Konten Media Partner

Kesaksian Nosa, Hacker Pasuruan yang Dihadiahi Google

27 September 2018 10:11 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kesaksian Nosa, Hacker Pasuruan yang Dihadiahi Google
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Foto: Nosa (kemeja putih) dalam sebuah acara sosialisasi Pemilu di Kebun Kurma, Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Jumat (30/3/2018).
ADVERTISEMENT
Laporan Salsabelah Cahyani
M. Nosa Sandi Prasetyo namanya. Laki-laki kelahiran 30 September 1999 asal Bukir, Kota Pasuruan, Jawa Timur, ini diganjar USD 7.500 oleh Google setelah berhasil temukan bug. Hacker ini bercita-cita menjadi 'pengangguran sukses'.
Belajar di jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial pada saat Sekolah Menengah Atas (SMA) tidak menghalanginya untuk belajar Information and Technology (IT), ilmu yang biasanya dipelajari orang-orang dengan latar pendidikan ilmu pengetahuan alam.
“Saya biasa dipanggil Nosa,” kata dia, saat memulai perbincangan dengan wartabromo.com, Rabu (26/9/2018).
Ketertarikan remaja 19 tahun itu terhadap IT sudah dimulai sejak masih anak-anak. Saat berada di bangku Sekolah Dasar, Nosa sangat menyukai game. Kemudian memasuki Sekolah Menengah Pertama, dia mulai mengenal dunia software bahkan sudah dapat membuat virus sederhana.
ADVERTISEMENT
Keterampilan Nosa kian diasah hingga saat duduk di bangku SMA, Nosa dapat membuat program instruksi untuk menjalankan dan mengeksekusi perintah.
Kesaksian Nosa, Hacker Pasuruan yang Dihadiahi Google (1)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: M. Nosa Sandi Prasetyo.
Saat itu, dia mulai 'membobol' akun rapor online dan akun ujian berbasis Android. Hal itu dilakukan setelah sebelumnya dia berhasil menunjukkan cara menemukan bug. Meski berhasil meretas akun, dia tidak memanfaatkan keahliannya itu untuk kepentingan pribadi.
Nosa justru melaporkan masalah yang ditemukannya terkait IT kepada pembuat program atau developer. Dia pun kerap mendapat imbalan dari perusahaan atas bantuannya menemukan masalah tersebut.
Setelah lulus SMA, Nosa sempat ditawari melanjutkan pendidikan IT di perguruan tinggi melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Namun karena berasal dari bidang IPS, kesempatan itu pun tidak bisa diambilnya.
ADVERTISEMENT
“IT kan untuk IPA, jadi saya sudah auto gagal,” kata Nosa sambil tertawa kecil.
Dia sempat memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikannya. Tapi dengan dorongan orang tua, akhirnya Nosa melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Yadika Bangil.
Sebagai pencari bug (bug hunter), Nosa pernah berkeinginan untuk dapat menemukan bug di Google. Korporasi pemilik mesin pencarian terbesar di dunia ini memang membuka ruang untuk dapat menemukan bug (bug bounty). Nosa pun melakukan percobaan pertamanya pada Maret 2018 dengan menggunakan browser Internet Explorer dan Mozilla Firefox.
Saat itu dia sempat menemukan bug, namun laporan yang dikirimnya itu ditolak Google. Lima bulan kemudian, tepatnya 11 Agustus 2018, Nosa melakukan percobaan keduanya dengan metode berbeda.
ADVERTISEMENT
Kali ini dilakukannya dengan mencoba mengutak-atik akun Google. Dia masuk ke lama my account, kemudian berlanjut ke sub-domain bussiness-google. Akhirnya, bug pun dia tangkap. Saat itu, Nosa mendapat balasan, "Nice catch (tangkapan bagus)".
Ilustrasi kantor google (Foto: Reuters/Baz Ratner)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kantor google (Foto: Reuters/Baz Ratner)
Nosa mengungkapkan, celah bug yang ia temukan termasuk celah keamanan yang sangat kritis atau 'click hijacking'. Gayung bersambut, 'Mbah Google' merespons laporannya hingga Nosa mendapat balasan dari Google melalui email pada Selasa pagi (25/9). Email itu berisi ucapan terima kasih dan besaran reward yang diterimanya.
As Part of Google Vulnerability Reward Program, the panel decided to issue a reward of $7.500.00. (Sebagai bagian dari Google Vulnerability Reward Program, kami memutuskan untuk memberikan hadiah USD 7.500,00),” bunyi penggalan kalimat dalam email yang diterima Nosa dari Google.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya dia sempat bernazar untuk memotong rambutnya jika Google memberinya USD 5.000. Tetapi tanpa disangka, ternyata imbalan yang dia terima lebih besar dari jumlah tersebut.
“Saya aja sampai sekarang enggak menyangka bisa dapat uang sebanyak itu,” ujarnya.
Pada akhir perbincangan dengan wartabromo.com, Nosa mengungkapkan ingin menjadi pengangguran sukses. Dia mengaku kerap mendapat imbalan atau reward dari sejumlah domain kenamaan yang jumlahnya kata dia, "lumayan".
Meneng-meneng (diam-diam) dapet duit,” canda Nosa, mengakhiri obrolan.