Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Simak Untuk Anak Muda: Urgensi Menikah Pada Usia Muda
8 Juli 2024 13:31 WIB
·
waktu baca 9 menitTulisan dari Rahmah Elqisthy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Anak muda merupakan generasi penerus yang memegang peranan penting dalam menentukan arah masa depan suatu bangsa. Mereka adalah kelompok usia yang penuh energi, ide-ide segar, dan semangat untuk berubah serta berkontribusi. Namun, anak muda juga menghadapi berbagai tantangan yang dapat memengaruhi perkembangan dan potensi mereka secara signifikan. Tantangan-tantangan ini meliputi aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, serta tekanan sosial dan budaya yang ada di sekitar mereka.
ADVERTISEMENT
Di banyak masyarakat, pernikahan dini dianggap sebagai tradisi yang harus dijalankan, sering kali tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap kesejahteraan perempuan muda. Tekanan dari keluarga dan masyarakat, bersama dengan norma-norma budaya yang mengakar, membuat banyak perempuan merasa tidak memiliki pilihan lain selain menikah pada usia yang sangat muda. Selain itu, kemiskinan dan ketidaksetaraan gender memperparah situasi ini, di mana pernikahan sering kali dilihat sebagai jalan keluar dari kesulitan ekonomi atau sebagai bentuk perlindungan bagi anak perempuan.
Dari sekian banyak hal tentang perempuan, ada satu hal yang menarik yang memerlukan pemikiran mendalam. Di dalam Al-Qur'an, banyak ayat yang membahas perempuan. Menikah pada usia dini adalah salah satu isu yang paling populer di media sosial karena fenomena tersebut mendorong perempuan lain untuk menginginkan hal seperti itu juga. Sebenarnya, tampaknya tujuan hidup ini hanya untuk menikah dan sudah berhenti di sana. Beberapa orang juga mulai menghilangkan rasa malu dengan mendorong mereka untuk segera menikah.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, masalah menikah muda ini tidak dapat disalahkan dan sah-sah saja. Seperti Aisyah yang menikah dengan Rasulullah pada usia enam hingga tujuh tahun. Al Qur'an juga menetapkan usia ideal untuk menikah. Dengan menikah muda juga menghindari generasi muda dari perzinahan, yang secara bertahap mulai dianggap kecil. Ini adalah masalahnya karena pasangan suami istri muda ini tidak tahu bagaimana menjaga rumah tangga mereka, atau bahkan lebih parahnya jika rumah tangga mereka hanya digunakan untuk ikut-ikutan. Tujuan pernikahan adalah untuk memiliki keturunan. Oleh karena itu, masa depan negara ini berada di tangan generasi mudanya.
Menurut syair penyair Mesir Hafizh Ibrahim yang saya kutip dari buku Keberkahan Al-Qur'an oleh Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, seorang ibu ibarat madrasah. Jika Anda mempersiapkan sebaik-baiknya, maka telah mempersiapkan negara yang baik juga. Kita tahu dari syair betapa pentingnya peran seorang ibu bagi anak-anaknya dan lebih jauh lagi bagi masa depan bangsa ini. Para perempuan harus mempersiapkan banyak hal untuk itu, terutama sebelum menikah. Bagaimana pendidikan ibu dapat menentukan karakter anak. Sangat penting untuk memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak-anaknya.
ADVERTISEMENT
Ketika kita akan menikah, kita harus menyadari bahwa semakin sedikit ruang gerak kita untuk bersantai-santai dengan dunia. Karena kita bertanggung jawab atas masa depan generasi berikutnya. Banyak kita menemukan bahwa nasib anak-anak yang disebut sebagai "rumah yang rusak" dapat ditemukan di mana pun. Mengakhiri perjanjian suci untuk hidup bersama dalam ikatan ijab qabul tanpa memperhatikan kewajiban anak-anak begitu mudah. Mereka seolah-olah melakukan sesuatu yang tidak baik, yang malah memperburuk keadaan. Anak-anak yang tidak terlatih dan memiliki pemikiran yang tidak matang akan melakukan hal-hal yang sangat buruk karena mereka lebih tepatnya tidak tahu bagaimana melampiaskan kemarahan mereka dengan cara yang positif dan efektif. Mereka percaya bahwa narkoba, rokok, dan minuman keras lebih menyenangkan. Hal ini akan merusak generasi.
ADVERTISEMENT
Dengan meningkatnya jumlah pasangan yang menikah, jumlah orang yang tinggal di negara ini juga meningkat. Pendidikan anak disebut at-Tarbiyah wu at-Ta'lim dalam agama Islam. Banyak anak-anak yang memiliki keluarga lengkap hanya karena orang tuanya tidak mendidik mereka dengan benar. Seorang ibu atau calon ibu harus memperhatikan bahwa mereka tidak boleh memberi anak mereka kebebasan yang berlebihan dan melepaskan mereka untuk membuat keputusan.
