Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Kesenjangan Gender yang Tidak Disesuaikan dengan Pendapatan Rata-Rata
4 Januari 2023 11:58 WIB
Tulisan dari VASEL AQILLA KANAKA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kesenjangan gender merupakan salah satu masalah lama yang melanda berbagai negara, termasuk Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat. Kesenjangan gender memberi dampak tersendiri bagi pendapatan rata-rata suatu negara. Kesenjangan gender yang tidak sesuai dengan pendapatan rata-rata mengakibatkan perbedaan pendapatan rata-rata antara pria dan wanita. Saat ini, mulai muncul kemajuan dalam mengatasi kesenjangan gender yang tidak sesuai dengan pendapatan rata-rata pada negara-negara tertentu. Meskipun demikian, kesenjangan gender tetap menjadi masalah yang besar dan membutuhkan berbagai cara untuk menanganinya. Penanganan terhadap kesenjangan gender harus tidak melibatkan faktor- faktor lain seperti faktor pendidikan, faktor pengalaman, dan faktor pekerjaan.
![Ilustrasi kesenjangan gender. Foto: Freepik.](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01gnvs84k3g6kwj016sr399c9z.jpg)
Ketidakseimbangan pendapatan rata-rata antara pria dan wanita dipengaruhi oleh faktor sistem dan struktur sosial. Pada dua faktor tersebut, terdapat keterkaitan antara budaya dan struktur dalam kekerasan yang menciptakan sebuah segitiga kekerasan. Dalam segitiga kekerasan tersebut, aspek-aspek budaya dalam masyarakat dijadikan legitimasi kekerasan yang struktural, institusional, dan kekerasan langsung (Galtung, 1990). Oleh karena itu, pria maupun wanita menjadi korban pada sistem tersebut. Pada tahun 1970, mulai muncul kesenjangan gender yang tidak disesuaikan dengan penghasilan rata-rata signifikan terjadi pada berbagai negara, dengan wanita berpenghasilan jauh lebih rendah daripada pria, padahal mereka melakukan pekerjaan yang sama. Sebagai contoh, kesenjangan gender yang terjadi di negara Jepang, wanita memperoleh 40.86% dari penghasilan pria, sementara di Inggris, wanita memperoleh 41.77%, dan di Amerika Serikat, kaum wanita hanya mendapat penghasilan sebesar 38.20% dari penghasilan kaum pria. Our World In Data menyatakan bahwa pada beberapa tahun kemudian, permasalahan mengenai kesenjangan gender yang memberi dampak pada pendapatan rata-rata mulai sedikit berkurang. Contohnya yakni pada tahun 2016, kesenjangan gender telah menyempit secara signifikan pada beberapa negara. Di Jepang, penghasilan wanita meningkat menjadi 74.3% dari penghasilan pria, di Inggris, pendapatan wanita meningkat menjadi 83.2%, dan di Amerika Serikat, kesenjangan penghasilan wanita meningkat menjadi 81.9% dari penghasilan pria.
ADVERTISEMENT
Walaupun masalah mengenai kesenjangan gender mulai berkurang, kesenjangan gender tetap menjadi masalah yang signifikan pada negara-negara tersebut, salah satu contohnya di negara Jepang. Bentuk ketidaksetaraan gender paling mendasar di negara Jepang sejatinya terdapat dalam lingkup keluarga (Sari, A. Y. 2020). Hal tersebut mengakibatkan wanita masih berpenghasilan jauh lebih rendah daripada pria pada pekerjaan yang sama dan kesenjangan tersebut masih sulit diatasi dalam beberapa tahun terakhir. Faktanya, menurut beberapa penelitian, kesenjangan gender yang mempengaruhi pendapatan kembali menjadi masalah yang sulit diatasi dalam beberapa tahun terakhir meskipun terdapat berbagai upaya untuk menangani masalah tersebut.
Terdapat beberapa penyebab yang mendorong munculnya kesenjangan upah gender yang terus-menerus terjadi di berbagai negara. Definisi gender dalam segala aspek kehidupan manusia adalah suatu perbedaan antara perempuan dan laki-laki (Sulistyowati, Y. 2020). Permasalahan yang berkaitan dengan gender adalah diskriminasi. Diskriminasi tersebut dapat berupa wanita yang dibayar lebih rendah dari pria dalam pekerjaan yang sama. Fakta lain adalah bahwa wanita lebih cenderung bekerja di industri dan pekerjaan bergaji rendah, seperti pendidikan dan perawatan kesehatan. Wanita juga cenderung mengambil cuti dari pekerjaan untuk merawat anak atau anggota keluarga lainnya yang dapat berdampak negatif pada potensi penghasilan mereka. Hal ini sangat dirasakan oleh wanita yang bekerja di pekerjaan bergaji rendah, yang mungkin tidak memiliki akses cuti melahirkan atau tunjangan lain yang memungkinkan mereka mengambil cuti tanpa mengorbankan penghasilan mereka.
