Konten Media Partner

Desak Fadli Zon Minta Maaf, Santri Arak-arakan dan Tutup Pantura

12 Februari 2019 12:06 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Desak Fadli Zon Minta Maaf, Santri Arak-arakan dan Tutup Pantura
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Santri di Kabupaten Probolinggo arak-arakan di jalan hingga menutup jalur pantura Banyuwangi-Surabaya, Selasa (12/2/2019). Mereka mendesak Fadli Zon meminta maaf secara langsung kepada KH. Maimoen Zubair.
ADVERTISEMENT
Dengan berjalan kaki sekitar 1.000 santri di Kabupaten Probolinggo menuju kantor DPRD setempat. Mereka memenuhi jalur pantura Banyuwangi-Surabaya ruas Desa Sukomulyo, Kecamatan Pajarakan. Tak ayal, aksi kaum sarungan ini, memenuhi jalan di depan kantor dewan dan membuat macet jalan.
Berbagai poster kecaman kepada Fadli Zon dibawa para santri. Mereka menyayangkan adanya puisi yang dinilai menghina ulama senior KH Maimoen Zubair oleh Wakil Ketua Umum Gerindra itu. Puisi Fadli Zon berjudul ‘Doa yang Ditukar’, disebut telah melukai kaum santri Nahdlatul Ulama (NU).
Sesampainya di lokasi, mereka membentangkan berbagai poster. Santri berasal dari berbagai pesantren dan PC GP Ansor Kabupaten Probolinggo dan Kraksaan, mengumandangkan shalawat Asghil. Dipimpin ketua PC GP. Ansor Kabupaten Probolinggo, Muchlis, silih berganti mereka berorasi.
ADVERTISEMENT
“Silahkan berpolitik, tapi jangan sentuh kiai kami. Dia sangat menghina Ulama. Di mana kiai sepuh yang berdoa begitu ikhlas tapi dipelintir, bahwa itu merupakan doa yang dibayar. Padahal kami lihat Mbah Maimoen itu orang yang ikhlas dan sesepuh daripada satu partai Islam dan juga dia seorang ulama besar,” kata Muchlis dalam orasinya.
Aksi ini merupakan buntut dari puisi yang ditulis politisi Partai Gerindra Fadli Zon. Puisi itu dinilai melecehkan ulama karismatik Nahdlatul Ulama, Kiai Maimoen Zubair. Aksi ini dijaga ketat oleh aparat dari Polres Probolinggo dan Satpol PP. Kabupaten Probolinggo.