Perempuan memiliki peran penting dalam banyak hal, terutama dalam mendidik anak dalam berumah tangga. Banyak kata-kata hikmah menggambarkan peran perempuan dalam kehidupan. Salah satu untaian "Perempuan itu ibarat tiang dalam sebuah negara." Menurut pepatah, "Jika perempuannya bagus, maka negara juga akan bagus, tetapi jika perempuannya tidak bagus, maka negara juga tidak akan bagus." Dalam kasus ini, perempuan terkait dengan masalah negara, dan bagaimana suatu negara dianggap baik dapat dilihat dari seberapa baik perempuannya. Sebagai kaum perempuan, kita memerlukan waktu dan kesempatan untuk muhasabah dan memperbaiki diri. Sebelum kita memulai hidup dengan orang yang kita nantinya akan hidup bersamanya dan menjalin ikatan kekeluargaan yang sah, kita perlu melakukan banyak hal, termasuk sikap dan perilaku kita.
ADVERTISEMENT
Tidak dapat disangkal bahwa peran perempuan sangat penting dalam menciptakan generasi masa depan negara ini. Bagaimana perempuan harus mempertahankan harga diri dan kehormatannya serta menggunakan rasa malunya dengan bijak. Perempuan dianggap memiliki sifat pemalu, ketika seorang perempuan dapat menjaga dirinya dari hal-hal yang tidak dinginkan dan dilarang agama. Perempuan memiliki rasa malu sebagai hiasan agar terhindar dari fitnah dan hal-hal buruk lainnya.
Salah satu kewajiban khusus yang diberikan Allah kepada kaum perempuan adalah menutup aurat. Karena Allah mengetahui betapa pentingnya perempuan dan karena Dialah yang dapat menyelesaikan semua masalah, wanita diharuskan untuk melindungi auratnya. Selain itu, hal ini bertujuan untuk menjaga pandangan antara perempuan dan laki-laki supaya tidak terlibat dalam ikatan yang tidak sah dan tidak sah secara hukum agama. Karena hal-hal ini juga menyebabkan lebih banyak pernikahan dini yang tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT
Kebudayaan dan kebiasaan ras tertentu, terutama di pedesaan banyak kasus pernikahan usia dini. Oleh karena itu, ar-Tarbiyah wa at-Ta'lim, terutama yang berkaitan dengan wanita, tidak lagi memainkan peran dalam kehidupan. Anak-anak usia dini yang belum memahami sepenuhnya tentang kehidupan berumah tangga diarahkan dan dipaksa untuk menikah pada usia muda oleh kedua orang tuanya. Karena tidak disokong dengan pendidikan dan pengetahuan yang cukup. Peristiwa seperti ini akan menyebabkan peningkatan kuantitas penduduk bangsa ini, tetapi tidak meningkatkan kualitasnya. Berkaca pada zaman Rasulullah, Rasulullah menikahi Aisyah pada umur sangat dini. Namun demikian, Rasul terus mendidik Aisyah sehingga dia menjadi wanita yang tangguh dan cerdas. Aisyah adalah salah satu wanita pertama yang meriwayatkan hadits. Karena kegigihannya dalam belajar dan menggali ilmu dari Rasulullah.
ADVERTISEMENT
Pemikiran-pemikiran yang ada di zaman sekarang ini adalah hanya sebatas pernikahan saja. Tidak berfikir atau merencanakan lebih lanjut bagaimana kehidupan setelahnya akan berlanjut. Tidak merasa bahwasanya ada beban yang lebih berat lagi saat kita melangkahkan kaki ke jenjang pernikahan apalagi di umur yang bisa dibilang ada pada masa labil dan mudah goyah.
Dalam hidup kita, ada saat-saat di mana kita membutuhkan waktu istirahat, baik untuk berpikir atau hanya untuk beristirahat sejenak sendirian. Ada keinginan untuk menyusul teman atau keluarga saat mereka memulai hidup baru. Namun demikian, setiap perasaan bergantung pada cara kita menanganinya. Tidak segera menikah tidak berarti membiarkan diri terjerumus dalam perzinahan, yang sering disebut pacaran.
Sebagai perempuan, kita harus mampu menahan nafsu kita. Selain itu, jangan terlibat dalam ikatan yang tidak sah. Namun, kita harus memiliki kemampuan untuk memanfaatkan waktu yang dihabiskan sendirian untuk berpikir tentang diri kita sendiri dan membangun kesadaran diri untuk memperbaiki diri dan sifat buruk kita agar generasi berikutnya dapat hidup lebih baik. Perilaku kita di masa muda adalah sebagai kaca perbandingan untuk anak- anak kita nanti, karena buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Anak mewarisi karakteristik sikap dan sifat dari orang tuanya.
