Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Urgensi Feminisme dan Gender Equality Tanpa Hilangkan Kodrat Perempuan
25 April 2023 13:19 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Vianii Soehartono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hampir semua perempuan pernah mendengar celotehan semacam hal-hal di atas. Bahkan banyak pertanyaan untuk diri kita sendiri, susah ga sih jadi perempuan? Jadi feminim ternyata jahat juga ya? No! Being Feminism engga jahat kok. Terus apa sih feminisme sebenernya?
Femininine merupakan sebuah kata adjektif atau kata sifat yang artinya adalah kewanitaan atau menunjukkan sifat perempuan. Sehingga dapat diartikan, bahwa feminisme adalah sebuah aliran pergerakan wanita yang memperjuangkan hak perempuan.
Feminisme sering dicap sebagai paham yang melemahkan posisi perempuan karena orang awam menganggap bahwa penganut feminisme selalu menuntut sesuatu yang lebih dan spesial daripada pria. Padahal, gerakan feminisme hanya menuntut gender equality, bukan gender special.
Gerakan feminisme sendiri dimulai sejak abad ke-18, di mana feminisme yaitu sebuah gerakan ideologi yang bertujuan untuk memperjuangkan kesetaraan gender bagi perempuan. Kesetaraan sendiri baik kesetaraan dalam pendidikan, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Paham feminisme sendiri masih sangat kurang sekali di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Banyak sekali kesalahpahaman arti dalam makna feminisme ini sendiri. Salah satunya yaitu banyak individu menganggap bahwa feminisme membenci akan status laki-laki. Tentu saja tidak. Feminisme ada untuk mendobrak cara pandang masyarakat terkait bebasnya perempuan untuk melakukan hal yang setara dengan laki-laki. Laki-laki pun berhak untuk hidup maskulin, berhak menangis, berhak untuk rapuh, dan berhak untuk melakukan perawatan diri.
Berdasarkan faktanya, banyak pemimpin teratas dalam perusahaan dan pemerintahan masih didominasi oleh laki-laki. Well, saat perempuan menjadi seorang pemimpin pasti banyak sekali pro dan kontra terkait apakah kita akan mampu membawa bawahan kita ke depannya. Setiap kali perempuan angkat bicara mengenai ketidakadilan yang mereka dapatkan, pasti ada saja yang bilang mereka tidak perlu protes.
ADVERTISEMENT
Dengan alibi, zaman sekarang hidup perempuan itu sudah enak, sudah diperlakukan secara manusiawi, dan sudah diberi kesetaraan. Tentu saja itu tidak benar. Pemberian kesempatan yang sama terhadap perempuan untuk melakukan aktivitas di berbagai bidang sebagaimana laki-laki ternyata tidak menjamin untuk terealisasikannya keadilan gender. Keadilan gender merupakan salah satu isu yang mengakar, bahkan nampaknya akan sulit hilang walau dunia ini sudah modern.
Secara singkat konsep dari gender sendiri yaitu suatu sifat yang dijadikan dasar untuk mengidentifikasi perbedaan antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi kondisi sosial dan budaya. Banyak sekali pandangan terkait perbedaan gender akhirnya sering dianggap menjadi ketentuan Tuhan yang bersifat kodrat/derajat atau seolah-olah bersifat biologis yang tidak dapat diubah lagi.
ADVERTISEMENT
Menurut Kementerian PPAK, Kesetaraan gender akan memperkuat kemampuan negara untuk berkembang, mengurangi kemiskinan, dan memerintah secara efektif. Dengan demikian mempromosikan kesetaraan gender adalah bagian utama dari strategi pembangunan dalam rangka untuk memberdayakan masyarakat (semua orang)-perempuan dan laki-laki-untuk mengentaskan diri dari kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup mereka.
Oleh karena itu, perlunya pemahaman terhadap feminisme dan kesetaraan gender di masyarakat serta mengubah cara pandang dan komunikasi terhadap gender. Dibutuhkan juga peran pemerintah, organisasi dan tentunya masyarakat dalam upaya memperjuangkan paham feminisme dan kesetaraan gender. Hidup wanita hebat!