Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pelaut Indonesia dan Tantangan Iklim Global
22 Desember 2024 18:34 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Antok Roed tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai bagian penting dari ekosistem maritim global, Pelaut Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang timbul akibat perubahan iklim. Dengan lebih dari 17.000 pulau, Indonesia tidak hanya menjadi negara kepulauan terbesar di dunia. Pembeda dari lainnya, karena Indonesia salah satu menyumbang tenaga pelaut terbesar di industri pelayaran internasional. Perubahan iklim berdampak signifikan pada aktivitas maritim, mulai dari pola cuaca yang tidak stabil hingga kenaikan permukaan laut yang mengancam pelabuhan.
ADVERTISEMENT
Ketidakpastian Cuaca dan Kerusakan Infrastruktur Pelabuhan
Fenomena cuaca ekstrem pada dewasa ini sebagai dampak dari perubahan iklim. Berbagai ekstriminitas, seperti banyaknya badai tropis, tingginya gelombang laut, serta angin kencang, semakin meningkatkan ancaman keselamatan bagi pelaut Indonesia. Di rute pelayaran domestik maupun internasional, seperti Selat Malaka dan Laut China Selatan, kondisi cuaca sulit terprediksi. Kondisi seperti itu merupakan tantangan serius yang dapat membahayakan kapal serta awaknya.
Kenaikan muka air laut dan erosi pantai membawa konsekuensi langsung pada pelabuhan-pelabuhan di Indonesia sebagai pusat aktivitas maritim. Pelabuhan di daerah pesisir rendah, seperti Tanjung Priok dan Belawan, rentan terhadap ancaman banjir rob. Kondisi seperti itu dapat merusak infrastruktur serta memperlambat operasi pelayaran, sehingga berdampak pada efisiensi operasional dan menambah beban kerja pelaut.
ADVERTISEMENT
Kebijakan Lingkungan dan Implikasi Sosial-Ekonomi
Tuntutan internasional untuk menurunkan emisi karbon turut memengaruhi dunia pelayaran. International Maritime Organization (IMO) mendorong penggunaan teknologi berkelanjutan, seperti bahan bakar ramah lingkungan dan pengurangan kecepatan kapal. Bagi pelaut Indonesia, perubahan ini membutuhkan adaptasi berupa pelatihan tambahan dan sertifikasi, yang perlu mendapat dukungan dari pemerintah dan swasta.
Perubahan regulasi dan kebijakan iklim global juga berimbas pada kesejahteraan pelaut, terutama mereka yang bekerja di kapal internasional. Pengurangan perjalanan atau efisiensi biaya oleh perusahaan pelayaran dapat memengaruhi stabilitas pendapatan pelaut. Sisi lain, pelaut yang menggunakan kapal tradisional menghadapi tantangan lebih besar karena kapal mereka kurang mampu beradaptasi terhadap cuaca ekstrem.
Strategi Menghadapi Tantangan
Pemerintah bersama institusi maritim perlu memperkaya pelatihan pelaut melalui pengetahuan tentang dampak perubahan iklim. Kemudian, melakukan mitigasi risiko dan menggunakan teknologi rendah karbon. Renovasi Pelabuhan di Indonesia sudah mendesak agar lebih tahan terhadap dampak perubahan iklim. Di antaranya, seperti meningkatkan ketinggian dermaga dan menggunakan material berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Penting pemberian subsidi atau insentif pemerintah untuk memodernisasi kapal dengan teknologi ramah lingkungan, serta pemberian jaminan kesejahteraan sosial bagi pelaut. Untuk mengatasi dampak perubahan iklim yang efektif, Indonesia perlu menerapkan strategi pembangunan berkelanjutan. Beberapa contohnya, seperti kerja sama lintas sektor, serta penguatan peran pelaut sebagai elemen utama dalam industri maritim.
Memperkuat Pendidikan dan Pemanfaatan Teknologi
Indonesia memiliki kesempatan besar untuk memimpin dalam bidang pendidikan maritim berbasis keberlanjutan. Salah satu langkah penting adalah mengembangkan kurikulum di sekolah pelayaran. Kurikulum yang mencakup materi perubahan iklim, teknologi ramah lingkungan, dan keselamatan saat menghadapi cuaca ekstrem. Selain itu, pelaut yang masih aktif berlayar perlu memfasilitasi diri dalam program pelatihan berkesinambungan melalui dukungan pemerintah dan lembaga internasional.
ADVERTISEMENT
Prioritas pada pemanfaatan teknologi hijau, seperti bahan bakar rendah emisi, tenaga surya, serta kapal berbasis listrik. Pemerintah dapat memacu adopsi teknologi ini dengan menawarkan insentif kepada perusahaan pelayaran yang mengimplementasikan inovasi tersebut. Pengembangan kapal tradisional seperti pinisi dengan desain modern juga dapat menjadi solusi untuk mempertahankan warisan budaya sambil menghadapi perubahan iklim.
Menggalang Kerja Sama untuk Kesejahteraan Pelaut
Sebagai negara maritim utama, Indonesia harus mengambil peran aktif dalam forum internasional, seperti International Maritime Organization (IMO). Peran tersebut melalui penyuaraan kepentingan pelaut, dan memastikan kebijakan global selaras dengan kebutuhan negara-negara berkembang. Di tingkat regional, kerja sama dengan negara ASEAN dalam mengelola risiko maritim dan lingkungan laut dapat menghasilkan dampak yang lebih efektif.
ADVERTISEMENT
Pemerintah perlu menyediakan perlindungan sosial bagi pelaut. Perlu rancangan khusus asuransi pelaut untuk menghadapi risiko akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrem. Kebijakan ini tidak hanya memberikan rasa aman tetapi juga mendorong pelaut untuk terus berkontribusi di sektor maritim.
Kesimpulan
Dampak perubahan iklim tidak terhindarkan, tetapi melalui langkah-langkah strategis, pelaut Indonesia dapat terus berkontribusi maksimal dalam industri maritim global. Sinergi pemerintah, perusahaan pelayaran, dan pelaut sendiri menjadi kunci utama untuk menjamin keberlanjutan sektor maritim di tengah tantangan iklim global. Dengan langkah-langkah tersebut, pelaut Indonesia dapat tetap menjadi pilar utama sektor maritim global, meskipun tantangan perubahan iklim semakin meningkat.