Teresa Wibowo, Membesarkan Bisnis Keluarga Melalui Platform Digital

CEO ruparupa.com, Teresa Wibowo. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)

ACE Hardware yang pertama membuka toko di Indonesia pada 1995, telah dikenal sebagai pusat perbelanjaan perlengkapan teknik dan industri. Di bawah bendera PT Kawan Lama Sejahtera (Kawan Lama/KL), ACE Hardware kini telah memiliki 99 gerai di berbagai kota.

Seiring perkembangan ACE Hardware, Kawan Lama juga merambah ke bisnis perlengkapan rumah dan gaya hidup. Dengan tangan dingin pengusaha Kuncoro Wibowo, Kawan Lama kini juga mengelola Informa, Toys Kingdom, Office1Superstore, Dr. Kong, Bike Colony, Chatime, Pendopo, dan bisnis lainnya.

Adalah Teresa Wibowo, generasi kedua dari Kuncoro Wibowo, yang kini mengembangkan bisnis yang telah dibesarkan ayahnya. Sebagai generasi yang berkiprah di era internet of things (IoT), perempuan 35 tahun itu pun membawa bisnis Kawan Lama masuk ke dunia digital.

“Saya pas mulai di Kawan Lama, enggak ada tuh yang namanya digital marketing department. Jadi saya bangun itu. Mungkin saya jadi dekat dengan digital marketing. Jadi saya melihat bahwa bisnis ini mulai bergerak ke arah digital,” katanya dalam perbincangan dengan kumparan, beberapa waktu lalu di kantornya di kawasan Kembangan, Jakarta Barat.

Untuk membawa bisnis-bisnis Kawan Lama ke dunia digital tersebut, pemegang gelar MBA dari EMBA Global Asia ini mendirikan PT Omni Digitama Internusa. Perusahaan yang baru berdiri 3 tahun lalu ini, menaungi e-commerce ruparupa.com yang diluncurkan pada April 2016 lalu.

Teresa Wibowo, CEO PT Omni Digitama Internusa (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)

Saat ini ruparupa.com menjual secara online segala produk yang dijual di unit-unit bisnis Kawan Lama. Namun mimpi besar Teresa, menjadikan ruparupa.com lebih dari sekedar tempat transaksi online. “Obsesinya menjadikan ini sebagai e-commerce destinations untuk home and living. Jadi ibaratnya kalau orang mau isi rumah, mikirnya ke ruparupa.com,” papar dia.

Meski menggemari bidang yang kini menjadi pekerjaannya, yakni digital marketing, Teresa mengakui tak mudah membesarkan bisnis e-commerce. “Cuma kita juga lihat, yang namanya e-commerce business itu benar-benar bakar duit. Tapi kalau kita enggak mulai (sekarang), lebih jauh (lagi) ketinggalan,” tandasnya.

Dengan alasan itu, Teresa mengaku tak tabu untuk melibatkan profesional, meskipun yang dia kelola adalah sebuah korporasi keluarga. Apalagi dia juga tak berani sesumbar, bisa membesarkan perusahaan yang telah dirintis kakek dan ayahnya.

“Walaupun ini family business, kita gaet profesional juga. BOD kita juga banyak kok, yang mungkin sebagian besar itu non-family members,” pungkas Teresa.