5 Fakta Usaha Sambal Bu Rudy yang Beromzet Rp 2 M, Dulu Hanya Jualan Sandal

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
Konten dari Pengguna
22 April 2020 11:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bu Rudy Depot Sambel (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bu Rudy Depot Sambel (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sebagai masyarakat Indonesia, kamu tentu enggak asing dengan kudapan sambal yang senantiasa menemani makananmu di setiap hari. Rasanya seperti ada yang kurang ketika kamu sedang makan namun tidak ada sambal. Benar, kan?
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita tahu, Indonesia memiliki pebisnis kuliner yang bergerak di bidang produksi sambal, lho. Yap, Sambal Bu Rudy salah satunya. Usaha yang dimiliki Lany Siswadi, perempuan asal Madiun, Jawa Timur.
Semua jerih payahnya telah membuahkan hasil hingga kini, sehingga kita bisa merasakan sambal botolan segar yang mudah dibawa ke mana-mana. Seperti apa ya, kisah perjuangannya selama ini hingga bisa membuat sambal ini menjadi legendaris? Simak dalam lima fakta berikut:
Varian paket sambal Bu Rudy. Foto: Website depotburudy.com

1. Lany hanya mengenyam pendidikan hingga kelas 4 SD

Sebagai seorang yang lahir di era yang sulit, tahun 1953 menjadi saksi kelahiran seorang perempuan Tionghoa di Madiun. Setelah ditinggal sang ayah, Lany dan ibunda merantau ke Surabaya untuk melanjutkan studinya.
ADVERTISEMENT
Namun perlu diakui, saat itu kondisi keuangan mereka memang sedang dalam masa sulit. Hal tersebut membuat Lany harus putus sekolah dan tidak melanjutkan pendidikan dasarnya.

2. Sempat berjualan sepatu di Surabaya

Karena masa lalunya yang kelam, ia menjadi seorang pekerja keras yang akan melakukan pekerjaan apa pun demi menghasilkan uang yang halal. Menyadari tidak memiliki keterampilan, ia hanya bisa menjual tenaga dengan membantu berdagang.
Setelah membantu dan menjaga toko, akhirnya di tahun 1983 Lany bisa membuat toko sendiri. Ia berjualan sepatu di Pasar Turi, Surabaya untuk menyambung hidup. Hal tersebut menjadi hasil kerja kerasnya selama ini, ditambah lagi ia sudah menikah dengan Rudy di tahun 1978.
Rudy juga turut ambil peran dalam keputusan Lany membuka toko sendiri. Namun karena kejadian nahas di tahun 2000, Pasar Turi mengalami kebakaran, Lany pun tidak melanjutkan bisnisnya tersebut.
Ilustrasi sambal. Foto: Shutterstock

3. Memiliki keahlian memasak

Saat kecil, Lany sering membantu ibunya memasak makanan khas Madiun untuk menyambung hidup. Di sana keterampilan memasaknya sudah diasah.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut mendorongnya untuk membuka usaha sambilan makanan khas Madiun saat berjualan sepatu di Pasar Turi silam. Setelah cukup lama terjun di dunia bisnis kuliner, hingga kini, perempuan 67 tahun tersebut tetap terjun ke dapur untuk membantu memasak.
Kegiatan itu dilakukannya untuk memastikan bahan baku yang diantar memang benar-benar segar. Meskipun kini warungnya dikelola oleh 4 anak dan menantunya, Lany tetap ingin menjaga kualitas sambal miliknya.

4. Bertemu dengan suami dan mencetuskan ide berjualan sambal

Saat bertemu dengan Rudy, Lany mengatakan bahwa sang suami memiliki hobi memancing. Hampir setiap pulang selalu dibawakan udang. Di sana Lany mendapatkan ide untuk mencoba campuran sambalnya dengan udang tersebut.
Ia memberikan sample untuk kerabat dekatnya. Di sana dukungan pun berdatangan, hingga akhirnya ia memberanikan diri untuk menjual sambal ala Lany tersebut.
ADVERTISEMENT
Ia memulai langkah pertamanya dengan berjualan keliling. Ia memadukan sambal udang tersebut dengan menu nasi pecel Madiun di gerai kecil Jalan Manyar Kertoarjo di dekat Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Di tahun 2001, akhirnya Lany memberanikan diri untuk menjual sambal secara terpisah dalam kemasan botol. Kini terdapat 3 varian sambal yang dibedakan menurut warna tutupnya; kuning berarti sambal bawang, hijau berisi sambal pedas, dan merah berarti sambal terasi.
Menu makanan di Depot Sambal Bu Rudy Foto: Toshiko/ kumparan

5. Miliki omzet Rp 2 miliar setiap bulan

Setelah lebih dari satu dekade berjualan, kini Lany bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp 2 miliar setiap bulannya. Bagaimana tidak, setiap harinya ia bisa memproduksi lebih dari 2.000 botol.
Kini produknya banyak tersebar di berbagai toko oleh-oleh di bandara hingga stasiun. Tak hanya itu, ia juga memiliki 300 reseller yang tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Bandung.
ADVERTISEMENT
Bahkan ia juga merambah pasar luar negeri, Sambal Bu Rudy juga banyak digemari di Malaysia dan juga Singapura. Keren, ya?
Kalau kamu bagaimana? Apakah sudah ada keinginan untuk menjadi seorang pebisnis kuliner seperti yang Lany Siswadi lakukan?