Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.9
Konten dari Pengguna
Tradisi Nastar Lebaran: Aroma Nanas yang Menyatukan Keluarga di Hari Raya
1 April 2025 9:57 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Haenun Hayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Aroma manis kue nastar yang menguar dari dapur telah menjadi penanda tak resmi kedatangan bulan Ramadan. Di banyak rumah tangga Muslim Indonesia, membuat kue nastar bukan sekadar ritual persiapan Lebaran, melainkan sebuah tradisi yang memperkuat ikatan keluarga menjelang hari yang penuh sukacita.
ADVERTISEMENT
Resep Turun Temurun di Tengah Modernisasi
Di kediaman Ibu Maryam (58) di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, tradisi membuat nastar telah berlangsung selama tiga generasi. "Resep ini warisan dari nenek saya. Saya masih ingat bagaimana beliau mengajari saya mengukur bahan-bahan dengan 'perasaan', bukan dengan timbangan seperti sekarang," ujarnya sambil memperlihatkan adonan kuning keemasan yang siap dipanggang.
Berbeda dengan nastar buatan pabrik, nastar rumahan keluarga Maryam memiliki ciri khas tersendiri dengan tambahan keju parut di atasnya dan selai nanas yang dibuat secara manual dari buah segar. "Rahasianya ada di selai nanas yang dimasak hingga 4 jam sampai benar-benar kental. Tidak boleh terburu-buru," tambahnya.
Dari Dapur ke Media Sosial
Fenomena menarik terjadi beberapa tahun belakangan ini. Proses pembuatan kue nastar yang dulu hanya dinikmati dalam lingkup keluarga kini menjadi konten media sosial yang populer. Siti Nurhaliza (32), seorang content creator kuliner, mengaku viewership videonya melonjak tiga kali lipat saat mengunggah tutorial pembuatan nastar menjelang Lebaran.
ADVERTISEMENT
"Orang-orang mencari resep yang simpel tapi tetap autentik. Yang paling banyak ditanyakan adalah bagaimana membuat selai nanas yang tidak berair dan tekstur kue yang lembut di mulut tapi tidak mudah hancur," jelas Siti yang videonya telah ditonton lebih dari 500 ribu kali.
Ekonomi Nastar yang Menggiurkan
Tak hanya menjadi hidangan wajib di meja Lebaran, nastar juga telah menjadi penggerak ekonomi musiman yang signifikan. Hesti Wulandari, pemilik usaha kue rumahan di Yogyakarta, mengungkapkan bahwa pesanan nastar meningkat hingga 400% menjelang Lebaran.
"Dua minggu sebelum Lebaran, kami bisa menghasilkan 100 toples per hari. Kami harus menambah 15 pekerja temporer untuk memenuhi permintaan," ungkap Hesti. Harga satu toples nastar premium buatannya mencapai Rp150.000 dan telah dikirim ke berbagai daerah di Indonesia.
Inovasi di Tengah Tradisi
ADVERTISEMENT
Meski terkesan tradisional, nastar terus mengalami evolusi. Chef Denny Gunawan dari Asosiasi Koki Indonesia menyebutkan adanya tren nastar dengan isian beragam seperti durian, matcha, bahkan keju blue cheese untuk kalangan tertentu.
"Esensi Lebaran adalah berkumpul dan berbagi. Nastar menjadi simbol manis pertemuan itu, tidak peduli bagaimana bentuk dan isinya," tutup Chef Denny.
Tradisi membuat nastar menjelang Lebaran membuktikan bahwa di tengah perubahan zaman, rasa dan aroma tertentu tetap memiliki tempat spesial dalam perayaan keagamaan di Indonesia. Lebih dari sekadar camilan, nastar adalah pengikat kenangan dan pemanis silaturahmi yang tak lekang oleh waktu.