Konten dari Pengguna

Kisah Neraka Kecil di Selatan Polandia

Widya Rutami
Full-time mother, half-time diplomat and forever learner.
23 September 2023 10:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Widya Rutami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seketika saya langsung merapatkan winter jacket dan menambahkan lilitan syal di leher untuk menghalang udara dingin yang semakin menusuk kulit. Sembari memicingkan mata melihat ke arah yang ditunjuk pemandu wisata, saya bergidik membayangkan kejadian-kejadian mengerikan di kamp pembantaian Auschwitz kala itu.
Foto kedatangan para tahanan Auschwitz. (Sumber: dokumentasi pribadi).
zoom-in-whitePerbesar
Foto kedatangan para tahanan Auschwitz. (Sumber: dokumentasi pribadi).
Memasuki gedung pertama kamp Auschwitz, seluruh peserta tur dihadapkan pada ruangan kaca yang berisi berbagai koper, sepatu, sisir, pakaian, hingga boneka. Siapa yang menyangka, jika koper dan segala isinya itu menjadi barang terakhir yang dibawa di hidup mereka.
Isi koper tahan Auschwitz. (Sumber: dokumentasi pribadi).
Di ruangan lainnya, bertumpuk peralatan makan hingga sepatu yang dipergunakan para tahanan Auschwitz.
ADVERTISEMENT
Beranjak ke ruangan berikutnya, terlihat timbunan kaleng yang dulunya berisi pestisida Zyklon B sebagai bahan untuk menghabisi banyak nyawa tahanan di kamar gas.
Kumpulan kaleng bekas pestisida Zyklon B. (Sumber: dokumentasi pribadi).
Kengerian-kengerian Nazi juga terlihat di gedung-gedung lain. Ruang gas, ruang eksperimen medis, ruang oven dan ruang penyiksaan lainnya menjadi sejarah bagaimana neraka kecil tercipta di selatan Polandia.
Tahun 1940an, kebanyakan orang akan tiba di kamp Auschwitz menggunakan kereta api, dengan pengharapan untuk hidup lebih baik dari perang. Namun setibanya di tempat tujuan, mereka diminta berbaris untuk kemudian “diseleksi”.
ADVERTISEMENT
Sementara sisanya, akan dipenjara, menjadi tenaga kerja paksa ataupun dimanfaatkan untuk eksperimen medis. Sebagian tahanan kamp disebut sonderkommandos yang bertanggungjawab untuk mengeluarkan mayat dari ruang gas dan membakarnya di ruang oven.
Mereka yang melawan kemudian berusaha untuk melarikan diri dan masuk ke dalam hutan. Banyak yang berhasil, namun tidak sedikit yang gagal.
Yang gagal kebanyakan melarikan diri di musim dingin, dengan suhu mencapai minus 40 derajat dan dengan pakaian tipis tanpa alas kaki. Sulit bagi mereka untuk bisa bertahan di dalam hutan dan di tengah dinginnya Polandia kala itu.
Terletak di selatan Polandia, tepatnya di kota Oświęcim, Auschwitz diperkirakan beroperasi pada tahun 1940 – 1945 dan merupakan kamp konsentrasi pembantaian utama dengan ribuan subkamp lainnya di bawah kendali Jerman Nazi. Tahun 1979, kamp ini masuk ke dalam salah satu Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.
Gedung lokasi eksperimen medis. (Sumber: dokumentasi pribadi).
Hingga kini, jumlah keseluruhan korban Nazi di kamp ini masih diperdebatkan, namun umumnya diperkirakan melebihi 1 juta orang Yahudi, puluhan ribu orang Polandia, ribuan homoseksual, gipsi dan tawanan perang.
ADVERTISEMENT
Auschwitz menjadi saksi bisu dan bukti nyata kekejaman Nazi yang tak boleh terulang dalam sejarah manusia.
Jika berkesempatan mengunjungi Polandia bagian Selatan, kunjungan ke Auschwitz jangan sampai dilewatkan.