Benih Baik Program Petani Milenial

Westjavagov
Pencerahan.
Konten dari Pengguna
6 Juni 2021 11:22 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Westjavagov tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat berbincang dengan peserta Petani Milenial Juara
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat berbincang dengan peserta Petani Milenial Juara
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meresmikan Kick-Off Program Petani Milenial di Desa Suntenjaya, Kabupaten Bandung Barat, tanggal 26 Maret 2021. Kegiatan baru berjalan dua bulan lebih. Gaungnya begitu luas, dan ekspektasi masyarakat relatif tinggi terhadap program ini.
ADVERTISEMENT
Program Petani Milenial (PPM) yang bergulir merupakan pemikiran jauh ke depan dari sosok Kang Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil terhadap aspek pembangunan, khususnya di bidang pertanian.
Gagasan ini juga lahir pada tahun kedua masa krisis pandemi Covid-19 yang mengakibatkan semua sektor terpukul, angka kemiskinan dan pengangguran melonjak. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penganggur yang baru di Jabar sekitar 2,53 juta orang.
Walakin di sisi lain, dari sekian banyak sektor yang terpuruk akibat pandemi, pertanian bersama teknologi digital ternyata tak terpengaruh alias tetap tangguh.
Dari sini Kang Emil kemudian melontarkan ide sebagai bagian dalam upaya pemulihan ekonomi, salah satunya dengan mendorong kaum muda agar mau menggeluti bidang ini. Selain dinilai dapat mengurangi pengangguran, PPM turut memperkuat ketahanan pangan nasional.
ADVERTISEMENT
Konsep yang dirancang, peserta PPM difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Jabar yang akan menyediakan lahan, memberikan pendampingan, penyediaan teknologi, modal kerja dan investasi, hingga penampungan, maupun pembelian hasil panen atau usaha dari petani milenial.
Peserta akan dibina selama setahun, juga diarahkan untuk mengembangkan pertanian modern berbasis teknologi 4.0 guna meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Diharapkan setelah mengikuti program ini, alumni dapat mandiri dan sejahtera menjadi wirausahawan muda di bidang pertanian, yang selama ini dipandang petani itu merana, selalu merugi, miskin, dan menderita.
PPM diharapkan pula menjadi semacam pemicu atau gerakan besar bagi generasi muda untuk menekuni dunia pertanian, sehingga terjadi regenerasi petani.
Alumni PPM juga diharapkan dapat berkontribusi memajukan perekonomian desanya, sehingga dari sektor pertanian bisa turut menahan laju urbanisasi karena wajah perdesaan telah berubah menjadi magnet bagi kaum muda. Selama ini, anak-anak muda cenderung mencari pekerjaan di kawasan perkotaan.
ADVERTISEMENT
Kang Emil meyakini, pengembangan sektor pertanian berbasis teknologi 4.0 dapat meningkatkan kesejahteraan petani, sehingga dapat diwujudkan prinsip petani di desa, rezeki kota, bisnis mendunia.

Mengejutkan

Program ini memang cukup mengejutkan apalagi di tengah situasi pandemi ketika semua negara kini sedang menaruh perhatian dan berjuang keras mengatasi krisis, salah satunya melalui vaksinasi. Namun dalam situasi krisis bukan menjadi penghalang untuk melakukan terobosan dan inovasi, dan ini yang dilakukan Kang Emil yang memimpin penduduk 50 juta jiwa ini.
Sosok Kang Emil yang berlatar belakang arsitek, yang naturnya ingin selalu menghasilkan karya kreatif memang tak mengherankan sering mengeluarkan ide-ide cerdas dan genial, serta berani mengambil keputusan besar dengan cepat.
Sebagai contoh, ahli tata ruang, lulusan S2 “Urban Design” dari Universitas California, Berkeley ini dalam upaya meningkatkan pengendalian Covid-19 meluncurkan Program Puspa (Puskesmas Terpadu Juara) di Puskesmas Cikarang, Bekasi, tanggal 1 Februari 2021.
ADVERTISEMENT
Puspa merupakan program penguatan puskesmas untuk melakukan tes, lacak, isolasi (3T), serta mendorong perubahan perilaku masyarakat mematuhi protokol kesehatan 5M. Pemprov Jabar merekrut 500 orang dengan ditempatkan di 100 puskesmas yang tersebar di 12 kabupaten/ kota, yang memiliki kasus aktif tinggi Covid-19.
Kang Emil juga secara spontan mengajukan diri menjadi “kelinci percobaan” sebagai relawan uji klinik fase tiga vaksin CoronaVac di Indonesia, tanggal 10 Agustus 2020. Pasalnya, ketika uji klinis digulirkan, peminat relawan yang mendaftar sangat minim. Padahal relawan yang dibutuhkan sebanyak 1.620 orang.
Kang Emil kemudian bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jabar memutuskan menjadi relawan. Tindakan ini dimaksudkan untuk memberikan keteladanan kepada masyarakat, serta melawan teori konspirasi dan berita hoaks yang berseliweran terkait vaksin Covid-19.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya target jumlah relawan terpenuhi, hingga uji klinik fase tiga CoronaVac yang digelar di Bandung berjalan lancar, kemudian secara resmi CoronaVac ditetapkan oleh pemerintah sebagai salah satu vaksin dalam program nasional vaksinasi korona.
Kabar baik pula Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada 1 Juni 2021 menyetujui vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan asal China, Sinovac Biotech ini dimasukkan dalam daftar penggunaan darurat selama pandemi Covid-19.

