MOMENTUM PON PAPUA: Semangat Ganda Menutup 2021

Westjavagov
Pencerahan.
Konten dari Pengguna
19 Oktober 2021 8:28 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Westjavagov tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jabar mengunci gelar juara umum PON XX Papua 2021. Foto: Pipin Sauri/Biro Adpim Jabar
zoom-in-whitePerbesar
Jabar mengunci gelar juara umum PON XX Papua 2021. Foto: Pipin Sauri/Biro Adpim Jabar
ADVERTISEMENT
Pekan Olahraga Nasional Papua 2021 telah ditutup dengan pesta kemeriahaan, Jumat (15/10/2021). Ajang multicabang nasional 24 hari yang dapat digelar dengan baik di masa sulit pandemi Covid-19 ini memberikan kepercayaan diri dan energi besar bagi bangsa kita untuk menutup tahun 2021 dengan penanganan pandemi yang lebih baik lagi.
ADVERTISEMENT
Kesuksesan penyelenggaraan PON 2021 tak sekadar menjadi catatan sejarah pertama kali PON digelar di tanah Papua, melainkan juga simbol kebangkitan olahraga Papua dan nasional.
Keberhasilan PON kali ini juga mengukir sejarah penting dilaksanakan di masa pandemi, pasca bangsa Indonesia melewati krisis gelombang kedua Covid-19. Kasus korona akhirnya melandai, dan dibuka ruang lelih luas untuk aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat mulai bulan Agustus sampai saat ini.
Ajang PON XX juga menjadi ruang bagi masyarakat meluapkan kegembiraan setelah hampir satu bulan menjalani pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang sangat ketat pada bulan Juli.
Bagi masyarakat Papua, pergelaran PON juga menjadi kebanggaan karena mereka dapat menyelenggarakan kegiatan akbar olahraga yang diikuti oleh 6.116 atlet dengan lancar dan aman.
ADVERTISEMENT
Bagi kontingen dari 34 provinsi dapat menunjukkan kemampuan dan prestasi terbaik mereka dalam merebut medali dari 37 cabang olahraga dan 11 olahraga ekshibisi yang dipertandingkan.
Dari tiga cabang, yakni angkat berat dan angkat besi, atletik, serta renang, lahir 65 rekor baru yang terdiri dari rekor PON, nasional, Asia Tenggara, dan Asia.
Teristimewa bagi Jawa Barat, ajang PON Papua merupakan momentun yang indah karena provinsi ini dapat mempertahan gelar juara umum PON. Sebelumnya, pada PON XIX tahun 2016 di Bandung, Jabar juga merebut juara umum.
Dengan capaian ini, Jabar telah meraih 5 kali juara umum PON, dan raihan prestasi pada PON Papua mengulang peristiwa 68 tahun lalu, yakni tahun 1953. Ketika itu Jabar mengukir juara umum PON yang digelar di luar daerah, yakni di Medan, Sumatra Utara.
ADVERTISEMENT
Jabar saat itu menyandang predikat juara umum PON dua kali berturut-turut, yaitu pada PON II tahun 1951 di Jakarta, dan PON III tahun 1953 di Medan.

