Konten dari Pengguna

Strategi Efektif Untuk Meningkatkan Minat Mahasiswa Dalam Mengikuti Ormawa

Nadief Rahman Harris
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Airlangga
20 Maret 2024 6:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nadief Rahman Harris tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah Indonesia. Dokumen Pribadi : Nadief Rahman Harris
zoom-in-whitePerbesar
Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah Indonesia. Dokumen Pribadi : Nadief Rahman Harris
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Partisipasi mahasiswa dalam organisasi kampus memiliki peran penting dalam pengembangan pribadi, pembentukan karakter, dan memperluas jaringan sosial. Namun, beberapa tantangan era sekarang seperti penurunan minat dan keterbatasan waktu juga mempengaruhi tingkat partisipasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Masalah ini senada dengan yang diutarakan Fitria Salsabila dalam tulisannya. Mulai dari budaya organisasi yang cenderung esklusif, kaku dan birokratis. Padahal di zaman serba digital dan terbuka ini, banyak informasi yang mudah didapatkan oleh para mahasiswa. Lantas pertanyaannya adalah hal apa yang membedakan mahasiswa organisatoris dengan yang tidak.
Selain itu alumni yang cenderung bersikap feodal dan berkarakter garang juga menjadi sebab tersendiri. Biasanya mereka meromantisasi hal yang bisa dibanggakan di era mereka berproses. Dengan maksud memberikan motivasi kepada para juniornya. Namun yang dicerna oleh para anggota definitif justru sebaliknya.
Program pemerintah hari ini pun banyak sekali yang sudah menawarkan keuntungan lebih. Seperti MBKM, PMM hingga MSIB. Pada realitanya, program-program tersebut melaksanakan kegiatan yang biasanya diadakan oleh organisasi mahasiswa. Baik itu studi banding, pengembangan potensi diri, penjaringan relasi hingga mengajar di sekolah-sekolah yang serupa dengan agenda pengabdian masyarakat. Dan kabar baiknya jika mahasiswa mengikuti program tersebut, bisa dikonversi ke mata kuliah serta mendapatkan dana insentif langsung dari pemerintah.
ADVERTISEMENT
Dalam meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam organisasi mahasiswa, penting untuk memilih program kerja yang rasional dan terukur. Hal ini melibatkan pemilihan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan dan minat mahasiswa. Menyelenggarakan survei atau diskusi dengan mahasiswa untuk memahami aspirasi mereka dan mengetahui jenis kegiatan yang paling diminati dapat menjadi langkah awal yang baik.
Dengan memahami preferensi mahasiswa, organisasi mahasiswa dapat merancang program kerja yang relevan, memberikan manfaat nyata, dan memotivasi partisipasi aktif. Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan sumber daya yang tersedia, baik dalam hal anggaran, fasilitas, maupun waktu, sehingga program kerja yang dipilih dapat dijalankan secara efisien dan efektif.
ADVERTISEMENT
Dalam meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam organisasi mahasiswa, penting untuk fokus pada pengembangan potensi diri anggota. Organisasi mahasiswa dapat menyadarkan anggota akan kekuatan dan bakat yang mereka miliki serta memberikan kesempatan untuk mengembangkannya. Melalui program-program pelatihan, workshop, atau mentoring, anggota dapat memperoleh keterampilan baru, mengasah kemampuan yang sudah dimiliki, dan meningkatkan kepercayaan diri.
Selain menyadarkan potensi diri anggota, organisasi mahasiswa juga harus laboratorium yang mendukung pengembangan potensi diri. Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan suasana yang inklusif, kolaboratif, dan saling mendukung di antara anggota. Dengan menciptakan lingkungan yang memprioritaskan pengembangan potensi diri, organisasi mahasiswa dapat menjadi tempat yang memotivasi anggota untuk terus berkembang, meraih prestasi, dan merasa terhubung dengan tujuan bersama.
ADVERTISEMENT
Model organisasi modern yang dikenal sebagai "Agile Organization" telah menjadi topik yang semakin populer dalam konteks pengelolaan organisasi, termasuk organisasi mahasiswa. Model ini menawarkan pendekatan yang adaptif, inklusif, kolaboratif, dan responsif terhadap perubahan yang cepat di lingkungan sekitar. Tentu bukan dengan FOMO mengikuti tren kekinian secara esensial saja. Lebih dari itu hal substansial juga menjadi perhatian yang utama.
Dalam menerapkan model "Agile Organization," organisasi mahasiswa dapat menciptakan lingkungan yang adaptif, inklusif, kolaboratif, dan responsif terhadap perubahan. Dengan fokus pada fleksibilitas struktur organisasi, komunikasi terbuka, siklus pembaruan berkesinambungan, dan pemberdayaan anggota, organisasi mahasiswa dapat mencapai tingkat partisipasi mahasiswa yang lebih tinggi dan menciptakan pengalaman yang bermanfaat bagi anggota mereka.
ADVERTISEMENT
Dalam era yang terus berubah, organisasi mahasiswa perlu mengadopsi strategi dan inovasi yang efektif untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa. Dengan membangun kesadaran, melakukan kolaborasi antarorganisasi, serta melakukan evaluasi dan umpan balik, diharapkan partisipasi mahasiswa dalam organisasi mahasiswa dapat meningkat, memberikan manfaat yang signifikan bagi mahasiswa dan perkembangan kampus secara keseluruhan.