Konten Media Partner

GP Ansor Pasuruan: Kader NU 'Tersesat' bila Tak Pilih Ma'ruf Amin

12 Agustus 2018 20:15 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
GP Ansor Pasuruan: Kader NU 'Tersesat' bila Tak Pilih Ma'ruf Amin
zoom-in-whitePerbesar
Kader NU di Kabupaten Pasuruan, yakinkan diri dukung pasangan calon Presiden-Wakil Presiden, Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin. Bahkan, diibaratkan kader NU “tersesat” bila tak memilih pasangan Jokowi-Makruf di Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
Sikap tegas itu disampaikan salah satunya oleh Ketua GP (Gerakan Pemuda) Ansor Kabupaten Pasuruan, M Farid Sauqi, Minggu (12/8/2018). Munculnya nama KH Ma’ruf Amin sebagai calon wakil presiden (cawapres) Joko Widodo, menjadi harga mati dan tidak bisa ditawar-tawar lagi oleh para kader NU.
“Tidak bisa ditawar-tawar lagi, harus memilih dan mendukung serta memenangkan pasangan beliau,” ujar Farid.
Menurutnya, calon presiden dan wakil presiden, berbeda dengan pencalonan legislatif, calon bupati, maupun gubernur. Pasalnya, calon presiden dan wakil presiden, sangat menentukan untuk kesejahteraan bangsa.
Terlebih, KH Ma’ruf Amin merupakan tokoh sentral dalam struktural NU, sekaligus ulama yang disepuhkan. Sehingga ia pun berharap warga NU satu arah mendukung dan memilihnya.
“Apalagi ini panggilan negara. Kyai Ma’ruf tidak meminta. Dilihat kesepuhannya, tidak ada batasan umur. Bukan sesuatu yang jadi argumentasi untuk diperdebatkan,” lanjut Farid.
Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin. (Foto: Antara dan kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin. (Foto: Antara dan kumparan)
Malah Farid mengungkapkan sebuah kiasan, menyikapi pencalonan Kyai MakMa, dengan menyebut bak buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya. Ketika masih dianggap sebagai satu pohon, maka jatuhnya buah, tidak boleh jauh dari pohonnya.
ADVERTISEMENT
“Kalau jatuh ke kali (sungai) dan hanyut dibawa arus, berati itu "tersesat". Itu adalah kiasan dan ibarat yang sesuai untuk Pilpres 2019 ini,” ungkap Farid.
Disinggung keberadaan Sandiaga Uno, cawapres dari Prabowo Subianto, Farid merasa tidak perlu untuk menanggapinya. Sebagai kader NU dia enggan melihat calon di luar NU.
“Saya tidak melihat itu, jelas tidak mungkin saya memilih dan mendukung calon yang bukan orang NU, untuk apa. Gak ngurus itu, tidak bisa melihat yang lain. Latar belakang Kyai Ma’ruf, secara struktural dari NU, terlebih ulama yang disepuhkan. Makanya, sebagai kader NU saya harus mengamankan dan memenangkannya,” ujar Farid.