Menerapkan Motivasi Menjadi Dorongan pada Kinerja Organisasi

Veronika Maria Christianti
Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
6 Mei 2023 12:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Veronika Maria Christianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Motivasi (Foto oleh Jill Wellington dari Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Motivasi (Foto oleh Jill Wellington dari Pexels)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Motivasi sangat mudah kita jumpai di dalam suatu organisasi, terutama dengan orang - orang yang berada di dalamnya. Pemenuhan kebutuhan suatu individu dalam organisasi inilah yang menjadikan suatu pekerjaan memotivasi seseorang menjadi rumit namun penting, agar proses organisasi tetap berjalan sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Motivasi adalah akibat dari interaksi individu dengan situasi yang ada di dalam dirinya, baik dalam situasi internal maupun situasi eksternal. Beberapa orang memiliki pandangan bahwa orang yang tampak tidak memiliki motivasi akan dianggap sebagai orang yang pemalas. Sebaliknya, orang yang memiliki motivasi tinggi akan dianggap sebagai orang yang rajin.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan motivasi. Motivasi merupakan dorongan baik dari internal ataupun eksternal yang ditujukan untuk seseorang agar menimbulkan sikap antusiasme dalam mewujudkan suatu kebutuhan individual yang ingin dicapai serta memenuhi akan kebutuhan tersebut. Menurut seorang ahli yang bernama Saul Gellermen, setiap orang yang memiliki kebutuhan dan apabila satu kebutuhan tidak dapat terpenuhi maka orang tersebut akan termotivasi untuk terus berusaha agar kebutuhannya dapat terpenuhi. Saul Gellermen juga mengemukakan bahwa tujuan akhir motivasi bagi seseorang adalah untuk merealisasikan citra pribadi, yakni hidup dalam cara yang sesuai dengan peranan yang diinginkan, diperlakukan dalam cara yang sesuai dengan kedudukan dan dihargai sesuai tingkat kemampuan. Untuk itu, setiap orang berada dalam upaya tetap akan memburu apapun yang dipandang sebagai peranan yang diinginkan dan terus mencoba merealisasikan dari suatu ide yang subjektif mengenai diri sendiri menjadi suatu kebenaran yang objektif.
ADVERTISEMENT
Kebutuhan merupakan suatu keadaan interval seseorang yang menyebabkan hasil - hasil tertentu akan tampak menjadi menarik. Menurut Robbins ada beberapa proses motivasi yang dipengaruhi oleh suatu kebutuhan. Jadi, kebutuhan seseorang yang belum terpenuhi akan menciptakan tegangan yang dapat merangsang dorongan dari dalam individu untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Dorongan ini menimbulkan suatu perilaku pencarian bagi seseorang untuk menemukan tujuan tertentu yang apabila dicapai akan mewujudkan pemenuhan kebutuhan dan dapat mendorong pengurangan tegangan yang dimiliki oleh seseorang tersebut.
Bekerja sama (Foto oleh Fox dari Pexels)
Akan tetapi, tidak selamanya motivasi dengan tujuan yang diinginkan oleh seseorang akan selalu tercapai. Realitanya, proses yang dialami kerap kali menjadi suatu keputusasaan bagi seseorang. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki keinginan untuk mendapatkan suatu pekerjaan yang baik untuk melangsungkan kehidupan yang layak. Maka, seseorang tersebut akan berusaha secara optimal agar mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Namun, tidak semua yang diinginkan akan tercapai sesuai dengan rencana yang dibuat oleh orang tersebut. Anggap saja terdapat suatu hambatan yang menghalangi seseorang tersebut untuk mendapatkan pekerjaan seperti banyaknya para pesaing di bidang kerja tersebut. Pada akhirnya, seseorang akan mendapatkan hasil yang beranekaragam. Serta, seseorang tersebut akan berusaha untuk mencari jalan lain untuk mencapai tujuan tersebut yang terhambat ataupun seseorang akan merasa putus asa karena tujuan yang diinginkan menjadi terhambat.
