Biar Enggak Kudet, Ini 25 Istilah tentang Dunia Kopi yang Wajib Kamu Tahu

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
Konten dari Pengguna
4 Agustus 2020 12:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
com-Nissan, Ilustrasi menikmati kopi Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Nissan, Ilustrasi menikmati kopi Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kedai-kedai kopi kekinian menjamur di berbagai kota. Ia menjelma gaya hidup kaum urban, sekaligus menaruh perhatian tinggi pada petani-petani kopi lokal. Kopi-kopi nusantara merajai etalase di kedai-kedai modern. Ia kembali berjaya di negeri sendiri.
ADVERTISEMENT
Namun bagi peminum kopi pemula, mungkin ada momen saat kita merasa gentar memasuki coffee shop lantaran berbagai istilahnya terdengar aneh dan tak akrab di telinga. Satu hal itu saja, belum-belum, sudah membuat ciut nyali.
“Mau pesan apa?” tanya pramusaji. Dan kita cuma terpana dungu menatap lembar menu, melihat judul-judul minuman kopi yang mungkin sulit diucapkan oleh lidah Indonesia apalagi Jawa medok.
Espresso, ristretto, lungo (lungo nang endi?), doppio, americano, cafe macchiato, cappucino, cafe latte, caffe affogato (alpukat? advokat?), caffe mocha, flat white, what else--you name it!
Belum lagi saat rekan bisnis keren bertanya, “Mau coba manual brew gak? Recommended, loh. Lebih suka single origin or blend?”
ADVERTISEMENT
Waduh, ‘makhluk’ jenis apa manual brew dan single origin itu? Mau bertanya tapi kok sungkan, soalnya istilah itu sebetulnya sudah sering kita dengar, saking belum pernah cari tahu apa artinya.
Jangankan itu, beda arabika dan robusta saja sering lupa.
Anyway, daripada kita mati gaya macam itu, atau acara gaul di coffee shop berakhir memalukan, simak yuk tafsir istilah kopi kekinian berikut sebagai panduan untuk pemula, seperti dirangkum dari Otten Coffee, Tanamera Coffee, Coffeeland, Kopi Dewa, dan Kopi Kini.

Kopi Arabika

Seorang pekerja memanggang biji kopi lokal dengan roaster kayu bakar tradisional di Kopi Aroma di Bandung. Foto: REUTERS / Willy Kurniawan
Biji kopi cenderung lonjong. Beraroma wangi. Bertekstur halus. Punya karakter rasa yang kaya--lembut, manis, tajam, kuat. Cukup manis untuk diminum tanpa gula karena memiliki kandungan gula dan lipid (zat lemak) lebih tinggi dari robusta. Menyimpan kandungan kafein 0,8 persen sampai 1,4 persen.
ADVERTISEMENT
Berasal dari Etiopia di Afrika Timur dan Brasil di Amerika Selatan. Tumbuh di dataran tinggi dengan suhu 16-20 derajat Celsius seperti pegunungan berhawa sejuk. Butuh lahan relatif besar. Perawatan cukup sulit. Perlu beberapa tahun untuk matang dan dipanen.
Tingkat produksi rendah. Harga tinggi. Digunakan untuk fine coffee. Menguasai sekitar 70 persen pasar dunia.

Kopi Robusta

Keturunan dari beberapa jenis spesies kopi. Biji kopi cenderung bulat. Beraroma kacang-kacangan. Bertekstur kasar dengan warna bervariasi. Punya rasa menyerupai cokelat. Pahit di lidah karena memiliki kadar kafein dua kali lipat dari arabika.
Banyak ditemukan di Kolombia di Amerika Selatan, dan Indonesia serta Filipina di Asia Tenggara. Tumbuh di dataran rendah bersuhu hangat. Hanya butuh 10 bulan untuk berbuah. Jumlah biji kopi yang dihasilkan lebih banyak dari arabika.
ADVERTISEMENT
Tingkat produksi tinggi. Kualitas lebih rendah. Harga rendah. Digunakan untuk kopi instan. Dikonsumsi 30 persen masyarakat dunia.