Jangan terlalu tergesa-gesa dan terpengaruh oleh iklan sosial media yang menggambarkan indahnya kehidupan rumah tangga. Memang indah, tetapi keindahan juga harus dibarengi dengan kesulitan dan ketidakpastian yang terkait dengannya. Kita harus memperbaiki diri kita terlebih dahulu dan menikmati diri kita sendiri sebelum akhirnya kita akan merindukan kesendirian kita. Bersama-sama, bantu wanita di negara ini dan berikan pendidikan dan pengetahuan kita kepada mereka yang membutuhkannya. Salurkan energi positif kita terutama kepada anak-anak yang sering disebut sebagai anak-anak yang tidak memiliki rumah.
ADVERTISEMENT
Sungguh, betapa miris dan pilu yang dirasakan ketika mengetahui serta menyaksikan bagaimana kehidupan anak-anak yang disia-siakan begitu saja. Dimana peranan seorang perempuan yang kita panggil dengan sebutan ibu yang membiarkan begitu saja anaknya dengan bebas. Lebih mementingkan hal-hal yang ditampilkan di layar sentuh yang tiap waktu dioperasikan. Pernah saya saksikan pemandangan seorang ibu yang sibuk mengoperasikan ponsel di genggaman tangannya di dalam sebuah angkutan umum. Ibu tersebut juga membawa anak kecil berseragam SD yang duduk di sampingnya. Sepanjang perjalanan di angkutan umum tersebut, sang anak berceloteh dengan ria tentang kisahnya di sekolah tadi. Sang anak juga banyak mengajukan beberapa pertanyaan kepada ibundanya. Sang ibu hanya mengangguk sembari mengiyakan apa yang diucapkan putrinya dengan tetap asik memainkan ponsel di tangannya.
ADVERTISEMENT
Seperti itulah gambaran perempuan-perempuan yang tidak menyadari betapa pentingnya keberadaan mereka untuk sekitar, terlebih keluarga terdekat. Mengapa masih ada kasus pelecehan seksual, hamil di luar nikah, serta pencabulan terhadap anak usia dini? Bisa kita lihat dari segi pendidikan serta pengajaran yang diberikan. Bisa kita lihat dari segi perlakuan dan kepekaan orang tua terhadap pergaulan anak terlebih seorang Ibu yang keberadaannya hampir tiap hari di dalam rumah.
Dalam konteks ini, dikhususkan peranan perempuan yang kelak akan menjadi seorang ibu namun tidak meniadakan adanya peranan laki-laki yang kelak juga akan menjadi seorang ayah. Memang, ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Namun, jangan lupa bahwa ayah adalah kepala sekolah dari sekolah tersebut. Teruntuk para perempuan, carilah laki-laki yang mampu bercerita serta mampu memberi nasihat dan petuah-petuah sederhana untukmu dan anak-anakmu kelak. Karena lagi-lagi berkaca pada zaman Rasulullah, bahwa Rasulullah mampu mendidik para pemuda untuk menjadi pribadi yang produktif dengan menceritakan kisah-kisah inspiratif dan memberi petuah-petuah bermanfaat.
ADVERTISEMENT
Sebagai perempuan, saya pasti merasa sedih melihat banyak fenomena yang terjadi di zaman sekarang. Meskipun saya belum memiliki banyak pengalaman dan masih terlalu muda untuk membahas topik-topik seperti yang saya sebutkan di atas, Pasangan yang ingin berhijrah dan mengakhiri pernikahan ilegal diberitahu bahwa menikah muda bukanlah masalah. Tentu saja, pemahaman dan keseriusan tetap harus diutamakan. Namun, bagi kita yang mudah terguncang secara pribadi, mari kita bermuhasabah diri dan belajar untuk diri kita sendiri, orang-orang di sekitar kita, dan generasi penerus kita. Jangan terlalu terburu-buru untuk meninggalkan status lajang kita. Sebaliknya, mari kita pikirkan tentang bagaimana kita dan generasi setelah kita akan berkembang. Karena berbagai masalah akan muncul lebih banyak seiring berjalannya waktu. Sebagaimana para ulama terdahulu mempertimbangkan nasib kita sebagai generasi penerus mereka, kita juga harus mempertimbangkan nasib anak cucu kita dengan memperbaiki kualitas diri dan menghasilkan generasi Qur'ani yang memiliki moralitas dan pengetahuan agama yang mendalam.
ADVERTISEMENT
Teruslah berkontribusi untuk bangsa ini walau hanya dengan hal-hal yang kecil. Karena kesadaran sekecil apapun sangat berharga dan langka di era masa sekarang ini. Jangan lagi ciptakan anak-anak yang bermental rusak oleh perilaku kita sendiri. Berpikirlah untuk kelangsungan anak cucu kita nanti dan tetaplah menjadi wanita yang sulit didapatkan serta teguh pendiriannya. Sadarlah bahwa keberadaan para wanita sangat penting untuk kelangsungan hidup. Sadarilah, perempuan sangat berharga, sebagaimana banyaknya ayat yang menjelaskan tentang kaum perempuan di dalam Al- Qur'an. Untuk itu, jagalah harga diri serta kehormatan perempuan masa kini.