Luar biasa

Capaian prestasi Jabar dalam ajang PON Papua ini sungguh luar biasa karena digapai dalam situasi sulit pandemi.
Apalagi Jabar dengan penduduk terbesar sebanyak 50 juta jiwa menghadapi masa yang berat gelombang kedua korona dengan adanya serangan varian Delta.
Pada awal Juli 2021, saat masa puncak gelombang dua pandemi Covid-19, keterisian tempat tidur (BOR) Jabar sempat menembus 91 persen, bahkan juga terjadi krisis oksigen.
Sejumlah terobosan diambil oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama 27 bupati dan wali kota, di antaranya dengan penerapan pola hulu-hilir dalam upaya mengurangi beban rumah sakit agar tidak kolaps.
ADVERTISEMENT
Selain itu dibentuk pula Posko Oksigen Jawa Barat (Poskibar), yang fokus pada penyaluran bantuan oksigen, baik untuk rumah-rumah sakit kabupaten/kota, maupun pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri. Akhirnya kurva penularan korona dapat melandai.
Patut angkat topi pula buat Jabar atas prestasinya yang mampu merebut juara umum PON di tanah Papua. Padahal tantangannya dobel, selain pandemi, tekanan dari pendukung tim tuan rumah, juga kerawanan masalah keamanan. Kondisi ini dapat mengganggu konsentasi dan psikis atlet.
Namun luar biasa, semua tantangan itu dapat diatasi dengan baik. Salah satu keunggulan Jabar adalah dalam aspek pembinaan yang terarah sejak dini, juga penerapan kejuaraan berjenjang.
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jabar memadukan atlet muda dan senior, atlet nasional yang sarat pengalaman di kejuaraan nasional dan internasional, terutama di cabang-cabang andalan proyeksi emas.
ADVERTISEMENT
Seleksi pun dilaksanakan melalui Pekan Olahraga Daerah (Porda) 2018 guna merekrut atlet yang akan terjun di PON Papua.
Atlet-atlet dari 37 cabang olahraga yang terhimpun, kemudian diterapkan pemusatan latihan yang intens sejak awal 2019.
Atlet tetap berlatih rutin di tengah pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19, meski tempat latihan ditutup, atlet berlatih mandiri.
Selain itu, anak-anak berbakat di bidang olahraga dimasukkan ke Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP).
Jabar mempunyai PPLP yang membina atlet dari 13 cabang olahraga. Pemerintah kabupaten/kota juga mempunyai PPLP di daerahnya masing-masing.

Memetik buah

Sebagaimana ungkapan hasil tak akan mengkhianati proses, Jabar memetik buah dari apa yang telah ditanamnya, yakni proses dari pembinaan yang baik dan terarah. Gelar juara umum dalam genggaman.
ADVERTISEMENT
Windy Cantika, lifter peraih medali perunggu di Olimpiade Tokyo 2020, yang juga atlet dari hasil pembinaan PPLP Jabar turut menyumbang emas bagi Jabar di PON Papua pada nomor 49 kilogram putri.
Dari beberapa atlet Jabar juga lahir pemecahan rekor. Salah satunya dari angkat berat, lifter 52 kilogram putri Jabar, Susi Susanti, memecahkan rekor Asia pada angkatan deadlift dengan angkatan 197,5 kg yang sebelumnya dipegang lifter Taiwan, Chao Yin Jo, dengan 192,5 kg.
Selain itu, atlet tolak peluru putri Jabar, Eki Febri Ekawati, mencatat tolakan 15,77 meter di final tolak peluru. Eki memecahkan rekor PON atas namanya sendiri dengan 14,98 meter pada PON 2016 dan rekornas atas namanya sendiri dengan 15,60 meter pada Kejuaraan Nasional 2017 di Jakarta, 8 Desember 2017.
ADVERTISEMENT

Makna penting

PON ini memiliki makna penting tak saja bagi Jabar yang mampu mempertahankan juara umum, melainkan bagi bangsa kita mengingat ajang ini dapat digelar pasca bangsa kita melewati krisis gelombang kedua pandemi.
Setidaknya ini menjadi momentum menumbuhkan kepercayaan diri, menambah semangat dan motivasi bagi bangsa kita untuk lebih tangguh lagi dalam mengendalikan korona.
Salah satunya dalam waktu dekat adalah menuntaskan vaksinasi Covid-19 sampai penghujung tahun 2021, yakni mencapai kekebalan kelompok, herd immunity, paling tidak 70 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
Target cakupan vaksinasi secara nasional minimal 181,5 juta penduduk, sedangkan bagi Jabar dengan jumlah terbesar minimal 37,9 juta jiwa.
Ini memang suatu tantangan yang tak mudah, tapi bukan tak mungkin dapat terealisasi. Bahkan bagi Jabar, kekebalan kelompok ini jika terwujud seakan menjadi kado bahagia ketiga setelah mampu melewati gelombang dua Covid-19, dan menjuarai PON Papua.
ADVERTISEMENT