MUI Probolinggo Akan Tutup Padepokan Dimas Kanjeng

Konten Media Partner
5 November 2018 18:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Probolinggo bakal menutup secara resmi Padepokan Dimas Kanjeng di Desa Wangkal, Kecamatan Gading. Sebab dalam 2 tahun terakhir, keberadaan padepokan yang dipimpin Taat Pribadi itu semakin meresahkan warga.
ADVERTISEMENT
Wacana penutupan itu disampaikan oleh Sekretaris MUI Kabupaten Probolinggo, Yasin. Ia menuturkan sejak Taat Pribadi terjerat masalah hukum 2 tahun lalu, banyak muncul isu-isu tak sedap di kalangan warga. Salah satunya yang membikin heboh, adalah pembaiatan ketua padepokan baru.
“Untuk itu kami tindak lanjuti kembali supaya segera ditutup. Jika padepokan itu terus dibiarkan, dikhawatirkan malah akan semakin menggonggong. Sehingga meresahkan warga sekitarnya. Seperti pada 17 Agustus, tersebar video upacara padepokan dan video itu sempat viral di berbagai media sosial,” kata Yasin, Senin (5/11/2018).
Pria asal Besuk itu mengatakan, proses penutupan yang dilaksanakan pihaknya belum dipastikan jadwalnya. Sebab sejauh ini, masih sebatas mengirim laporan pada MUI Provinsi Jawa Timur. Pelibatan MUI Provinsi Jawa Timur dikarenakan kasus padepokan tersebut terbilang cukup besar.
ADVERTISEMENT
“Di Kabupaten Probolinggo ini, kan hanya tempat dan pelakunya saja. Tapi korban banyak dari luar daerah. Bahkan ada yang sampai luar jawa. Jadi perlu melibatkan MUI Jatim, karena ranah dan wilayah kasus ini cukup besar,” ungkapnya.
Tak hanya melibatkan MUI Jatim, pihaknya juga akan melibatkan berbagai instansi formal dan informal lainnya. Di antaranya aparat kepolisian, Anshor Kota Kraksaan, Banser Kota Kraksaan, FKUB Kabupaten Probolinggo, dan sejumlah instansi lainnya. Namun, untuk memulai eksekusi itu, pihaknya masih menunggu respon dari pihak MUI Jatim.
“Kami belum bisa memastikan kapan pelaksanaan eksekusi itu. Sebab untuk penutupan padepokan itu, harus menunggu respon dari MUI Jatim. Jika nantinya sudah ada respon, kami akan segera mengmbil langkah bersama instansi lainnya,” terang Yasin.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pantauan MUI, padepokan Dimas Kanjeng masih ramai dengan pengikutnya. Ada sekitar 300 pengikut yang tinggal di tenda-tenda dan bangunan di sana. Mereka tetap beraktivitas seperti biasa dan menarik dana secara terselubung.
“Kami tidak ingin masalah padepokan ini terus merambat. Jadi bagaimanapun caranya kami akan segera melakukam penutupan supaya warga setempat nyaman dan Probolinggo selalu kondusif,” ujarnya.