Mengenang Tragedi Cirahayu, 24 Oktober 1995

Wiji Nurhayat
Juru tulis mengenai perkucingan, digital marketing, aset kripto, dan perkeretaapian.
Konten dari Pengguna
24 Oktober 2020 14:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wiji Nurhayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tragedi Cirahayu/Dok: Istimewa
Hari ini, 24 Oktober 2020, merupakan salah satu hari yang bersejarah bagi dunia perkeretaapian Indonesia. Tepat pada tanggal 24 Oktober 1995 atau 25 tahun lalu terjadi Tragedi Cirahayu.
ADVERTISEMENT
Sebuah rangkaian kereta api anjlok setelah mengalami malfungsi rem di gradien 25 per mil. Rangkaian yang anjlok adalah rangkaian gabungan antara KA Galuh dan KA Kahuripan.
Rangkaian terdiri dari 2 Lokomotif (CC20105 + CC20175) + 11 K3 (Kereta Kelas 3) + 2 KMP3 (Kereta Makan Pembangkit) dengan jumlah penumpang sebanyak 728 orang (belum termasuk awak ke 2 kereta tersebut).
Kejadian Tragedi Cirahayu ini bermula setelah rangkaian KA Galuh yaitu kereta api kelas Ekonomi yang dijalankan malam hari mengalami kerusakan di Stasiun Cibatu, Garut. KA Galuh terdiri dari 6 kereta dengan jumlah 300 penumpang. Sedangkan di belakangnya ada KA Kahuripan yang berangkat dari Stasiun Bandung pukul 21.30 WIB atau 30 menit setelah KA Galuh meninggalkan Stasiun Bandung.
ADVERTISEMENT
KA Kahuripan terdiri dari 7 kereta dengan 428 penumpang. Kedua KA digabung di Stasiun Cibatu.
Adapun penggabungan dua KA tersebut hanya akan berlangsung hingga Stasiun Banjar. Selanjutnya KA Kahuripan akan meneruskan perjalanan menuju Kediri.
Jadilah kedua kereta api tersebut digabung dengan rangkaian KA Galuh berada di depan dan KA Kahuripan di belakang.
Rangkaian panjang ini berjalan menanjaki lereng terjal petak Warung Bandrek - Bumiwaluya - Cipeundeuy. Saat menuruni lereng terjal di petak Cipeundeuy - Trowek (Cirahayu) terjadi masalah.
ADVERTISEMENT
Rem kereta tidak berfungsi dengan baik yang berakibat rangkaian meluncur turun.
Tragedi Cirahayu/Dok: Istimewa
Saat tiba di KM + 241 tepat di atas Jembatan Trowek sebelum sinyal muka Trowek, rangkaian anjlok. Tiga gerbong kereta kelas 3 yaitu K3-66545R, K3-81701, K3-64531 dan satu kereta makan pembangkit yaitu KMP3-80501 terlempar ke bagian kanan rel.
Ada 1 kereta makan pembangkit yaitu KMP3-80501 berada di dasar jurang sedalam 10 meter. Satu gerbong kereta yaitu K3-93505 terlempar ke arah kiri rel yang jaraknya sekitar 10 meter dan tiga kereta lainnya masing-masing K3-93559, K3-61502, dan K3-67105 masih berada di atas rel walaupun anjlok. Sementara itu, 5 gerbong kereta yang selamat berhasil ditarik ke Stasiun Cibatu.
ADVERTISEMENT
Untuk gerbong kereta yang kondisinya parah dan rusak berat adalah K3-81701. Bagian dinding bagian kiri terkelupas hingga ke belakang, kursi di dalam kereta ini sebagian besar terlepas, darah para korban berceceran di tempat tersebut. Posisi gerbong ini miring ke kanan tertahan tebing berketinggian sekitar 5 meter.
Nasib serupa menimpa ke 2 lokomotif yang menarik kereta tersebut. Lokomotif CC20105 menabrak tebing sehingga bagian depannya hancur. Untuk lokomotif CC20175 posisinya terbalik (kondisi roda berada di atas) dan dinding mengelupas.
Dalam kegelapan malam dan kepanikan, para penumpang berusaha keluar dari dalam kereta. Sayangnya pilihan tersebut salah.
Penumpang kereta yang ada di tengah jembatan mencoba keluar lewat pintu maupun jendela. Tragisnya mereka terjatuh ke dasar jembatan dan terhempas ke sungai.
ADVERTISEMENT
Warga Kampung Sarapat Palumbungan yang berada tak jauh dari lokasi langsung berbondong-bondong memberikan pertolongan kepada para korban. Evakuasi korban sendiri selesai pukul 16.00 WIB.
Akibat Tragedi Cirahayu, KA Cisadane (Bandung - Madiun) dibatalkan. Sementara itu KA Turangga, KA Mutiara Selatan, KA Pajajaran (Bandung - Solobalapan) dan KA Badrasurya (Bandung - Surabaya) memutar melalui Cikampek - Cirebon - Kroya.
Mau tahu cerita lain tentang dunia perkeretaapian Indonesia? Yuk kunjungi website pribadi saya di www.informasikereta.com.