ADVERTISEMENT
Perusahaan-perusahaan tertentu telah menerapkan inisiatif untuk mengatasi kesenjangan upah gender. Perusahaan tersebut sadar bahwa kaum perempuan membutuhkan lingkungan kerja yang mengakomodasi kebutuhan mereka (Murakami, S. 2018). Dengan gagasan dan konsep yang telah dipikirkan oleh beberapa perusahaan, mereka mampu menerapkan cara mereka sendiri untuk mengatasi ketidakadilan pembagian upah. Cara-cara tersebut meliputi melakukan audit ekuitas gaji secara rutin dan menawarkan cuti melahirkan berbayar. Upaya ini dinilai cukup berhasil karena hal tersebut akan memacu keseimbangan dan dapat mengurangi kesenjangan. Akan tetapi, masih terdapat berbagai cara lain yang harus dilakukan agar kesenjangan gender dapat hilang secara total.
Perbedaan pendapatan pria dan wanita terjadi karena masyarakat menormalisasikan nasib atau kodrat yang ada. Perbedaan kodrat sendiri merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan antar gender. Gender sendiri merupakan sebuah sistem klasifikasi hierarki yang terkonstruksi secara sosial budaya (Fu, M. 2015). Pendapat tersebut menjadikan suatu masyarakat tidak dapat merubah atau menolak perbedaan gender karena dengan adanya perbedaan kodrat yang ada, akan memunculkan perbedaan nasib masing-masing individu. Kodrat sendiri adalah sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan. Beralih dari kodrat, seharusnya masyarakat menggalakkan keseimbangan gender karena kesenjangan gender akan dapat terjadi jika tercipta suatu kondisi yang setara antara satu gender dengan gender lain. Seorang pria atau wanita harus dapat menggunakan hak-haknya sehingga tidak akan ada satu gender yang merasa tidak diberikan akses akan hak-hak mereka. Terutama bagi kaum wanita. Kaum wanita harus mendapatkan toleransi dan tidak mendapat diskriminasi.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian kesenjangan gender yang tidak sesuai dengan penghasilan rata-rata menjadi masalah yang signifikan di Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat. Meskipun terdapat beberapa kemajuan dalam mengurangi kesenjangan tersebut, akan tetapi masalah ini tetap menjadi masalah yang cukup besar dan membutuhkan berbagai cara untuk menghilangkannya karena kesenjangan upah gender akan terus menjadi penghalang utama kesetaraan ekonomi wanita di negara-negara tersebut.
Kita masih sering menemukan kesenjangan gender pada masa kini. Kesenjangan gender yang terjadi menimbulkan keresahan pada beberapa faktor, salah satunya adalah kesenjangan pada pendapatan pria dan wanita. Ketidakseimbangan pendapatan ini menimbulkan hasil pendapatan wanita lebih rendah dibandingkan pendapatan pria. Dengan adanya kesenjangan upah ini akan semakin mempersulit kesetaraan perekonomian bagi wanita, serta penghasilan rata-rata antara pria dan wanita harus sama rata karena mereka memberikan kontribusi kerja yang sama. Walaupun usaha-usaha untuk mengurangi kesenjangan tersebut sudah banyak dilakukan, kita masih perlu mencari cara agar kesenjangan tersebut dapat dihilangkan secara total.
ADVERTISEMENT
Kesenjangan pada pendapatan rata-rata antara pria dan wanita juga disebabkan oleh faktor struktur sosial yang secara tidak langsung menyebabkan pria dan wanita menjadi sasaran pada sistem sosial tersebut. Perbedaan kodrat, pengasingan, dan pengucilan merupakan suatu penyebab terjadinya kesenjangan upah yang terus-menerus di berbagai negara. Tanpa mempertimbangkan faktor seperti pendidikan, pengalaman, dan pekerjaan, terlihat bahwa kaum wanita masih berpenghasilan jauh lebih rendah daripada kaum pria pada pekerjaan yang sama. Masyarakat harus memiliki konsep yang jelas mengenai hak-hak wanita sehingga kesenjangan upah gender tidak akan terjadi dan mendorong terciptanya kesetaraan gender yang harmonis.
REFRENSI
https://ourworldindata.org/grapher/gender-wage-gap-oecd time=earliest..latest&country=JPN~GBR~USA
Galtung, J. (1990). Johan Galtung. Journal of peach research, 27, 291- 305.
Sari, A. Y. (2020). Bentuk ketidaksetaraan gender paling mendasar di Jepang sejatinya terdapat dalam lingkup keluarga. Ketidaksetaraan Gender Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Perempuan di Jepang, VI, 361-367.
ADVERTISEMENT
Sulistyowati, Y. (2020). Gender dalam segala aspek kehidupan manusia mengkreasikan perbedaan antara perempuan dan laki- laki. KESETARAAN GENDER DALAM LINGKUP PENDIDIKAN DAN TATA SOSIAL, 3-14.
Murakami, S. (2018). Japan fails to shine in annual reports on women participation in politics. Retrieved from Japantimes: https://www.japantimes.co.jp/news/2018/03/07/national/japan- fails-shine- annual-report-womens-participation-politics
Fu, M. (2015). Women's Stud Journal. What will it take to end gender- based violance?, 29, 50-59.
https://www.freepik.com/free-vector/man-woman-standing-different-stacks-gold-coins-salary-gap-male-female-employee-characters-flat illustration_20827814.htm#query=gender%20gap&position=0&from_view=search&track=sph">Image by pch.vector</a> on Freepik