikuti keinginan bapak saya untuk mendaftar kuliah di Yogyakarta, dan ternyata saya diterima di kampus pilihan bapak saya itu.
Tibalah waktu di mana saya harus meninggalkan keluarga saya untuk pergi ke perantauan. Perasaan ragu dan takut itu sempat terlintas di pikiran saya, karena saya sama sekali tidak mengetahui kota seperti apa Yogyakarta itu, ditambah saya tidak memiliki teman saat itu.
ADVERTISEMENT
Pertama kali saya menginjakkan kaki di Kota Istimewa itu di malam hari saat saya turun sendirian dari kereta di Stasiun Lempuyangan. Saat itu saya tidak diantar oleh keluarga saya dan saat itu juga saya belum memiliki kenalan sama sekali kecuali kenalan dengan teman satu grup asrama mahasiswa. Tujuan utama saya adalah ke asrama mahasiswa yang sebelumnya sudah saya daftarkan bersamaan dengan pendaftaran kuliah.
Ternyata hidup di tanah rantau itu menyenangkan, kebetulan di Yogyakarta ini saya tinggal di Asrama Mahasiswa yang disediakan oleh Kampus. Penghuni Asramanya terdiri dari berbagai etnis dan agama, namun toleransi dan perdamaian tetap dijunjung di sini. Pengalaman berharga saya memiliki teman dari berbagai suku dan agama.
ADVERTISEMENT
Saya mulai tertarik dengan berbagai komunitas yang ada di Yogyakarta. Di sini saya mengikuti organisasi keagamaan dan juga komunitas lingkungan yaitu KOPHI (Koalisi Pemuda Hijau) Yogyakarta. Di KOPHI ini banyak sekali kegiatan pelestarian alam yang saya ikuti, seperti menanam pohon dan membersihkan lingkungan.
Sumber: Dokumen Pribadi
Perubahan yang sangat nyata saya rasakan selama merantau adalah kemandirian yang muncul dalam diri saya. Saat memasuki semester dua saya sangat ingin bekerja, karena ingin mencoba mandiri dalam hal finansial.
Saya sudah mendaftar kerja part-time di beberapa tempat, tetapi ditolak dengan alasan tempat kerja itu mengutamakan orang yang sudah berpengalaman. Dunia luar itu memang keras ya, jujur saya sangat kecewa saat itu karena memang saya tidak memiliki pengalaman kerja, enam tahun saya hidup di pondok pesantren.
ADVERTISEMENT
Pada pertengahan tahun 2019 tepatnya di bulan Ramadhan saya diterima kerja di TK yang kebetulan lokasinya lebih dekat dengan asrama saya, namanya TRC Basic (Taman Rumah Cerdas Basic). Karena kerja di sini berdasarkan kontrak, jadi saat hari raya untuk pertama kalinya saya tidak bisa berkumpul bersama keluarga.
Sumber: Dokumen Pribadi
Selama saya di Basic saya tidak merasa seperti bekerja, karena teman-teman guru di Basic yang notabene lebih tua dari saya sangat baik kepada saya. Begitu juga dengan murid-murid TK yang setiap harinya selalu memberikan kejutan untuk saya. Tingkah laku dan candaan polos mereka itu seketika menghilangkan kesedihan saya karena sudah setengah tahun tidak bisa pulang kampung ke rumah. Di situ saya merasakan telah memiliki keluarga kedua di tanah rantau.
ADVERTISEMENT
Keseruan dan segala kejutan di tanah rantau itu terhenti pada pertengahan Maret tahun 2020, saat ada pengumuman Virus Covid-19 sudah masuk ke Indonesia. Semua kegiatan masyarakat pun dibatasi, begitu juga Basic yang mulai memberlakukan belajar dari rumah. Saya pun memutuskan untuk pulang ke kampung halaman saya, karena kampus saya juga mulai menerapkan pembelajaran daring.
Dari pengalaman saya di tanah rantau, banyak sekali sesuatu yang saya dapatkan. Seperti pengalaman hidup yang tidak akan terlupakan, perubahan-perubahan dalam diri menjadi mandiri dan bertanggung jawab, serta berbagai hal positif lainnya. Jadi jangan ragu untuk merantau ya :)
Mutiah Nurrohmah - Fakultas Ekonomi-Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta