Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Sungai Wrati Tercemar, Warga Pasuruan “Surati” Presiden Jokowi
26 November 2018 16:57 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
ADVERTISEMENT
Surat terbuka berbentuk banner keluhan warga terkait Sungai Wrati. (Foto: Bolo Warmo)
ADVERTISEMENT
Warga Kedungringin, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan menulis surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo. Surat berbentuk banner ini berisi keresahan warga akibat tercemarnya Sungai Wrati.
Banner berukuran 4 x 6 meter dipasang di Simpang tiga Cangkringmalang, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan. Surat terbuka itu berisikan keluhan warga yang resah dengan kerusakan sungai selama ini.
Sungai tersebut dipenuhi eceng gondok, hingga pohon pisang. Parahnya lagi, Sungai Wrati diduga tercemar limbah pabrik. Akibatnya, bau yang tidak sedap dan menyebabkan gatal-gatal bila airnya terkena kulit.
“Sudah berkali-kali ngadu ke Pemkab dan Pemprov mulai dari 2009,” ujar Henry Sulfianto, warga Kedungringin, Senin (26/11/2018).
Sebelumnya, beberapa kali pihaknya juga melaporkan pencemaran sungai kepada DPRD Kabupaten Pasuruan dan Pemda Kabupaten Pasuruan. Namun upaya itu tak membuahkan hasil. Sungai yang mengalir di Desanya tetap rusak.
ADVERTISEMENT
Warga berharap kerusakan sungai segera teratasi. Terlebih lagi, warga desa yang berada di dekat sungai terancam tenggelam akibat sedimentasi.
“Kalau hujan banjirnya sampai pusar orang dewasa itu waktu tidak ada eceng gondoknya. Apalagi sekarang 99% tertutup eceng gondok, bisa lebih tinggi dari biasanya,” tambahnya.
Itulah kemudian, warga membuat surat terbuka berupa banner kepada Jokowi. Harapannya, ada perhatian dari Pemerintah Pusat.
Terpisah, Akhir pekan lalu, Irsyad Yusuf, Bupati Pasuruan sempat menyinggung persoalan sungai Wrati yang sudah sejak sekian tahun lalu tak tertangani. Ia mengaku tidak dapat berbuat banyak karena sungai tersebut masuk kewenangan Pemerintah Provinsi melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas.
“Saya disemprit (disanksi, red) kalau ikut campur hal itu (Sungai Wrati, red),” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Beberapa sumber menyebutkan, persoalan kerusakan Sungai Wrati sudah diketahui oleh Pemprov Jatim. Sampai warta ini disusun, belum ada keterangan disampaikan dari BBWS Brantas, terkait kegelisahan warga hingga menulis surat ke Jokowi.
Diketahui, sungai Wrati mengaliri tiga desa di Kecamatan Beji, yakni Desa Cangkringmalang, Desa Kedungringin dan Desa Kedungboto.