Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Diplomat Belajar dari Anak Bangsa di Tepian Negeri
21 Agustus 2018 14:02 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Vidya Pertiwi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perjalanan seorang diplomat ke beberapa negara merupakan hal yang biasa. Namun perjalanan diplomat ke daerah perbatasan merupakan hal yang istimewa.
ADVERTISEMENT
Kali ini para diplomat yang sedang menjalani pendidikan Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) ke-61 Kementerian Luar Negeri (Kemlu) pergi ke tepian negeri di Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Di kota yang khas dengan tenun, para diplomat melakukan kegiatan community service untuk mengajar di beberapa sekolah dan berkunjung ke Pos Lintas Batas Negara Motaain untuk berbagi pandangan mengenai diplomasi perbatasan dan permasalahannya.
Community service dengan tema “Berbagi Inspirasi Terbaik di Batas Negeri”, dilakukan dalam rangka membumikan diplomasi melalui kegiatan berbagi inspirasi dengan masyarakat.
Selama perjalanan di Belu yang berarti tanah sahabat, para diplomat tidak hanya berbagi inspirasi tetapi justru memperoleh beragam inspirasi dari para siswa, guru dan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kesederhanaan, keramahtamahan, nasionalisme, rasa cinta kepada Indonesia dan kearifan lokal membuat para diplomat belajar mengenai kesederhanaan dalam kehidupan, pentingnya bersyukur, semangat nasionalis dan toleransi.
Dari para siswa ajar di SD Wirasakti, SMPN 1, SMA Katolik Suria dan Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik Fajar Timur, Atambua, pelajaran yang dapat diambil adalah sikap semangat, gigih, dan tekun, dan berkeingingan kuat dalam belajar untuk mencapai cita-cita.
Salam Literasi bersama dengan Para Siswa SMPN 1 Atambua (Foto: UPT Sesdilu)
Tidak ada kata menyerah dalam kamus para siswa. Meskipun beberapa siswa harus berjalan berkilo-kilo meter jauhnya, mereka tetap berusaha mengejar gong yang berbunyi di sekolah. Para siswa ini merupakan bibit-bibit mutiara yang bersinar karena kepintaran dan kemampuannya.
Dalam pertemuan dengan para guru dan kepala sekolah di Kabupaten Belu, guru mengajarkan untuk ikhlas dan semangat dalam menjalankan tugas. Meskipun banyak tugas yang dilaksanakan dengan penghasilan yang kurang mencukupi, mereka tetap semangat memberikan pengetahuan dan membimbing para siswa.
ADVERTISEMENT
Dalam kegiatan HUT RI ke-73 di daerah perbatasan Motaain, pelaksanaan upacara di pinggir pantai dengan kesederhanaan tidak mengendurkan semangat para peserta upacara dan tim paskibraka dalam melaksanakan upacara detik-detik proklamasi.
Hanya saja terdapat kendala putusnya kaitan tali penarik bendera sehingga bendera merah putih tidak dapat dikibarkan. Disaat itulah, lahir inspirasi dari keberanian seorang anak SMPN 1 Silawan bernama Yohanes Ande Kala (Joni) yang berhasil membuat Sang Merah Putih kembali berkibar di tepian negeri yang berbatasan langsung dengan Timor Leste.
Hal tersebut memberikan pelajaran agar semangat nasionalisme dan rasa cinta kepada tanah air perlu dipertebal. Keberanian untuk mengambil risiko menjadi nilai yang perlu ditanamkan dalam diri kita. Apapun masalahnya, ketika ada sesuatu hal mengancam Negara Indonesia, maka kita harus menghadapinya dengan berani dan tangguh.
ADVERTISEMENT
Perjalanan di Belu telah memberikan kesan yang berarti. Semoga kehadiran para diplomat di daerah perbatasan dapat memberikan inspirasi agar para pelajar dapat terus belajar hingga perguruan tinggi untuk dapat menggapai cita-cita untuk menjadi seseorang yang lebih maju.