Animo masyarakat tinggi

Ada pun animo pendaftar Program Petani Milenial relatif tinggi, hingga tercatat sebanyak 8.998 orang, usia antara 19-39 tahun, dan sebanyak 2.240 yang dinyatakan lolos seleksi.
Tahapan kegiatan magang atau bimbingan teknis kini sudah berjalan secara bertahap sesuai dengan peminatan peserta baik di bidang peternakan, perikanan, perkebunan, atau pun pertanian pada budidaya tanaman pangan dan hortikultura.
ADVERTISEMENT
Pemprov Jabar menyiapkan lahan 100,52 hektar yang tersebar di delapan kabupaten/ kota. Pemprov juga mengupayakan kerja sama pemanfaatan lahan milik peserta program, pihak ketiga atau swasta, BUMD, maupun BUMN.
Selaku offtaker adalah PT Agro Jabar, salah satu BUMD di Jawa Barat, yang berperan sebagai pihak yang menjamin dalam pembelian dan pemasaran hasil panen petani milenial, serta penjamin untuk pengajuan modal kerja dan investasi pada perbankan, yakni pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB).
Jenis usaha yang dijalankan peserta disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan kondisi lahan. Saat ini yang dikembangkan adalah peternakan ayam, puyuh, ikan nila, lele, dan udang. Jenis usaha lainnya adalah tanaman hias, ubi jalar, jamur, dan kelapa. Hal itu bertujuan agar hasil panen petani milenial dapat terserap pasar, baik di pasar lokal, untuk substitusi impor, maupun pasar global.
ADVERTISEMENT
Sementara itu terkait inovasi dan teknologi untuk kebutuhan PPM, Pemprov Jabar juga bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) Kementerian Pertanian, serta PT Telkom Indonesia Tbk.
BJB dalam mendukung program ini menyediakan anggaran untuk modal kerja peserta melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Dinamika

Ketika PPM bergulir mengemuka dinamika di masyarakat. Muncul pro dan kontra, ada sebagian pihak yang pesimis, ada pula yang optimis. Sebagian masyarakat juga mempunyai ekspektasi dan tuntutan sangat besar, sementara PPM baru berjalan dua bulan lebih. Program ini tentu perlu proses untuk melihat hasil capaian, setidaknya dalam 12 bulan.
Dimungkinkan pula terkait dari segi waktu peluncuran program yang nampaknya kurang pas. PPM bergulir menjelang tahun politik, sehingga berpotensi oleh sejumlah kalangan dikait-kaitkan dengan hal-hal yang bernuansa politis.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi situasi ini tak menyurutkan langkah Kang Emil dengan ketulusan untuk tetap konsisten menjalankan PPM meski di awal rintisan bertatih-tatih.
Tak dipungkiri ada banyak tantangan yang harus dihadapi dan perlu diselesaikan dengan baik, di antaranya pentingnya perhatian, pendampingan, dan pemberdayaan pada petani konvensional, juga pada peserta yang tak lolos seleksi PPM sekitar 6.500 orang.
Selain itu pada peserta yang lolos seleksi, tapi ada sebagian yang tak lolos BI checking karena bermasalah pada sistem layanan informasi keuangan (SLIK) peserta, sehingga mereka tak bisa memperoleh bantuan modal kerja melalui KUR.

Visioner

Terlepas dari segala dinamika yang terjadi, PPM merupakan program visioner bagi bangsa ini yang patut didukung. Program ini baru dapat dipetik buahnya dalam beberapa tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
Hasilnya akan sungguh dahsyat apabila ditopang dengan sinergi yang kuat bersama DPRD, maupun semua bupati dan wali kota, salah satunya dalam menekan pengangguran.
PPM akan mewarnai momentum kebangkitan pertanian Jabar, dan terbuka peluang menjadikan provinsi dengan jumlah penduduk terbesar ini sebagai pusat inovasi pertanian di Indonesia.
Setiap tetesan keringat dalam suatu perjuangan dan kerja keras tak akan berakhir dengan sia-sia. Apa yang ditabur itu pula yang akan dituai.
Pemprov Jabar di kuartal pertama tahun 2021 telah menabur benih yang baik di sektor pertanian melalui Program Petani Milenial, yang tentu akan menuai hasil yang baik pula pada waktunya, yang akan memberikan wajah baru dalam pertanian Jabar ke depan menjadi lebih modern, mandiri, produktif, dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT