Transformasi Digital: Sistem Otomasi untuk Cegah Stunting di Desa Sidorejo

Mahasiswa UNDIP (Daffa Maulana Fariza) melaksanakan program kerja monodisiplin 2 dalam bentuk aplikasi pemantau untuk Desa Sidorejo.

Sidorejo (2/8/2024) - Daffa Maulana Fariza, seorang mahasiswa dari program studi Teknologi Rekayasa Otomasi yang merupakan bagian dari TIM II KKN Universitas Diponegoro di Desa Sidorejo, telah berhasil mengimplementasikan teknologi otomasi melalui pengembangan aplikasi berbasis PHP dan MySQL. Aplikasi ini dirancang untuk mendukung proses pendataan secara massal dan real-time, khususnya untuk mendata anak-anak yang mengalami stunting di Desa Sidorejo.

Di tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat, pendataan digital menjadi kebutuhan yang krusial untuk memantau kemajuan program secara real-time. Sebelumnya, pendataan di Desa Sidorejo masih dilakukan secara manual, ditulis dalam buku catatan yang rentan rusak seiring waktu. Mengingat pentingnya penyimpanan data yang aman dan efisien, program ini menjadi langkah awal untuk memulai era digitalisasi di desa tersebut.

Program kerja ini diawali dengan penyampaian materi kepada perangkat desa dan kader posyandu mengenai urgensi masalah stunting dan pentingnya proses pendataan yang akurat dan teratur. Daffa juga memberikan demonstrasi tentang cara penggunaan aplikasi berbasis PHP dan MySQL untuk pendataan jenis stunting. Saat ini, pendataan masih dilakukan secara manual menggunakan buku, namun diharapkan dengan adanya aplikasi ini, data akan lebih terorganisir, berpindah ke metode digital, dan memungkinkan pendataan dilakukan lebih sering dan efektif.

Program kerja monodisiplin ini, yang diberi judul "Implementasi Input Data (Database) Stunting dengan PHP dan MySQL," merupakan inisiatif Daffa sebagai mahasiswa Teknologi Rekayasa Otomasi. Program ini memotivasi pemerintah desa dan kader posyandu untuk melakukan pendataan secara rutin dan terstruktur sesuai kriteria yang diinginkan.

Harapannya, inisiatif ini akan mempercepat dan meningkatkan efisiensi pendataan anak-anak yang mengalami stunting di Desa Sidorejo. Meskipun begitu, tantangan masih ada, terutama karena banyak kader posyandu yang belum sepenuhnya memahami teknologi otomasi modern ini. Oleh karena itu, diperlukan tindak lanjut dari perangkat desa yang sudah menguasai teknologi ini untuk membantu kader posyandu lainnya memahami dan mengimplementasikan sistem pendataan digital. Dengan langkah ini, diharapkan pendataan di Desa Sidorejo dapat beralih dari metode manual menjadi lebih otomatis dan digital, membawa dampak positif bagi masyarakat secara keseluruhan.