Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perasaan Anak: Memvalidasi Itu Penting Gak Sih?
30 Desember 2024 17:10 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Verina Mitta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Anak-anak merupakan individu yang memiliki dunianya sendiri, penuh dengan pemikiran, pengalaman, dan perasaan yang terkadang sulit untuk dimengerti oleh orang dewasa, seperti orang tua, wali, atau pengasuh.
ADVERTISEMENT
Sebagai orang dewasa, seringkali mereka menghadapi kondisi dimana anak-anak mengungkapkan emosinya, seperti perasaan marah, sedih, senang, atau bahkan kekecewaan yang berlebih. Sebagai orang dewasa, ada saatnya mereka merasa perlu untuk mengatur emosi anaknya agar tidak diungkapkan secara berlebihan. Namun, apakah kalian sebagai orang dewasa menyadari, bahwa memvalidasi perasaan anak itu sangat penting bagi kesehatan psikologis anak? Artikel ini akan membahas pentingnya memvalidasi perasaan anak, karena itu merupakan aspek yang sangat penting dalam perkembangan emosional anak.
Memvalidasi perasaan berarti mengakui dan menghargai perasaan yang dialami oleh anak, tanpa mengintimidasi atau mengabaikan perasaan tersebut. Saat seorang anak merasa marah, senang, sedih, atau kecewa, sebagai orang tua atau pengasuh anak seharusnya tidak menghakimi atau menyalahkan perasaan tersebut. Justru, seorang anak perlu diberikan ruang untuk mengekspresikan perasaan tersebut dengan cara yang benar. Lantas, mengapa memvalidasi perasaan anak itu penting? Berikut adalah penjelasan dari perspektif penulis mengenai alasan pentingnya memvalidasi perasaan anak:
1. Meningkatkan Rasa Percaya Diri Anak
Merasa bahwa perasaan mereka divalidasi oleh orang dewasa, membuat anak merasa bahwa mereka bernilai dimata orang lain. Hal ini, tentunya dapat meningkatkan rasa percaya diri anak dalam mengekspresikan diri mereka sendiri. Seorang anak yang merasa dihargai, akan lebih mudah terbuka ketika sedang berbicara tentang apa yang dirasakan mereka, pada akhirnya hal ini juga dapat memperkuat hubungan antara anak dan orang tua.
ADVERTISEMENT
2. Mencegah Bahaya Akibat dari Memendam Perasaan Sendirian
Ketika seorang anak merasa bahwa perasaan mereka tidak diterima atau tidak dihargai, mereka justru cenderung untuk menahan perasaan tersebut atau bahkan menekan emosi mereka. Menahan perasaan ini dapat mengarahkan mereka pada masalah emosional, seperti kecemasan berlebih, depresi, atau terjebak dalam hubungan toxic karena mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang lebih sehat. Ketika merasa bahwa perasaan mereka divalidasi, justru hal ini dapat menjadikan alat bagi mereka untuk mengelola emosi dengan cara yang lebih baik.
3. Membantu Anak Ketika Menghadapi Konflik
Anak-anak yang merasa perasaannya dihargai, mereka akan lebih siang untuk berperilaku lebih positif ketika sedang menghadapi sebuah masalah. Anak akan belajar untuk lebih berani mengungkapkan perasaan yang mereka rasakan tanpa rasa takut dihakimi oleh orang lain. Ini memungkinkan mereka untuk dapat lebih mudah menerima pendapat atau perspektif orang lain dan mencari solusi dari permasalahan tersebut agar dapat terselesaikan dengan cara yang positif.
Dengan memvalidasi perasaan anak, bukan berarti sebagai orang dewasa harus menyetujui perilaku negatif yang telah mereka lakukan, tetapi cukup dengan mengakui bahwa perasaan tersebut sah-sah saja. Terkadang banyak sekali orang dewasa yang kesulitan untuk memahami perasaan anak, lalu bagaimana caranya untuk memahami atau memvalidasi perasaannya? Berikut adalah beberapa caranya:
1. Mendengar Dengan Rasa Empati
Pada saat anak berbicara tentang perasaan mereka, cobalah untuk cukup mendengarkan dan memberikan perhatian penuh kepada mereka ketika sedang berbicara mengenai perasaannya, tidak dengan memotong pembicaraan mereka.
ADVERTISEMENT
2. Memberikan Ruang Untuk Mengekspresikan Perasaan
Ketika mereka sedang berbicara mengenai perasaannya, berikan ruang yang cukup agar mereka merasa nyaman dalam mengekspresikan apa yang sedang mereka rasakan. Jangan terlalu terburu-buru untuk mengoreksi perasaan mereka, atau memberikan solusi.
3. Mengajarkan Cara Untuk Mengelola Perasaan
Setelah dirasa sudah memvalidasi perasaan anak, ajarkan cara-cara positif yang dapat membantu mereka untuk mengelola perasaannya dengan baik, seperti mengambil nafas dalam-dalam, berbincang dengan orang lain, atau dengan cara melakukan aktivitas menyenangkan.
Dengan ini dapat penulis simpulkan bahwa, memvalidasi perasaan anak bukanlah hal yang dapat disepelekan. Hal ini merupakan langkah penting yang dapat membantu anak dalam membangun fondasi emosional mereka yang sehat, mengeratkan hubungan antara anak dan orang tua, serta mempersiapkan mental anak yang akan menghadapi tantangan-tantangan di masa yang akan datang dengan pengaturan diri yang baik. Sebagai orang tua, wali, atau pengasuh, kalian berperan penting dan sangat berpengaruh besar dalam memberikan dukungan dan memvalidasi perasaan anak. Dengan melakukan cara ini lah kalian dapat membantu anak-anak kalian agar tumbuh menjadi individu yang percaya diri, memiliki rasa empati, kondisi mental yang sehat dan kuat, serta mampu untuk mengelola perasaan mereka sendiri dengan baik.
ADVERTISEMENT
Live Update
Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan menghapus presidential threshold 20 persen dalam sidang uji materi terkait UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, Kamis (2/1). Semua partai politik kini bisa mengajukan capres-cawapresnya sendiri.
Updated 2 Januari 2025, 19:16 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini