Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kasus Bunuh Diri Didominasi oleh Laki-laki Muda
31 Oktober 2023 11:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Vinsen Belawa Making tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Nusa Tenggara Timur kembali digemparkan dengan berita meninggalnya seorang laki-laki muda di daerah Penfui Kupang. Ini bukan kali pertama, beberapa bulan lalu juga terjadi hal yang sama. Mereka bunuh diri dengan cara gantung diri dalam kamar kos. Pertanyaan menarik, kenapa laki-laki? Dan kenapa orang muda?
ADVERTISEMENT
American Psychiatric Association (APA) dalam website resminya mengartikan perilaku bunuh diri sebagai bentuk tindakan dari individu dengan cara membunuh dirinya sendiri, dan paling sering terjadi diakibatkan oleh adanya tekanan, depresi, ataupun penyakit mental lainnya.
Ada banyak faktor yang bisa memicu tindakan tersebut, mulai dari masalah dalam kehidupan, seperti masalah keluarga, beban pendidikan, hingga perundungan.
Menurut data dari WHO pada 2016, diperkirakan ada 793 ribu kematian akibat bunuh diri di seluruh dunia. Sebagian besar dari angka tersebut dilakukan oleh laki-laki.
Di beberapa negara, angka bunuh diri pada laki-laki jauh lebih tinggi dibandingkan wanita. Di Australia, laki-laki tiga kali lebih rentan alami kematian akibat bunuh diri. Di Amerika Serikat, angka tersebut mencapai 3,5 kali lipat atau lebih tinggi lagi di Rusia dan Argentina yang mencapai 4 kali lipat.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data terbaru, Polri melaporkan bahwa terdapat 663 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang periode Januari-Juli 2023. Adapun, angka tersebut meningkat sebesar 36,4% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021, yaitu sebanyak 486 kasus dan lagi lebih banyak para laki-laki yang melakukannya. Mengapa demikian?
Laki-laki dalam perpektif umum di masyarakat adalah orang yang tangguh, tidak gampang menangis, tegar dan lebih banyak diam dan mengalah. Berbeda dengan wanita yang lebih banyak waktunya habis dengan curhat, gosip dan berteriak, marah-marah. Para wanita lebih bersedia berbagi beban hidupnya pada orang lain ketimbang para laki-laki yang lebih bersikap kuat, sehingga sulit mengakui jika dirinya sedang alami masalah mental.
Laki-laki juga cenderung tidak mengakui jika dirinya sedang alami masalah, baik pada diri sendiri, teman, atau bahkan profesional. Selain itu, laki-laki juga lebih segan untuk menemui psikolog atau psikiater dibandingkan wanita. Perawatan yang didapatkan oleh laki-laki juga jauh lebih rendah dibandingkan wanita.
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini kematian akibat bunuh diri lebih dominan para laki-laki muda. Alasan lain selain alasan umum laki-laki di atas tetapi juga ditambah dengan perubahan pola asuh dan kemajuan teknologi. Anak laki-laki yang pendiam, tertutup sangat rentan dengan Tindakan nekad bunuh diri. Tidak adanya komunikasi yang baik dalam keluarga menambah berat beban yang harus dipikul seorang anak laki-laki. Dan bertambah fatal lagi jika adanya beban kuliah yang berat.
Kuncinya sebenarnya pada keterbukaan hati untuk berbagi. Apapun beban dalam hati harus diungkapkan jangan dipendam hingga sesak. Tekanan atau stres yang kuat akan menambah keterpurukan jiwa yang berakhir pada keputusasaan. Peran orang tua dan orang-orang dekat terutama sahabat, teman dekat menajdi penting. Berikan masukan yang positif, hantar mereka kembali ke jalan yang benar dan apabila sulit ajak mereka ke psikiater.
ADVERTISEMENT