Gili Ketapang Menuju Wisata Syariat

Konten Media Partner
23 Agustus 2017 21:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gili Ketapang Menuju Wisata Syariat
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Insiden meninggalnya wisatawan di Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih pada Minggu (20/8/2017) lalu, berbuntut pada berubahnya pengembangan wisata di tempat ini. Pemerintah daerah dan pelaku wisata pun duduk bareng hingga berbuah kesepakatan, wisata Gili Ketapang akan dikelola secara syariat Islam.
ADVERTISEMENT
Kesepakatan muncul setelah Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Probolinggo dan satker terkait, bertemu dengan Pemerintah Desa Gili Ketapang, tokoh masyarakat, ulama serta pelaku wisata.
Mereka membahas kelanjutan wisata di pulau itu pasca dibekukan oleh Pemerintah Desa setelah Insiden meninggalnya wisatawan asal Sidoarjo beberapa waktu lalu.
“Dalam pertemuan itu, kami meminta kepada pokdarwis untuk segera mengurus perizinan. Untuk sementara ini, biarkan wisata snorkeling ditutup dulu saja, sampai waktu yang belum ditentukan,” ujar Kepala Disporabudpar Kabupaten Probolinggo M Sidik Widjanarko.
Selain itu, juga ada 9 poin kesepakatan yang harus dilaksanakan dan dikerjakan pokdarwis, agar wisata snorkeling tetap berjalan.
Kesembilan poin itu adalah, pertama pelaksanaan wisata syariat Gili Ketapang. Kedua, wisata ini harus sesuai dengan norma agama, adat istiadat, budaya, dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Bagi yang berkunjung pakaian harus sopan sesuai dengan masyarakat Islam Gili Ketapang dan tidak boleh berpakaian mini di atas lutut khusus perempuan,” tutur mantan Kadisperindag ini.
Kemudian poin lainnya adalah pelaksanaan wisata mulai pukul 06.00 – 17.15 WIB. Wisatawan dilarang melaksanakan camping atau bermalam di sana menggunakan tenda. Serta tempat laki-laki dan perempuan dipisah.
“Pengelola wisata syariat ini pun nantinya harus warga setempat. Tidak boleh ada orang luar,” kata Sidik.
Menurut Sidik, di antara dari sembilan poin itu, juga ada himbauan untuk tidak mendirikan homestay di Gili Ketapang.
“Selama bulan Ramadan, wisata tidak dibuka, dan pada hari Jumat, wisata dibuka selepas jumatan,” pungkas pria berkumis ini.
Pantai di Gili (Foto: Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Pantai di Gili (Foto: Flickr)