Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten Media Partner
Walikota Pasuruan Ingin Masuk Rumah Singa
29 Juni 2017 15:25 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Kota Pasuruan memiliki bangunan kuno peninggalan etnis Cina dan Belanda yang hingga kini masih kokoh berdiri seperti Gedung Harmoni, Gedung P3GI, Gedung Wolu, Menara Air serta Rumah Singa.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, pihak Pemkot Pasuruan masih belum bisa melakukan pengelolaan bangunan – bangunan kuno tersebut lantaran kebanyakan dimiliki oleh orang perorang. Bahkan, meski cukup banyak dikenal, Walikota Pasuruan sendiri mengaku kesulitan untuk masuk ke dalam rumah singa yang terletak di jalan Hasanudin Kota Pasuruan.
“Saya sebenarnya ingin masuk dan melihat – lihat rumah singa. Namun sampai hari ini belum bisa,” kata Setiyono saat bertemu dengan wartawan di Gradika Kota Pasuruan.
Menurutnya, bangunan kuno yang di halamannya terdapat patung singa tersebut milik keluarga Kwee, salah satu pengusaha terkaya di jamannya. Rumah tersebut memiliki arsitektur bangunan abad 19 yang bergaya Indische empire.
“Kita memang masih mengalami kesulitan. Tapi saya akan berusaha untuk mencari jalan agar bisa bertemu dengan keluarga kwee, ” tambah Walikota.
ADVERTISEMENT
Keinginan kuat Walikota tersebut terjadi menyusul harapannya untuk menjadikan Kota Pasuruan sebagai Kota Pusaka yang memiliki beragam bagunan bersejarah.
“Saat ini kita sedang ajukan kepada kementerian melalui Balai Besar Trowulan terkait cagar budaya yang ada, ” lanjutnya.
Untuk diketahui, keberadaan rumah singa menunjukkan kejayaan Kota Pasuruan sebagai pusat indutri perdagangan. Selain dibangun dengan gaya Indische Empire, sentuhan gaya Tiongkok cukup kuat terutama di bagian atap bangunan.