Apa itu Stunting?

Konten Media Partner
8 September 2018 15:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Apa itu Stunting?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ciri-ciri Stunting. Grafis Indonesiabaik.id
DUA tahun belakangan, kata Stunting kerap didengar. Mungkin tidak semua akrab dengan stunting. Stunting adalah kondisi dimana tinggi badan seorang anak lebih pendek dibanding tinggi anak lain seumurannya. Asupan gizi yang kurang, dalam waktu lama menjadi penyebab stunting pada anak.
ADVERTISEMENT
Dalam buku saku penanganan stunting milik Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menjelaskan, meskipun sama-sama disebabkan kurang asupan gizi, stunting berbeda dengan gizi buruk.
Anak dikatakan menderita gizi buruk ketika Berat Badan (BB) anak tidak sesuai dengan anak-anak seusianya. Sedangkan pada kasus stunting, ketika seorang anak tidak memiliki Tinggi Badan (TB) sesuai dengan anak lain yang seumuran.
Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal anak lahir. Tetapi stunting baru Nampak setalah anak berusia 2 tahun.
Banyak faktor yang menyebabkan bayi/ balita tumbuh kerdil, salah satunya, minimnya pengetahuan ibu mengetahui kesehatan dan gizi. Bahkan, di daerah pelosok, akses makanan bergizi, air bersih dan sanitasi, layanan kesehatan yang terbatas juga menjadi faktor penyebab bayi/balita mengalami kekerdilan.
ADVERTISEMENT
Gejala stunting yang bisa kenali anak diantaranya pertumbuhan anak melambat, pertumbuhan gigi terlambat, ketika anak usia 8-10 tahun anak menjadi lebih mendiam. Wajah tampak lebih muda dari seusianya. Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar serta tanda pubertas melambat.
Jika mengacu pada Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang dikeluarkan oleh Kementerian dan Kesehatan (Kemenkes) RI, ketika bayi baru lahir hingga usia 6 bulan, normalnya memiliki tinggi antara -2 SD s/d 2 SD. Acuan angka yang diperoleh tersebut berdasarkan grafik tinggi badan yang telah ditentukan Kemenkes RI. Buku KIA biasanya diperoleh ketika seorang yang memiliki anak datang ke posyandu.
Resiko jangka pendek yang dialami anak stunting adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Tentu, akibat buruk yang dapat ditimbulkan dalam jangka panjang adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit. Selain itu, resiko tinggi munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua.
ADVERTISEMENT
Hal kecil yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting adalah pemberian ASI Ekskusif pada bayi usia 0-6 bulan, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, pemberian makanan gizi lengkap pada ibu hamil, rutin memantau pertumbuhan balita di posyandu terdekat, dan memberikan imunisasi dasar lengkap dan vitamin A.
*) Artikel ini disarikan dari berbagai sumber oleh Bela, wartawan WartaBromo.