Konten dari Pengguna

Jadilah Pencari Masalah

Widy
Tingginya langit belum kuasa digapai, dalamnya laut belum dapat dipijak, dan pikiran manusia tidak pernah berisi yang sama.
11 Agustus 2017 14:14 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Widy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi stres (Foto: Darwin Laganzon/Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi stres (Foto: Darwin Laganzon/Pixabay)
ADVERTISEMENT
Ketika mendengar kata "masalah", apa yang teman-teman terpikirkan? Sesuatu yang negatif? Membebani? Bikin pusing?
ADVERTISEMENT
Pernah terpikir ga kalau "masalah" itu adalah seperti napas, yang membuat hidup kita terus berjalan dan punya tujuan. Masalah itu tidak jelek. Masalah itu baik. Masalah itu memanusiakan.
Setiap hari kita menemukan masalah, baik kecil maupun besar. Apa sih permintaan si masalah itu? Solusi. Diselesaikan, bukan ditinggalkan atau dibiarkan. Hanya dengan menghadapi dan menyelesaikan masalah, kita tidak hanya bertambah kuat, hebat, pintar, tapi juga menjadi manusia.
Kenapa sih gw terus-menerus menyebut kata "manusia"? Jika kita belajar agama, manusia adalah makhluk, yang diberikan berkat akal budi oleh Sang Pencipta. Itu menjadi pembeda manusia dengan makhluk lain. Dan, secara Kristen, manusia itu dianggap rupa atau gambaran Tuhan. Tentu saja kita tidak akan pernah sesuci Dia, tapi Dia mau kita berusaha. Kita mau kita berusaha.
ADVERTISEMENT
Jadi kalau ada masalah, kita harus gimana? Kita harus takut. Bukan takut menjauh, tapi takut mendekat. Apa bedanya? Takut menjauh artinya kita meninggalkan atau mengabaikan. Masalah akan ada di situ terus dan bisa jadi membesar. Tapi jika kita takut mendekat, kita akan menghadapinya dengan penuh perhitungan, termasuk segala macam resiko dan konsekuensi.
Jadi, teman-temanku, be a trouble seeker and solve them. Just like air, problems keep us alive.