Konten dari Pengguna

Emosi : Memahami Apa yang Bisa Kita Kendalikan

Vicky Maizani
Vicky Maizani adalah seorang pendidik dan perencana pendidikan dengan pengalaman lebih dari lima tahun di berbagai lembaga pendidikan, termasuk sebagai guru dan Education Planner di Qonstanta.
20 Desember 2024 14:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vicky Maizani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar oleh Ryan McGuire dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Gambar oleh Ryan McGuire dari Pixabay

Artikel ini menyoroti pentingnya kecerdasan emosional (Emotional Intelligence/EI) dalam menghadapi berbagai situasi. Dengan mengenali dan mengelola emosi, kita dapat membuat keputusan yang lebih bijak, menghindari tindakan impulsif, dan menjalani hidup dengan lebih harmonis. Artikel ini mengajak pembaca untuk merenungkan interaksi antara emosi dan tindakan demi kehidupan yang lebih baik.

ADVERTISEMENT
Jikalau kita berbicara mengenai emosi berarti kita semua pernah merasakan dan mengalaminya, dan tak jarang ketika kita mendengar kata emosi seringkali kita langsung mendefenisikan nya sebagai sesuatu hal yang negatif. Karna sering kali emosi digambarkan dengan rasa marah, kecewa, sedih, gundah, galau, dll. Padahal emosi itu luas dan banyak sekali turunan nya. Lalu apa yang dimaksud dengan emosi, emosi adalah suatu perasaan, pikiran, atau keadaan psikologis seseorang serta kecendrungan untuk bertindak pada apa yang tejadi kepada manusia. Sederhananya, emosi adalah respon tehadap sesuatu yang terjadi pada kita.
Turuan Emosi Manusia | Gambar oleh Andrea Piacquadio dari Pexels
Kita semua pasti pernah merasakannya, ketika kita sedang marah lalu hingga ingin bertindak secara implusif, namun setelahnya menyesal kemudian? Atau ketika kita melihat pasangan kita sedang bersama perempuan lain, apa yang kalian rasakan setelah melihat hal demikian? Marah atau bahagia. Itulah yang dinamakan emosi, jadi emosi itu bukan hanya perihal hal-hal negatif, tetapi rasa cinta, senang, dan bahagia itu juga merupakan turunan dari pada emosi itu sendiri, seperti gambar diatas yang menerangkan begitu banyak turunan emosi yang kita miliki.
ADVERTISEMENT
Kemudian apa fungsi dari emosi itu? Jadi fungsi dari emosi itu sendiri adalah untuk mengekspresikan apa yang kita rasakan dalam setiap persitiwa yang kita alami atau cara kita sebagai manusia untuk mengarungi kehidupan. Bisa dibayangkan jikalau kita tidak memiliki emosi, hidup manusia bak seperti robot bergerak tanpa bisa menanggapi rangsangan. Jadi pada hakikatnya semua orang pasti memiliki emosi, dari bangun tidur sampai tidur lagi sudah berapa kejadian yang ia alami sehingga mengeluarkan emosi yang berbeda-beda, dan uniknya emosi itu akan semakin nyata ketika orang yang memiliki nya memberikan ekspresi fisik. Seperti marah, ekspresi fisiknya muka merah, memaki-maki. Bahagia, ekspresi fisiknya muka cerah, mengeluarkan kata-kata yang sejuk, dsb.
Setelah kita membicarakan apa itu emosi, turunannya, fungsinya, sekarang kita akan membicarakan perihal tindakan yang kita ambil atau kita lakukan setelah kita mengalami emosi itu sendiri. Jelas sekali, emosi sangat berkaitan dengan tindakan seseorang, emosi tidak hanya dipahami sebagai respon terhadap apa yang terjadi tetapi juga sebagai faktor penting untuk kita dalam menentukan suatu tindakan yang kita ambil, bisa jadi tindakan yang kita ambil bernilai baik atau sebaliknya.
ADVERTISEMENT
Viktor Frankl seorang neurolog dan psikiater asal Austria ini pernah mengatakan bahwa, “Between stimulus and response there is a space”. Jadi, ada sepersekian detik bagi kita jeda untuk bisa memilih tindakan yang akan kita ambil dari berdasarkan emosi yang muncul pada saat tertentu. Kalau kita sedang marah terhadap sesuatu yang terjadi pada kita untuk bisa mengekspresikan tindakan yang kita ambil, kita sebenarnya bisa memilih antara tenang atau memaki. Jadi, sangat penting untuk kita mengenali interaksi antara emosi dan tindakan.
Hal ini tentunya sejalan dengan pemikiran Rasulullah bahwa untuk bisa meregulasi emosi dengan benar khususnya apabila kita dalam keadaan marah maka kita dianjurkan untuk duduk terlebih dahulu. Jika amarah itu belum hilang, maka berbaringlah. Jadi kita diberikan pilihan dalam mengambil tindakan ketika kita mengalami emosi itu sendiri. Sikap dan pemikiran itu adalah hal yang masih dapat kita kontrol. Itulah kenapa disebutkan bahwa Emotional Intelligence (EI) itu lebih penting dari Intelligence Quotient (IQ).
ADVERTISEMENT