Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menghadapi Permintaan "Bantuin Bahasa Inggris Dong" dengan Senyum
17 November 2024 14:40 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Aris agustian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai mahasiswa Sastra Inggris yang cukup aktif di berbagai kegiatan kampus seperti UKM, seminar, kajian, dan acara kampus lainnya, saya sering bertemu teman-teman dari jurusan lain. Dalam interaksi pertama, biasanya setelah tahu saya mahasiswa Sastra Inggris, komentar pertama yang sering muncul adalah, "Wah, bisa dong bantu tugas Bahasa Inggris saya!"
ADVERTISEMENT
Awalnya, saya menanggapi ini dengan senang hati dan berkata bahwa jika ada hal terkait Bahasa Inggris, jangan ragu untuk bertanya. Saya kira itu hanya candaan biasa, tapi ternyata banyak yang benar-benar serius meminta bantuan.
Di awal-awal perkuliahan, saya merasa senang karena bisa membantu teman-teman sekaligus mempraktikkan ilmu yang saya pelajari. Namun, rasa senang itu perlahan memudar. Semakin sering permintaan datang, semakin saya merasa beban ini bertambah. Kalau ada fee-nya, tentu saya langsung mengerjakan dengan senang hati. Tapi, jika hanya dengan modal senyum, saya sering merasa enggan. Rasanya lebih baik saya fokus menyelesaikan tugas pribadi atau melanjutkan hobi menulis.
Apakah ini membuat saya terlihat individualis? Tidak juga. Saya tetap senang membantu jika permintaan hanya sesekali, bahkan tanpa imbalan. Namun, jika permintaan datang berkali-kali, tentu ada batasnya. Apalagi, saya juga punya banyak tanggung jawab dan pekerjaan yang lebih penting.
ADVERTISEMENT
Tugas yang Sering Diminta
Permintaan bantuan yang sering saya dapatkan di antaranya menerjemahkan teks dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris (atau sebaliknya), membuat CV, menyusun pidato, dan bahkan membantu cara membaca teks Bahasa Inggris dengan benar.
Bagaimana Saya Menghadapinya?
Untuk menghadapi situasi ini, saya mulai belajar menentukan prioritas dan batasan. Jika permintaan datang, saya lebih dulu menyelesaikan pekerjaan pribadi saya dan memberi tahu mereka bahwa mereka harus bersabar menunggu. Saya juga tidak ragu menolak dengan ramah jika merasa permintaan itu datang di waktu yang tidak tepat.
Misalnya, saya sering menggunakan candaan untuk menolak, seperti mengatakan, "Waduh, saya lagi di luar nih," atau, "Saya lagi sibuk banget, nanti ya!" Padahal, biasanya saya memang sedang sibuk dan juga butuh istirahat.
ADVERTISEMENT
Saya terus belajar menolak dengan cara yang sopan, terutama jika situasi tidak memungkinkan. Namun, jika ada fee-nya, saya bisa lebih fleksibel membantu kapan saja. Jadi, buat kamu yang membutuhkan jasa saya, jangan ragu! Dengan imbalan yang sesuai, saya akan memberikan hasil terbaik.
Tantangan dan Keuntungan
Tantangan terbesar dari pengalaman ini adalah waktu. Mengerjakan hal seperti membuat CV atau menyusun pidato berbahasa Inggris bisa memakan waktu hingga satu jam untuk menghasilkan karya yang maksimal. Kadang, saya merasa kehilangan waktu untuk diri sendiri.
Namun, di sisi lain, pengalaman ini memberi saya banyak keuntungan. Saya merasa lebih percaya diri dan semakin terasah dalam keterampilan Bahasa Inggris. Selain itu, saya juga belajar bagaimana menentukan prioritas dan batasan, sebuah keterampilan hidup yang sangat penting.
ADVERTISEMENT
Penutup
Membantu teman-teman dalam hal Bahasa Inggris adalah pengalaman yang penuh tantangan sekaligus pembelajaran. Namun, saya percaya pentingnya menetapkan batasan agar tetap bisa fokus pada diri sendiri dan tanggung jawab yang lebih besar. Jadi, jika ingin menggunakan jasa saya, pastikan menghargai waktu dan usaha yang saya berikan. Saya selalu berusaha memberikan yang terbaik!