Konten dari Pengguna

5 Fakta Bisnis Tahu Jeletot Taisi Beromzet Rp 457 Juta, Awalnya Cuma Jual Pulsa

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
19 April 2020 13:46 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustru tahu isi. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustru tahu isi. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Kamu pernah mencoba tahu isi yang bermerek Tahu Jeletot Taisi? Kalau sudah, kamu harus tahu sejarah panjang sang pendiri di balik kesuksesannya dalam membesarkan bisnis ini hingga sekarang.
ADVERTISEMENT
Bisnis kuliner yang dijalani Rosie Pakpahan sejak tahun 2012 tersebut sudah banyak dikenal masyarakat. Selain rasanya yang khas, ukuran tahu juga menjadi pembeda yang disajikan olehnya.
Seperti apa jatuh bangun perempuan ini dalam membesarkan bisnis kuliner tahu gorengnya? Simak dalam 5 fakta berikut.
Tahu Jeletot Taisi. Foto: Facebook Tahu Taisi

1. Lahir dari keluarga pekerja keras

Siapa sangka perempuan kelahiran Jakarta, 4 September 1977 ini lahir dan besar dalam keluarga yang menanamkan prinsip kerja keras? Sang ayah hanya berprofesi sebagai seorang sopir angkot yang tidak pasti penghasilannya.
Namun berkat kegigihan dan kesabarannya, Rosie serta semua saudaranya bisa bersekolah hingga ke jenjang sarjana. Bahkan, ia juga sempat menghasilkan uang sendiri dari hasil pembuatan buku khusus bahasa Jepang. Di mana bahasa tersebut memang menjadi ranahnya ketika kuliah.
ADVERTISEMENT

2. Memulai dari berjualan sepatu sandal

Setelah lulus, ia sempat bekerja di perusahaan perbankan di Jakarta. Di sana ia memegang bagian marketing dan bertemu dengan banyak orang di bidang bisnis. Kemudian Rosie mulai tergiur untuk menjadi seorang pebisnis, berjualan sepatu sandal menjadi pilihannya kala itu.
Bilangan Blok M menjadi saksi perjuangan bisnis pertamanya yang hanya bertahan selama 1,5 tahun di sana. Lalu ia memutuskan untuk membuka bisnis foto copy hingga berjualan voucher pulsa kala itu.
Karena kurangnya pengalaman, ia kembali mengalami kegagalan kala itu. Bahkan, ia sempat turut serta dalam bisnis kuliner bersistem yang terletak di Batu Raden. Namun bisnisnya gagal lagi.

3. Menggadaikan STNK untuk modal gerobak

Rosie masih tidak patah semangat, bersama dengan sang suami, ia mendapat inspirasi dari bakul gorengan yang ada di pinggir jalan. Ide berjualan tahu yang tidak pernah ada matinya, membuat ia juga tertarik untuk membuat resep sendiri di rumah.
ADVERTISEMENT
Berkat segala usahanya, ia mencoba menggadaikan STNK motornya kepada mantan bosnya dan dihargai sekitar Rp 10 juta untuk modal bisnis kulinernya kala itu. Uang tersebut dibelanjakannya untuk membeli gerobak dan segala peralatan untuk membuat tahu.
Di awal, ia sempat mengalami kesusahan bahkan sering membuang tahu yang diproduksinya karena enggak laku di pasaran. Segala cara juga sempat dilakukannya agar tahunya banyak dikenal orang. Ia sempat menawarkannya pada ibu-ibu teman anaknya di sekolah.
Titik itulah yang mulai membuatnya semakin bersemangat hingga bisa memproduksi minimal 15.000 tahu setiap harinya.

4. Kini miliki 457 gerai

Setelah memulai di tahun 2012, kini ia mulai mengembangkan bisnisnya menjadi 467 mitra yang tersebar di seluruh Indonesia. Tahu Jeletot Taisi kini memiliki varian isi dan tahunya berukuran khusus, tidak banyak dijual di pasaran.
ADVERTISEMENT
Ditambah lagi, ia memiliki legalitas yang lengkap dan kemasannya sudah memenuhi food grade tersendiri. Kini omzetnya mencapai Rp 457 juta setiap bulannya. Rumah produksinya kini terletak di Depok, Jawa Barat.

5. Dapat banyak penghargaan

Berkat semua kerja keras dari Rosie, kini produknya telah menerima banyak penghargaan. 10 penghargaan diterima hampir setiap tahunnya; mulai dari Anugerah Wirausaha Indonesia, The Most Favorite Food and Quality Product, Top Kuliner Indonesia Award, hingga Top Bussiness Opportunity di tahun 2018.
Dengan visi menjadi perusahaan kuliner olahan tahu nomor 1 di Indonesia, Tahu Jeletot Taisi sudah bisa membuktikan kualitas makanannya bukan?
Kalau kamu bagaimana? Apakah sejak membaca kisah inspiratif ini, mulai tertarik untuk menjadi seorang pebisnis kuliner?
ADVERTISEMENT