Konten dari Pengguna

Dari Ladang ke Jalan: Kiprah Penjual Sayur Keliling pada Masyarakat Desa

Septiyan Triwidodo
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto
5 Mei 2023 17:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Septiyan Triwidodo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Keranjang sayur : Galeri Penulis
zoom-in-whitePerbesar
Keranjang sayur : Galeri Penulis
ADVERTISEMENT
Daerah pedesaan kini telah mengalami banyak kemajuan dalam segi pasokan pangan. Dulu para ibu rumah tangga harus ke warung atau ke pasar yang jika dihitung memiliki jarak hingga puluhan kilo meter hanya untuk berbelanja bahan pangan. Kini ada banyak sekali penjual sayur yang door to door.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya membawa sayur-mayur, mereka juga menjajakan banyak makanan siap santap hingga jajanan pasar. Penjual sayur tersebut akan berkeliling menjajakan segala bahan pangan ke lingkungan masyarakat pada pagi hari hingga menjelang siang.
Di banyak kota-kota besar berjualan dengan cara berkeliling bukanlah hal yang baru, tapi di lingkungan pedesaan inovasi berjualan ini merupakan sebuah inovasi yang jitu. Hal tersebut dikarenakan tidak semua pedagang memiliki kendaraan bermotor yang dapat digunakan untuk berjualan. Tak hanya itu, para pedagang khususnya di pedesaan juga belum memiliki pandangan untuk memajukan dan memperluas jaringan berdagangnya.
Ibu-ibu berbelanja. Sumber : Galeri Penulis
Seorang penjual sayur biasanya sudah memiliki tempat mangkalnya di salah satu rumah warga dan setiap pagi dirinya akan "mangkal" di tempat tersebut. Sebuah tempat akan dipilih karena beberapa hal, di antaranya adalah :
ADVERTISEMENT
1. Lokasi yang strategis, tempat mangkal pedagang sayur keliling biasanya adalah rumah warga yang berada di titik tengah suatu desa.
2. Potensi pasar, pedagang sayur keliling akan memilih tempat mangkal yang dekat dengan konsumennya. Konsumen yang dimaksud di sini adalah para ibu rumah tangga yang tidak mempunyai banyak waktu untuk ke pasar.
3. Persaingan, pedagang akan cenderung memilih tempat mangkal yang belum dijadikan tempat mangkal pedagang sayur keliling lainnya. Hal ini dilakukan guna untuk menghindari persaingan pasar.
4. Akses yang mudah. Suatu tempat akan dipilih menjadi tempat mangkal apabila memiliki akses yang mudah bagi penjual dan pembeli. Biasanya penjual akan memilih tempat yang berada di pinggir jalan raya.
5. Keamanan, walaupun di desa memiliki tingkat kriminal yang rendah biasanya seorang penjual sayur keliling akan enggan memilih tempat yang dinilai kurang aman.
ADVERTISEMENT
Ada berbagai hal positif yang diperoleh dalam proses jual beli tersebut, di antaranya adalah :
1. Mempererat tali persaudaraan antar penduduk desa. Setiap pagi para ibu-ibu akan langsung pergi ke tempat “mangkalnya” penjual sayur, di sana pasti akan ada banyak komunikasi yang terjalin antar ibu-ibu.
2. Akses informasi tanpa batas. Mereka akan membicarakan banyak hal, ada yang sekadar menanyakan kabar, update tentang masalah yang ada di desa, hingga saling bertukar resep masakan untuk keluarga.
3. Pembeli akan mendapat pasokan bahan pangan yang fresh.
4. Dalam proses jual beli akan ada proses tawar menawar yang lebih intim dan dapat menguntungkan kedua pihak.
Berbagai kemudahan tersebut tidak hanya dirasakan oleh ibu-ibu rumah tangga, para pedagang tradisional juga mendapat berbagai nilai kemanfaatan.
ADVERTISEMENT