Produksi Garam di Pasuruan Masih 1% Dari Target 15.250 Ton

Konten Media Partner
25 Juli 2018 19:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Produksi Garam di Pasuruan Masih 1% Dari Target 15.250 Ton
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Seorang pekerjatengah bekerja di tambak garam di wilayah Kabupaten Pasuruan. Hingga medio 2018, prodiuksi garam di Pasuruan masih 1% dari target 15.250 Ton.
ADVERTISEMENT
Sampai pertengahan tahun, produksi garam di Kabupaten Pasuruan, tercatat berkisar 152,75 ton. Jumlah tersebut terbilang hanya 1% dari target produksi tahun 2018, sebanyak 15.250 ton.
Meski masih jauh dari target yang dipasang, Pemkab Pasuruan melalui Dinas Perikanan optimis produksi garam di Kabupaten Pasuruan akan terus mengalami peningkatan.
Optimisme itu disampaikan Slamet Nurhandoyo, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pasuruan, saat dihubungi via telepon, Rabu (25/07/2018). Menurutnya, memasuki 2 bulan musim kemarau atau sampai akhir juni 2018, hasil produksi garam di Kabupaten Pasuruan mencapai 152,75 ton. Sedangkan target produksi garam untuk tahun ini cukup banyak,yakni 15.250 ton.
Dijelaskan Slamet, masih minimnya produksi garam, dihasilkan petambak Pasuruan, lebih disebabkan persiapan produksi tahap awal selama 2 bulan terakhir. Diungkap kemudian, seharusnya petambak menikmati panen, sejak minggu keempat pada bulan Juni lalu. Hanya saja, hujan tiba-tiba mengguyur hingga membuyarkan impian hasil panen garam.
ADVERTISEMENT
Kata Slamet, belum maksimalnya produksi garam adalah masih turunnya hujan di bulan Juni lalu, sehingga membuat banyak tambak garam yang harus memulai proses ulang persiapan lahannya karena lahan menjadi basah.
“Beberapa waktu lalu sempat hujan dua hari, jadi banyak yang gagal panen karena memang maksimalnya garam tergantung panas sinar matahari. Produksi garam menunggu sampai benar-benar tidak ada hujan. Tepatnya mulai bulan Mei baru masa persiapan meja garam. Ketika dinilai sudah tidak ada hujan lagi. Maka persiapan meja garam ini bisa berlangsung sampai 1 bulan,” jelasnya.
Dari data Dinas Perikanan, untuk bulan Mei, kondisi garam yang dihasilkan memang sangat minim. Hanya di minggu keempat produksi cukup banyak yakni mencapai 13,4 ton, dan itupun di minggu akhir bulan Mei. Barulah di minggu akhir bulan Juni mulai terdongkrak dan tercatat sampai akhir Juni bisa mencapai 152,75 ton.
ADVERTISEMENT
“Meski kita punya rumah prisma, tapi peran sinar matahari sangat penting untuk menyempurnakan hasil jadi garam,” ungkap Slamet kemudian.
Kendati baru 1% dari target yaitu 15.250 ton, Dinas Perikanan menurut Slamet masih optimis mampu lampaui target,. Pasalnya musim panen raya garam diprediksi baru akan terjadi pada Agustus-September mendatang.
“Bulan depan ini adalah puncak produksi garam sampai September. Harga garam pun juga turun meskipun produksi tidak banyak. Jika awal tahun lalu masih di harga Rp 2000 perkilonya. Saat ini sudah dikisaran Rp 1400 – 1800 perkilonya. Semoga pas panen raya, harga garam terus naik supaya kesejahteraan petani garam juga meningkat,” imbuhnya.