Pernah Jadi Kuli Pasir, Kini Omzetnya Rp 1,5 Milyar Sebulan dengan Radja Cendol

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
Konten dari Pengguna
10 Maret 2020 21:31 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Danu Sofwan. Foto: website radja cendol
zoom-in-whitePerbesar
Danu Sofwan. Foto: website radja cendol
ADVERTISEMENT
Minuman cendol yang khas dengan kuah gula dan santan ini memang tidak ada duanya. Pantas saja masuk dalam daftar 50 minuman terenak versi CNN, ya. Tapi apa jadinya jika kuahnya diganti dengan susu?
ADVERTISEMENT
Begitulah inovasi yang dilakukan oleh Danu Sofwan, founder Radja Cendol atau RANDOL. Bermula dari keterpurukannya saat ditinggal sang Ayah di tahun 2008, ia menjadi sosok pengganti tulang punggung keluarga. Saat ini, ia berhasil menjadi pengusaha sukses berkat kegigihannya.
Ilustrasi cendol. Foto: shutterstock
Segala proses pun sudah dilaluinya; mulai dari berjualan sepatu, menjadi reseller produk power balance hingga menjadi pengamen dan supir. Hingga akhirnya ia sempat menjadi kuli pasir di Gunung Sahud, Cianjur.
Pernah sekali ia mencoba bangkit. Jualan sepatu, yang berujung ia ditipu.
“Saat akan berjualan sepatu, saya sudah transfer namun begitu saya susul ke Bandung, orangnya kabur,” ungkapnya dikutip dari website Raja Cendol.
Namun hal itu tidak membuatnya patah semangat, ada sosok ibu yang selalu mengajarkan banyak arti hidup dari sikap sederhananya. Ibunya tidak marah ketika ia ditipu. Hal tersebut membuatnya berjanji harus berusaha sebaik-baiknya untuk membahagiakan sang ibu.
Ilustrasi backpacker. Foto: shutterstock
Pernah menjadi seorang backpacker ke 5 kota membuatnya mendapat inspirasi resep cendol terbaik. Ia berhasil menemukan resep di Banyumas, Pekalongan, hingga Lampung.
ADVERTISEMENT
Dengan kegigihannya, ia memutar otak supaya si cendol lebih bisa dinikmati anak muda. Dan, eksperimen pun di mulai. Ia mengganti santan menjadi susu. Tekstur cendol pun diubah menjadi bubble yang kenyal. Kemasan dibikin semenarik mungkin
Segala cara ia lalui sendiri. Belajar coding untuk laman webnya, mendesain produk, pemotretan, hingga mencari sistem cashflow. Hal itu dilakukannya untuk membuat orang percaya kepada produknya dan demi mendapatkan modal untuk bisa menarik ketika launching pertama.
“Saat RABnya Rp 12 juta, saya coba pinjam uang tapi hanya terkumpul Rp 2 jutaan. Meskipun di awal diremehkan. Saat launching pertama, saya sudah menyiapkan proposal franchise, website, dan nama yang terdaftar HAKI,” ujar Danu.
Laki-laki kelahiran Tasikmalaya ini membagikan pula tips tentang produknya yang bertahan hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
“Kuncinya adalah EPIK, Evaluasi, Perbaiki, Introspeksi, dan Komunikasi. Semua itu harus bisa disinergikan dengan baik, supaya bisnis bisa bertahan lama. Di sisi lain, kita harus punya diferensiasi dan inovasi supaya bisa menjawab kebutuhan pasar.”
Ilustrasi persebaran outlet Randol. Foto: website radja cendol
Dalam satu tahun pertama Radja Cendol, Danu mengantongi omzet Rp 3,5 milyar. Kini, Rp 1,5 milyar per bulan ia kantongi. Ditambah juga dengan penghargaan yang diterimanya: Indonesia Innovative Quality Award kategori “The best innovative traditional drinks 2015."
Sampai saat ini terdapat 9 menu utama yang menjadi menu andalan Randol, ditambah setiap 3 bulannya rutin mengeluarkan varian baru.
Keren ya! Apakah kamu tertarik untuk melakukan inovasi bisnis seperti Danu?