news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mulai Sering Lupa? Hindari 5 Makanan dan Minuman Ini yang Bisa Bikin Pikun

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
Konten dari Pengguna
14 Juli 2020 19:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Minuman Soda Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Minuman Soda Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Makanan tak sekadar berfungsi untuk membuat perut kenyang, namun juga menunjang kinerja organ tubuh dan otak. Nutrisi yang ada di dalamnya akan membantu melancarkan kemampuan kognitif otak, terutama dalam hal memori.
ADVERTISEMENT
Nah, meski kerap dikonsumsi sehari-hari, ternyata ada beberapa jenis makanan dan minuman yang bisa berdampak buruk terhadap kinerja otak, lho. Kalau dikonsumsi berlebihan, kemampuan mengingat otak jadi menurun, dan membuat kita rentan pelupa atau bahkan pikun.
Untuk itu, supaya memori tetap tajam, sebaiknya batasi konsumsi sederet makanan dan minuman berikut ini:

1. Minuman manis

Soda. Foto: Pixabay
Konsumsi minuman manis tinggi tak hanya berpeluang meningkatkan berat badan dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Mengonsumsinya terlalu banyak juga bisa memberikan efek negatif terhadap otak.
Sebuah penelitian tahun 2013 berjudul High-sugar diets, type 2 diabetes and Alzheimer's disease menunjukkan, mengonsumsi minuman manis dalam jumlah berlebihan dapat memperbesar risiko Alzheimer. Sebagai tambahan, kadar gula darah yang tinggi juga bisa meningkatkan risio dementia, bahkan bagi mereka yang tak menderita diabetes sekalipun.
ADVERTISEMENT

2. Karbohidrat olahan

Ilustrasi karbohidrat. Foto: Shutterstock
Karbohidrat olahan seperti tepung terigu mengandung gula dan gandum yang telah terlalu banyak mengalami proses pengolahan. Tipe karbohidrat ini biasanya memiliki indeks glikemik tinggi yang diserap tubuh dengan cepat, sehingga menyebabkan lonjakan gula darah.
Selain itu, saat disantap dalam jumlah banyak, jenis makanan ini cenderung memiliki kadar beban glikemik tinggi. Penelitian di tahun 2015 yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrients juga menunjukkan, menyantap satu hidangan dengan kadar beban glikemik tinggi dapat merusak kemampuan mengingat pada anak-anak dan orang dewasa.

3. Lemak trans dan lemak jenuh

steak. Foto: Dok. Pixabay
Pola makan dengan konsumsi lemak jenuh tinggi dapat mengurangi kemampuan otak dalam melawan plak, sehingga sel otak akan berisiko rusak dan memicu Alzheimer. Makanan dengan kandungan lemak jenuh juga akan mengurangi kemampuan otak dalam mempelajari dan membentuk ingatan baru.
ADVERTISEMENT
Sebuah studi di tahun 2014 yang berjudul Saturated and trans fats and dementia: a systematic review menunjukkan, mengonsumsi lemak trans dalam jumlah tinggi akan meningkatkan risiko penyakit Alzheimer, ingatan yang buruk, serta penurunan kognitif dan volume otak.

4. Alkohol

Alkohol Foto: Pixabay
Bila dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, alkohol bisa memberikan dampak serius terhadap kesehatan otak. Minuman ini bisa mengurangi volume otak, perubahan metabolisme dan gangguan pada neurotransmiter yang digunakan otak untuk berkomunikasi.
Orang-orang yang cenderung menggandrungi alkohol biasanya juga mengalami defisiensi vitamin B1. Hal ini bisa memicu terjangkitnya gangguan otak bernama Wernicke’s encephalopathy. Gangguan tersebut bisa memburuk dan berkembang jadi Korsakoff's syndrome yang membuat hilang ingatan, gangguan penglihatan, serta linglung.

5. Makanan olahan

com-Keripik Kentang Keju Foto: Shutterstock
Jenis makanan olahan seperti keripik kentang, permen, mi instan, dan makanan cepat saji biasanya tinggi akan kalori dan rendah nutrisi. Mengonsumsinya terlalu banyak dapat memicu obesitas yang berdampak negatif pada kesehatan otak.
ADVERTISEMENT
Sebuah studi berjudul Visceral adipose tissue is associated with microstructural brain tissue damage menemukan bahwa bertambahnya lemak di sekitar organ tubuh punya kaitan dengan kerusakan otak. Komposisi pada makanan olahan juga bisa memberikan efek negatif pada otak dan memicu perkembangan penyakit degeneratif.