ADVERTISEMENT
Vroom berpendapat, bahwa motivasi dapat muncul apabila terjadi dua hal, yaitu :
1. Apabila nilai hasil tertentu yang diinginkan sangat tinggi bagi seseorang.
2. Apabila seseorang merasa memiliki kesempatan yang baik untuk menyelesaikan tugas dan memperoleh hasil yang baik.
Ketika seseorang merasa upayanya akan mengarah pada penyelesaian tugas, serta orang tersebut mengetahui bahwa penyelesaian tugas tersebut akan mengarah pada hasil yang penting seperti pemenuhan kebutuhan akan status atau pengakuan maka motivasi akan muncul dalam diri orang tersebut.
Kebutuhan manusia (Foto oleh Aukid phumsirichat dari Pexels)
Dari berbagai proses motivasi yang terjadi, dorongan yang ada dalam diri akan menghasilkan suatu upaya agar termotivasi untuk melakukan sesuatu. Upaya tersebut akan dilakukan ketika seseorang merasa mampu dan apabila tujuannya sudah dicapai melalui upaya tersebut, maka dorongan yang dalam dirinya akan menjadi menurun. Terdapat 2 kemungkinan terjadinya hambatan atas upaya pencapaian tujuan, yaitu : seseorang akan terdorong dan akan terus berupaya untuk meraih tujuan atau seseorang akan merasa putus asa karena merasa tidak mampu menghadapi halangan itu dan dorongan ataupun upaya tidak akan menjadi timbul lagi. Demikianlah, bahwa memotivasi seseorang tidaklah cukup hanya dengan menawarkan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhannya akan tetapi perlu diberi suatu jaminan bahwa seseorang mampu untuk melakukan atau memiliki kemampuan untuk mencapai hingga berujung pada ganjaran juga menjadi hal yang sangat penting. Sehingga, terdapat kesempatan lain untuk mengeluarkan kemampuan tersebut. Untuk itu, hal - hal ini yang dapat membuat seorang karyawan menjadi termotivasi untuk melakukan pekerjaannya.
ADVERTISEMENT
Abraham H. Maslow dalam bukunya, Motivation and Personality mengemukakan bahwa inti dari kebutuhan manusia dapat dikategorikan dalam hierarki kebutuhan. Masing - masing kebutuhan tersebut akan aktif apabila kebutuhan yang paling rendah sudah terpenuhi terlebih dahulu. Hierarki kebutuhan memiliki 5 kategori, yaitu :
1. Kebutuhan fisiologis, merupakan tingkat kebutuhan terendah atau kebutuhan paling pokok yang dimiliki oleh manusia. Contoh dari kebutuhan ini adalah kebutuhan terhadap makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, dan kesehatan.
Kesehatan sebagai kebutuhan fisiologis (Foto oleh Polina Tankilevitch dari Pexels)
2. Kebutuhan akan rasa aman, ketika kebutuhan fisiologis manusia sudah terpenuhi maka kebutuhan akan rasa aman muncul menggantikan kebutuhan fisiologis dan menganggap bahwa kebutuhan tersebut sudah tidak lagi sebagai suatu motivasi. Contoh dari kebutuhan akan rasa aman yaitu kebutuhan akan perlindungan dari bahaya atau kehilangan sesuatu serta jaminan keamanan.
ADVERTISEMENT
3. Kebutuhan sosial, merupakan kebutuhan yang dapat dilihat dari afiliasi, memberi dan menerima kasih sayang dan persahabatan dari orang lain.
Persahabatan sebagai kebutuhan sosial (Foto oleh Sharefaith dari Pexels)
4. Kebutuhan penghargaan, merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan kehormatan seseorang dan reputasi yang dimiliki orang tersebut.
5. Kebutuhan aktualisasi diri, merupakan kebutuhan yang paling tertinggi. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang dimiliki oleh semua orang untuk dirasakan oleh orang tersebut yang memiliki kemampuan untuk mewujudkannya.
Untuk itu, setiap orang sangat termotivasi untuk berperilaku dalam cara yang dapat memenuhi kebutuhannya dan kunci keberhasilan seorang pemimpin terletak pada kemampuan memotivasi para anggotanya dalam usaha memenuhi dan mendukung kebutuhan "tingkat tinggi" agar tujuan organisasi tersebut dapat tercapai.
Tim penulis :
Alia Sari
Sofia Febri I.
ADVERTISEMENT
Muhammad Arthur R.
Rayhan Dwi Tirtanata
Veronika Maria Christianti
(Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pamulang)