Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Menggaet Adythia Pratama, Hypefast Siap Investasi 500 Milyar ke 10 Brand Lokal
5 Agustus 2021 12:19 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Lisa Ramadhanty tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hypefast merupakan perusahaan yang dibangun oleh Achmad Alkatiri (Ex CMO Lazada). Perusahaan ini didirikan pada Januari 2020. Sejak didirikan, Hypefast telah melakukan penanaman modal atau investasi kepada 20 brand lokal di Indonesia. Investasi ini dilakukan kepada bisnis dengan kategori busana, kecantikan, kebutuhan ibu dan anak, kesehatan dan gaya hidup.
ADVERTISEMENT
Sosok Adythia Pratama sebagai tokoh guerilla marketing Indonesia dikenal banyak terlibat dalam berbagai pembinaan kepada bisnis lokal terutama dalam bidang pemasaran dan pengembangan bisnis.
Kolaborasi Adythia Pratama dan Hypefast menargetkan 10 brand lokal yang akan mendapatkan investasi dengan total investasi 500 milyar rupiah (masing-masing brand mendapatkan 50 milyar rupiah) hingga akhir tahun 2021.
Adythia Pratama, Pendiri & CEO PT Braja Biru Abadi mengungkapkan, “Kolaborasi ini bertujuan untuk memberikan dorongan kepada pelaku bisnis dan pemilik brand lokal Indonesia. Hypefast bukan hanya memberikan investasi dana yang besar, tetapi juga menyediakan fasilitas, sistem bisnis, ekosistem dan tim yang berpengalaman. Dana memang penting untuk mengembangkan usaha, tetapi ekosistem bisnis dan pengalaman serta relasi bisnis yang sudah dikembangkan oleh Hypefast di Asia Tenggara akan menjadi nilai tambah yang sangat membantu dalam pengembangan bisnis brand lokal.”
ADVERTISEMENT
Penandatangan MoU oleh Adythia Pratama dan Hypefast dengan resmi menunjuk Adythia Pratama sebagai Scout Investor untuk Hypefast Asia Tenggara. Kriteria untuk menerima investasi tersebut adalah bisnis harus sudah beroperasi selama lebih dari 12 bulan. Memiliki omset minimal 300-500 juta dalam sebulan. Bisnis tersebut haruslah memiliki 50% omset yang datang dari kanal online.
Pemasukan omset dari kanal online menjadi penegasan penting karena perubahan bisnis model yang sekarang terjadi di tengah masyarakat membuat bisnis yang memiliki basis penjualan online menjadi lebih diminati oleh calon investor. Adythia Pratama selaku pengurus di Asosiasi Digital Marketing Indonesia juga menegaskan bahwa pemasaran online bukan lagi sebuah pilihan atau alternatif, melainkan suatu hal yang menjadi fokus utama di kala Pandemi bahkan hingga New Normal. Hal ini tetap berlaku sekalipun bisnis tersebut merupakan bisnis konvensional.
ADVERTISEMENT
Adythia Pratama menambahkan, “Dengan hadirnya dukungan investasi dari Hypefast dan penerapan strategi marketing gerilya pada bisnis lokal, maka seharusnya ke depan bisnis dalam negeri akan berkembang dengan efektif dan mampu menembus pasar global dengan lebih cepat.”
Hypefast juga baru saja menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk bersinergi dalam pengembangan pemasaran produk kreatif di Indonesia dan mengumumkan kolaborasi 12 brand bersama Disney.