Kopi Liberika

Biji kopi besar-besar, bisa dua kali lipat arabika. Bertekstur kasar. Memiliki rasa kuat. Berasal dari Liberia, Afrika Barat. Dapat tumbuh di dataran rendah dan tahan kering. Ketinggian tanaman bisa mencapai 9 meter. Perlu 4-5 tahun untuk berbuah.
Daun mengandung lebih banyak kafein dari biji kopi. Harga lebih tinggi dari robusta.
Pilihan jenis biji kopi di Brewfest 2020 di Atrium Senayan City, Jakarta, Jumat (21/2). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan

Single origin

Wilayah asal suatu kopi.

Blend

Kombinasi dua atau lebih biji kopi dari sejumlah daerah untuk memperoleh cita rasa sesuai selera.

Specialty coffee

Mencantumkan informasi spesifik seperti daerah atau perkebunan asal, ketinggian tanaman, hingga proses pengolahan. Tidak diproduksi dalam jumlah banyak sehingga belum tentu ada sepanjang tahun.
ADVERTISEMENT

Kopi komersial

Hanya menyertakan keterangan terbatas terkait kopi tersebut, semisal asal negara. Diproduksi sepanjang tahun dalam jumlah besar untuk kebutuhan massal.
Ilustrasi espresso Foto: Pexels

Espresso

Kopi pekat, alias ekstrak atau sari pati kopi. Kental karena memiliki kepadatan dan kadar kafein tinggi sehingga disajikan dalam volume kecil. Kombinasi kopi dan air 1:5. Rasa tak terlalu pahit, seimbang. Diolah cepat--tak lebih dari 1 menit--dengan mesin espresso lewat semburan air panas bersuhu tinggi.

Espresso murni

Ekstrak kopi yang hanya dicampur air. Proses ekstraksi 30 detik. Disajikan dengan takaran standar 30 mililiter.

Ristretto

Kombinasi kopi dan air 1:3 sehingga seharusnya memiliki rasa lebih kuat dan lebih manis. Namun karena umumnya hanya disajikan 15 mililiter, maka tak terasa setajam espresso. Proses ekstraksi sekitar 15 detik.
ADVERTISEMENT

Lungo

Kopi dan air 1:8 sehingga tidak terasa terlalu kuat alias encer, namun lebih pahit dari espresso. Disajikan dengan takaran standar 130-170 mililiter. Proses ekstraksi sekitar 1 menit atau 60 detik.

Doppio

Kopi dengan takaran dua kali espresso (double shot). Memiliki takaran 45-60 mililiter.
Ilustrasi kopi manual brew Foto: dok.shutterstock

Shot

Satuan takaran espresso. Takaran satu shot sekitar 25-35 mililiter.

Espresso campuran

Kombinasi espresso dan susu. Simak infografik berikut untuk mengenal jenis-jenis espresso campuran.

Americano

Kopi hitam asal Amerika.

Long black

Kopi hitam asal Australia dan Selandia Baru.

Hand grinder

Penggiling biji kopi manual.

Manual brewing

Teknik seduh manual. Kopi dibuat dengan seduhan tangan manusia, menggunakan alat seduh tertentu seperti French Press, Vietnam Drip, Moka Pot, Aeropress, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT

Coffee cupping

Observasi rasa dengan mengendus dan menyesap, sebelum kopi disuguhkan.
Proses cupping kopi di Black Eye Coffee & Roastery di Bedugul, Bali. Foto: Melly Meiliani/kumparan

Kalibrasi

Analisis karakteristik rasa kopi.

Acidity

Tingkat keasaman pada kopi.

Fragrance

Aroma bubuk kopi sebelum diseduh air panas.

Body

Tekstur kekentalan kopi.

Aftertaste

Rasa yang tertinggal di mulut setelah meminum kopi.

Coffee roastery

Tempat pengolahan kopi, bukan sekadar coffee shop atau kedai kopi.
Apakah panduan di atas cukup membantu? Kalau belum tapi masih penasaran, mari ikut ragam kelas pengenalan kopi yang tersebar di berbagai coffee house ;)